BAB 42; jujur.

699 149 44
                                    

update karena book ini ternyata ada di #4 jaehyun hahaha seneng banget! makasih yaaaa, semua!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

update karena book ini ternyata ada di #4 jaehyun hahaha seneng banget! makasih yaaaa, semua!

aku masih sangat amat mengharap banyak komentar kalian. apapun itu tolong tumpahkan di semua cerita yang aku tulis, karena aku seneng bangettt demi apapun baca komentar kalian satu per satu. (spam/bacot apapun semau kamu di sini, ya. pwiessss)

terakhir, selamat membaca. maaf kalo ada typo karena memang aku belum cek lagi. nanti pasti akan aku perbaiki kesalahan penulisannya. selamat malam!!!

***

Akhirnya dengan segala pertimbangan, dokter mengizinkan Jenara pulang setelah berbincang serius dengan suami pasien. Dokter mengatakan bahwa sebenarnya Jenara memiliki sebuah trauma kecil yang bisa saja muncul sewaktu-waktu apabila kejadian yang membuatnya terluka atau sedih terputar di otaknya. Maka dari itu dokter menyarankan pada Jefrian untuk menjauhkan Jenara dari hal-hal yang tidak di sukai oleh sang istri untuk menjaga pikirannya. Dan Jefrian pun menyanggupi karena saat ini istrinya sendiri yang memohon untuk pulang.

Di jalan menuju kediaman Jefrian dan Jenara, Jenara hanya diam di pelukan suaminya. Sedangkan Malvendra menyupir duduk sendirian di depan. Kalau di hari atau waktu biasa Malvendra akan menggerutu sebab dirinya dijadikan nyamuk diantara kedua pasangan itu, tetapi kali ini pemuda tampan itu hanya diam karena mengerti keadaan kakak iparnya sedang tidak baik. Yah, walaupun dia tidak tahu penyebab pastinya.

"Kamu ngga pa-pa? Ada yang lagi dipikirin?" Tanya Jefrian sembari mengusap-usap punggung tangan Jenara dengan lembut.

Jenara hanya diam saja, dan menggeleng.

Pikiran Jenara sekarang ini hanyalah apa yang akan dilakukan Raya setelah gagal mencelakai dirinya. Apakah wanita itu akan lebih nekat dan berani melukai orang-orang yang ada di rumah? Jenara takut, sebab ternyata Raya menyimpan rasa tidak suka atau benci terhadap dirinya sehingga berani melakukan apapun untuk mecelakainya kemarin sampai dia dan suaminya harus kehilangan calon anak mereka. 

Dan Jenara baru tahu saat itu juga bahwa Raya itu jahat. Raya tidak baik dan tidak setulus yang ia kira. Jenara selama ini salah.

Pun, kepada Emak Yaya, Jenara juga menaruh curiga. Bagaimanapun mereka adalah sepasang Ibu dan anak yang bisa saja merencanakan sesuatu untuk membahayakan dan membuat Jenara dan keluarganya hancur. Bisa saja Emak Yaya ikut andil dalam kejahatan ini. Jenara juga takut pada orang yang sempat dia sayangi, hormati, dan anggap sebagi Ibu sendiri. Dia ragu, tidak menyangka akan terjadi peristiwa seperti ini yang disebabkan oleh orang asing yang menjelma sebagai seorang malaikat di depannya. Jenara menduga Emak Yaya juga jahat kepadanya.

"Jangan mikirn apapun, ingat sama janjimu, ya? Semua bakal baik-baik aja, sayang..." Jenara mengangguk mendengar kalimat yang diucapkan oleh sang suami. Kemudian perempuan itu merasakan bahwa Jefrian sedang mencium ujung kepalanya.

Keluarga Dadakan [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang