"Sandra, kamu jangan sembarangan, ya," sergah Syamsuddin.
"Pisahkan mereka berdua, atau perusahaan yang kita bangun akan hancur karena perempuan murahan itu, nikahkan Syam dengan Bela," tegas Sandra.
Syamsuddin tidak mengiyakan permintaan Sandra, yang ia lihat anak laki-laki nya sudah berubah, setelah mendapat ultimatum beberapa waktu lalu. Syamsuddin juga melihat bahwa Syam, mencintai Nadhira.
Tok tok tok
"Masuk!" Ucap Syam dari dalam.
"Papa," panggil Syam.
"Dhira kemana?" Sahut Syamsuddin.
"Pergi pah, Syam sudah gagal pa, gagal!"
Syam terkulai lemah di lantai, Syamsuddin mendekati Syam. Menghela napas, sebelum mengatakan sesuatu. Dilihatnya anak keduanya itu frustasi, Syamsuddin tidak pernah melihat Syam sefrustasi sekarang.
"Mama bilang akan mengurus semuanya, sebagai gantinya, kamu akan bercerai dengan Nadhira, dan menikah dengan Bela," ujar Syamsuddin.
"Pa! Syam nggak mau kehilangan Dhira, Syam cinta sama Dhira, Pa ...," Ucap Syam. Setengah berteriak.
"Seharusnya kamu tahu, konsekuensi apa sebelum berbuat, Syam,"
"Syam tidak melakukan itu, toloong pa, Syam mohon jangan pisahkan Syam dengan Dhira," ucap Syam. Memohon.
Tring tring!
Ponsel Syamsuddin berdering, ia ambil ponsel dari saku jasnya, tertera nama Nadhira di sana. Segera ia angkat.
"Halo, Assalamu'alaikum," sapa Syamsuddin.
"Oke, take care, Papa izin kan," tambah Syamsuddin. Berbicara dengan orang yang ada di seberang telepon. Kemudian menutup teleponnya.
"Pa, itu Dhira kan, apa katanya, Pa?" Sahut Syam.
"Syam, mau telepon dia, pinjam ponselnya pa, pinjam–" Syam berusaha untuk merampas ponsel milik ayahnya, karena Nadhira tidak mau menerima telepon atau membalas chat darinya.
"Syam! Cukup ya, tenangkan diri kamu, renungkan semuanya, kalau sudah tenang, dan tahu tindakan apa yang akan kamu lakukan, kamu boleh ngomong sama papa," sentak Syamsuddin.
Tak lama kemudian isak tangis menggema di seluruh ruangan, seperti anak kecil yang kehilangan mainannya. Syam menangis, menyesali perbuatannya di masa lalu. Yang mengabaikan Nadhira, dan berbuat curang pada istrinya.
Syamsuddin sengaja membiarkan Syam merilis semua emosinya, mungkin tindakan Nadhira kali ini akan membawa kebaikan untuk anaknya. Syamsuddin tidak tega melihat kondisi Syam seperti ini. Namun, kadang semuanya diperlukan karena pemimpin yang kuat, adalah pemimpin yang mempunyai prinsip yang kuat, juga berpegang teguh pada prinsip itu.
"Dhira bilang ke papa akan mengambil cuti," sahut Syamsuddin.
"Sampai kapan, Pa?"
"Dia tidak bilang sama papa sampai kapan, fokus dengan anniversary perusahaan kita, siapkan diri kamu. Papa akan kenalkan dengan kolega-kolega Papa," ujar Syamsuddin.
Tawaran yang diberikan Syamsuddin pun sudah tak menarik lagi bagi Syam. Jabatan, yang dulu sangat ia inginkan, menjadi tak ada artinya lagi baginya. Syam hanya ingin Nadhira kembali padanya untuk saat ini.
**"Maaf, anda tidak boleh masuk resort, Nona, Ibu Sandra melarang anda untuk datang ke sini," ucap security. Menahan Alexa di lobi.
"Saya calon istri Tuan muda Syam, kamu berani ya sama saya!" Sentak Alexa.
"Maaf Nona, sekali lagi maaf, kami tidak bisa mengizinkan anda masuk," sahut security.
Alexa menyerah, karena tenaganya tidak sebanding dengan dua security yang ada di hadapannya. Perempuan yang memakai dress diatas lutut dengan blazer itu mendengus kesal, atas tindakan yang tidak mengenakan untuk dirinya hari ini.
"Nyonya," ucap dua security. Sembari mengangguk tanda hormat, setelah melihat Sandra muncul dari belakang Alexa.
Refleks Alexa memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat, menghadap Sandra. Sesampainya di hadapan Alexa, Sandra melepaskan kacamata hitam besar yang ia pakai, diikuti dengan Bela di sampingnya.
"Huh!" Sandra menghela napas kasar. Mengayunkan tangan pelan, isyarat untuk kedua security untuk menjauh.
"Nggak ada kapoknya ya, kamu," sindir Sandra pada Alexa.
Alexa membusungkan dada angkuh, melipat kedua tangannya di depan dada, menatap tajam Sandra juga Bela.
"Bikin repot saja, jangan datang ke sini lagi!" Gertak Sandra.
"Wow wow wow, yakin anda mau mengusir saya, Nyonya? Setelah melihat video yang saya putar tempo hari?" Alexa kembali menggertak Sandra.
Dengan senyum smirk-nya, Sandra mengelilingi tubuh Alexa, melihat dari atas sampai ke bawah. Dengan tatapan merendahkan.
"Kamu salah memilih lawan," bisik Sandra. Membuat Alexa mengepalkan kedua tangannya.
"Cih!" Alexa berdecis. Kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.
"Saya akan mengupload-nya ke internet, kalau anda berani macam-macam sama saya!" Ancam Alexa.
Bukannya takut, Sandra malah terkekeh mendengar ancaman Alexa. Perempuan paruh baya itu mendekat ke arah Alexa.
"Coba saja, saya pastikan kamu menyesal telah berlawan dengan saya. Siapa kamu, berani bermain api dengan saya?" Sahut Sandra.
"Ooh, Anak seorang pengusaha yang terlilit utang di beberapa bank besar, yang terancam rumahnya tersita, dan ibu yang mempunyai gengsi tinggi, yang rela melakukan apa saja demi uang, ckckck," tambah Sandra.
Deg!
Alexa tertegun, darimana Sandra tahu semua tentang keluarganya, Alexa hanya bisa diam, kepalanya sibuk menyusun rencana, agar rencana sebelumnya berjalan lancar.
"Shut up! Saya akan upload video itu sekarang!" Ancam Alexa.
"Coba saja." Sandra bertepuk tangan. Memberikan kode pada seseorang.
Tak lama kemudian ada seorang pria keluar membawa tablet, memutar video CCTV yang ada di kamar, tempat Alexa merekam semua video itu. Alexa semakin geram dibuatnya, rencananya gagal untuk melangkah lebih jauh, untuk saat ini.
"Ututu kenapa mukanya jadi pucat? Pria ini kan yang merekam kamu? Kaget ya, kaget ya? Saya sudah bilang kan! Jangan coba-coba berlawankan saya!" Ujar Sandra. Penuh ketegasan.
Tak ada pilihan lain, Alexa terpaksa mundur, dan memilih untuk pergi dari tempat ia berdiri. Perhitungannya meleset. Sekarang ia harus memutar otak lagi, untuk mendapatkan uang segera, karena hari ini adalah jatuh tempo pembayaran utang papanya.
**"Saya sudah bereskan semuanya, sekarang giliran kamu, selesai segera perceraian Syam dengan perempuan kampung itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NADHIRA CHAIRUNNISA
General FictionFOLLOW DULU YA BESTIE, SEBELUM BACA !! Hatur nuhun :) Nadhira Chairunnisa, gadis dengan mata hazel, yang dibesarkan oleh kakeknya. Kecelakaan besar membuat Nadhira menjadi yatim piatu. Kehadirannya di rumah kakeknya mendapatkan penolakan dari anak...