BAB 28; kompak sakit.

1K 138 7
                                    

KOMEN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KOMEN. 

YU KOMEN YANG BANYAAAKKKK.

'ღ'-'ღ'-'ღ'

Beberapa jam kemudian setelah Emak Yaya pulang seusai berpaitan untuk berhenti, saat ini Jenara masih galau. Banyak diam setelah beberapa saat yang lalu nangis-nangis bombay karena akan jauh dari Emak Yaya.

"Udah Jen, kamu galau gitu kaya di ghosting cowo aja."

"Kamu ghost nya," caci Jenara mengelap hidungnya yang keluar ingus, hal yang lucu di mata Jefrian.

Mereka udah ada di kamar, anak-anak tentunya udah tidur bahkan dari sebelum Emak Yaya pulang tadi.

Jenara dan Jefrian udah tidur dalam ranjang yang sama, setelah melewati drama per-ngidam-an Jenara kemarin, akhirnya mereka bisa dekat-dekat lagi.

Berada di selimut yang sama, sebab suasana dan cuaca malam ini cukup dingin, mengingat ini sudah masuk pada musim penghujan. Jenara mengadah, menatap pipi Jefrian yang berlubang, lalu menekannya. "Kok bisa kamu cacat gini yang sialnya malah bikin makin ganteng sih, Jeff?" Gumam Jenara masih meraba-raba bahkan menusuk-nusuk pipi sang suami.

"Ngga tau lah, emang takdir orang ganteng mah gini. Kalo pipi kamu gede ya Jen, bikin enak di cubitnya, haha."

Jenara mencebik malas, "biarin. Tapi kan, si kembar ngikutin aku pipinya!"

"Iya, gembul."

"Mereka yang gembul, aku mah engga!"

Jefrian tertawa, "apanya yang ngga gembul? Badan kamu udah gede itu, pipinya juga. Bagian mana coba yang ngga gembul? Coba kasih tau aku."

Jenara menunduk sedih, barusan Jefrian mengatakan bahwa dia gendut, kan?

"Aku jelek ya Jeff?"

Jefrian terheran, tiba-tiba sekali berucap demikian. "Ngomong apa?"

"Ih, telinga kamu ada dua, masih paham bahasa manusia kan?!"

Mode maungnya udah on, Jefrian harus berhati-hati.

"Iya, maaf ya..." Jefrian mengusap-usap dahi Jenara, beberapa waktu yang lalu, perempuan itu pernah meminta diusap-usap dahinya agar kantuk cepat datang dan memudahkan dia untuk tidur.

"Jawab, Jeff. Aku jelek ya? Kata kamu badan aku udah gaada sisi ga gembulnya, berarti badan aku udah bengkak semua ya?" Jenara melengkungkan bibir di bawah.

Sedangkan Jefrian yang tadinya santai sedang tertawa lantas menghentikan tawanya itu.

Jenara memang baperan sekali semenjak hamil ini.

"Engga gitu, maksud aku, badan kamu udah berisi, berarti dede yang di perut kamu tumbuh dengan baik. Gitu maksudnya, sayang..." Jawab Jefrian hati-hati.

Keluarga Dadakan [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang