BAB 43; kuasa Jefrian

792 142 14
                                    

haloooo???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


haloooo???

ini termasuk aku update lebih awal dari jam biasa, ngga, sih??

ayooo, komen yang banyak ya cintakuuu~! aku nungguuu spam komennya❤️❤️

komen aja kalo ada kata-kata yang rancu/aneh, lagi-lagi belum aku teliti lagi *mmf yhhh.

selamat membacaaa.

***

Jefrian berjalan tergesa menuju ke sebuah rumah sederhana untuk mencari seseorang. Jefrian mencari Raya.

Jefrian mengetuk pintu rumah tersebut dengan tidak sabar, lalu di buka oleh wanita paruh baya yang sangat ia kenal.

"Eh, nak? Ada apa ini? Tumben sekali, ayo masuk..." Sambut si pemilik rumah, Emak Yaya.

Jefrian mengangguk walau dalam hati emosinya belum juga reda, dia masuk ke dalam dan duduk di kursi ruang tamu seperti yang Emak Yaya persilahkan kepadanya.

"Jadi ada apa, nak?"

Jefrian mengambil napas, bersiap berbicara sehalus yang ia bisa walau dalam hati tidak ingin berlaku demikian. Tetapi Jefrian harus selalu berperilaku sopan kepada orang yang sudah selalu baik terhadapnya dan keluarganya. Masalahnya sekarang bukan dengan Emak Yaya, tetapi anaknya.

Emak Yaya pun menyadari sikap Jefrian yang tidak biasanya. Kali ini Jefrian datang dengan mata berkilat amarah, terlihat buru-buru dan tidak tenang. Jauh dari gerak-gerik pemuda itu biasanya.

"Raya mana?" Tanya Jefrian tanpa basa-basi. Emak yang mendengar pertanyaan itu mengerutkan dahi, "memangnya Raya udah ngga kerja di rumah kamu, nak? Raya akhir-akhir ini memang tidak pernah pulang ke rumah, tapi Emak kira, walaupun ngga pulang ke sini, dia masih bekerja di sana..." Jawab Emak Yaya jujur.

Melihat ekspresi Jefrian dengan dahi mengkerut, seperti tidak yakin dengan penuturannya, Emak Yaya berusaha menjelaskan dengan jujur kepada pemuda tampan di depannya ini. "Raya udah ngga pernah pulang ke rumah Emak. Emak juga ngga tau apa sebabnya, Emak ngga tau kenapa. Emak cuma berpikir bahwa Raya udah punya kontrakan sendiri. Tapi walau begitu, Raya juga ngga pernah datang ke sini buat sekedar ambil pakaiannya atau barang-barangnya. Raya pergi, kaya hilang dari jangkauan Emak." Jelas Emak Yaya. "Emak juga mencari, berusaha mencari dan terus berharap supaya anak Emak pulang, tapi sampai sekarang belum menemukan jawabannya." Lanjut beliau.

"Ngga pernah liat Raya?" Tanya Jefrian lagi.

"Pernah, waktu itu di depan minimarket juga. Tapi, dia menghindar waktu Emak panggil dan kejar. Dia lari, Emak juga bingung..." Jawab Emak Yaya.

Jefrian terdiam, dia berpikir, pasti Raya berusaha kabur setelah melakukan banyak kejahatan terhadap keluarganya. Jefrian yakin itu.

"Kalau Emak boleh nanya, kenapa Jefrian nyari Raya juga? Jefrian menuntut tanggung jawab bekerjanya dai ya, nak? Emak selaku Ibunya minta maaf kalau Raya ngga bertanggung jawab dan ngga bisa pegang kepercayaan kalian." Ucap Emak Yaya tidak enak hati.

Keluarga Dadakan [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang