3 🍒

7.1K 560 16
                                    

Rio yakin bahwa ia tidak salah melihat ketika mendapati Andini di depannya. Pria itu juga nampak geragapan. Bingung dan juga senang?

"Apa yang kamu lakukan disini?" Rio berhasil menemukan suaranya, yang di balas senyuman manis Andini. Sesaat itu juga, Rio merasa ada yang aneh dengan dirinya. Jantungnya berdetak sangat kencang mendapati senyum itu terukir untuknya.

"Riko kan temanku," jawab wanita itu. "Gimana kabarmu, Mas?"

Rio nampak salah tingkah. "Aku baik-baik saja..."

Andini mengangguk. "Aku senang bertemu denganmu," ungkap wanita itu.

Ungkapan bernada tulus itu semakin membuat degub jantungnya berdetak kencang. Dia pikir, hanya ia saja yang merasa senang bisa bertemu kembali setelah bertahun-tahun Andini tidak muncul di depannya. Ada getar yang mendebarkan saat seseorang yang sempat ia cintai setengah mati muncul di hadapannya kembali dengan tampilan yang jauh semakin cantik.

"Mas," sapaan Arin berhasil mengembalikan dunia Rio. Pria itu menoleh sesaat ketika sentuhan di lengan Rio.

"Siapa, Mas?"

"Andini Prameswari," wanita itu mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri pada istri Rio.

"Arini," jawab Arin menyalami wanita itu.

"Aku tahu berita kalian di media... istri Mas terlihat jauh lebih cantik jika di lihat secara langsung," puji Andini tulus.

"Terima kasih, Andini. Kamu juga... terlihat lebih cantik daripada di televisi," Arin balik memuji Andini.

Kemudian Andini pergi meninggalkan Rio dan Arin. Wanita itu terlihat menyapa Melinda, ibu mertua Arini yang di sambut baik oleh wanita itu.

"Mami kenal sama Andin, Mas?" Tanya Arin memancing.

"Iya, kenal... kan Mami penggemar berat Andini." Jawab Rio.

"Oh, pantas saja... Mas juga penggemarnya Andini?"

"Hah? Aku? Ya enggak lah..."

Arin nampak melihat reaksi Rio yang gugup sebelum pria itu merangkulnya. Ia sempat melihat ke arah Melinda dan Andini yang nampak sekali welcome saat bersama model papan atas tersebut. Hati kecil Arin sedikit terluka, mendapati ibu mertuanya nampak lebih peduli pada orang lain ketimbang dirinya.

***

Rio memeluk Arin dari belakang saat dilihatnya wanita itu sedang berusaha membuka gaun yang di kenakan.

"Mas," panggil Arin lirih saat Rio mulai menghujani kecupan di tengkuk wanita itu.

"Kamu udah nggak datang bulan, kan?" .
Arin berbalik untuk berhadapan dengan pria itu. Sementara Rio menarik Arin agar lebih dekat dengan pusat intimnya yang sudah membesar bukti gairah pria itu.

"Udah enggak sih... tapi, Mas... kamu beneran kan mau coba program hamil bersama Dokter Rangga?"

Rio nampak berpikir sejenak. "Apa kamu sudah putus asa?"

Arin menggeleng. Sebenarnya mereka sepakat untuk tidak mencoba program hamil dengan cara Inseminasi ataupun bayi tabung selama mereka yakin bahwa keduanya bisa mendapatkannya secara alami. Tapi, akhir-akhir ini Arin merasa ragu. Juga Arin sangat yakin bila mencobanya bersama Dokter Rangga, mereka akan berhasil.

"Kalau kamu mau, kita bisa mencobanya," sahut Rio.

"Kenapa keputusannya ada di aku? Kan Mas juga seharusnya ikut andil dalam hal ini. Sel telurku nggak bisa di buahi tanpa sperma, Mas!" Arin membrengut sebal yang membuat Rio terkekeh gemas sampai-sampai pria itu menghujani Arin dengan kecupan di bibir Arin berkali-kali.

Bittersweet Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang