BAB 37; fausse-couche

652 130 38
                                    

halooo, setelah kemarin ada drama wp, akhirnyaaaa aku bisa kembali lagi huhuhu😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

halooo, setelah kemarin ada drama wp, akhirnyaaaa aku bisa kembali lagi huhuhu😭😭

jangan lupa support aku dengan komentar sebanyak-banyaknya. makasih sebelumnyaa!🫶🏻

sebelumnya, aku minta maaf kalo bab kali ini jauh dari perkiraan kalian, atau jauh dari permintaan kalian.

selamat membacaaa~

️❤️❤️❤️

Jefrian memasuki rumahnya yang tidak di kunci. Dahinya sontak mengernyit karena tumben sekali pintu rumahnya ini dibiarkan begini saja—tidak di kunci maksudnya. Dan, merasa semakin heran karena sama sekali tidak ada sahutan dari dalam. Tidak ada suara sama sekali.

Semisal anak-anaknya tidur, setidaknya dalam hari biasa istrinya pasti menyahut atau menyambutnya pulang—jika dia tidak kerepotan dengan suatu keadaan. Tapi, kali ini, Jefrian tidak juga mendapat jawaban salam bahkan melihat sang istri yang menyambut kepulangannya dari kantor.

Jefrian menduga-duga dalam hatinya, mungkin si kembar gembul kesayangannya tengah tidur, dan Jenara terlalu fokus di dapur sampai tidak mendengar salamnya.

Jefrian pulang dari kantor pukul enam lebih tiga puluh menit atau pukul setengah tujuh petang. Sedikit bersyukur juga sebab perjalanannya lancar tanpa kendala ataupun mengalami kemacetan sehingga tidak menghambat waktu pulangnya. Hatinya juga cukup senang karena dia bisa pulang setidaknya tiga puluh menit lebih awal dari waktu pulang seperti janji yang ia ucapkan tadi pagi pada istrinya.

Tanpa rasa curiga Jefrian masuk ke dalam rumah setelah mengunci pintu utama lalu memasuki kamarnya dan mendapati si kembar yang tengah pulas tertidur di atas ranjang. Narendra dan Jenandra terlihat lebih lucu dan menggemaskan dengan pakaian panjang yang warnanya senada walaupun berbeda, tetapi model pakaiannya tetap sama. "Duh gemes banget pentol-pentol gue."

Lelaki itu mendekat dan mencium kedua anaknya dengan gemas, "Ayah sama Buna begadang lagi nanti malam, kayanya." Karena mereka berdua sudah tidur cukup awal, yang pastinya nanti malam akan terbangun, dan otomatis dia dan Jenara juga harus bangun untuk menjaga keduanya.

Netra nya menyapu seluruh bagian kamar dan tak menemukan presensi Jenara. Dalam hatinya dia bertanya-tanya, cukup khawatir juga karena Jenara tidak menghampirinya sama sekali.

Jefrian melepas jas yang ia pakai dan di gantung pada gantungan pakaian di belakang pintu yang sudah di sediakan, lalu masuk ke kamar mandi di dalam kamar mereka tanpa melepas kemejanya. Kemejanya akan ia lepas di dalam dan di letakkan pada tempat pakaian kotor. Jenara memang sengaja memisahkan tempat jas yang sudah dipakai dan kemeja suaminya—bertujuan agar jas kerja Jefrian tidak terlalu kusut dan tidak cepat rusak.

Setelah selesai mandi, dan keluar dari kamar mandi rasa khawatirnya semakin menjalar dari dalam hatinya. Dia keluar dari kamar dan mencari-cari keberadaan Jenara. Sepulangnya bekerja, dia benar-benar tidak mendengar adanya suara lain dari dirinya sendiri. Dia berkeliling rumahnya sendiri, namun tidak mendapati Jenara. Bahkan di dapur seperti perkiraan awal tadi pun, tak ada. Jenara tidak berada di sana.

Keluarga Dadakan [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang