part ini serem banget masa tiba-tiba acak-acakan padahal udah di atur?? tapi udah di benerin kok, semoga ngga ada kesalahan lagi😭😭
selamat malam!
jangan lupa tinggalkan komentar kalian sebanyak-banyaknya yaa!!❤️
selamat membacaaa!
💗💗💗
Dengan terburu-buru, Jefrian melangkah masuk ke dalam rumah milik Berlian, kekasihnya. Tadi sore, Berlian meminta untuk Jefrian datang ke rumahnya karena akan membicarakan sesuatu yang penting katanya. Dan karena pukul tujuh malam kerjaan kantornya sudah selesai, Jefrian langsung meluncur menuju rumah Berlian.
Dia ketuk pintu Berlian dan terdengar suara dari dalam dengan volume yang cukup keras, "masuk aja, aku di kamar!"
Jefrian melenggang masuk ke dalam rumah-kamar Berlian sesuai dengan perkataan perempuan itu. "Sayang, mau ngomong apa?" Jefrian melihat ke arah Berlian yang sedang duduk di headboard dengan selimut yang menutupi kakinya. "Kamu sakit?" Jefrian bergerak duduk di sisi tempat tidur Berlian dan membelai pipi kekasihnya dengan lembut. "Kamu ngga apa-apa kan?" Tanya nya khawatir.
Tangan Berlian menggenggam telapak Jefrian yang sedang menangkup pipinya, "aku ngga apa-apa, sayang. Aku kangen..." Ucapnya manja.
Jefrian mengangguk dan tersenyum, "aku juga." Balasnya kemudian melanjutkan, "kamu ada mau bilang sesuatu kan, katanya? Mau bilang apa?"
"Aku mau ke Panama, Jef."
Jefrian mengernyit, "kapan? Kenapa baru kasih tau?"
"Permintaan Mama aku. Besok pagi, aku pergi." Jawab Berlian.
"Oh, ya ngga apa-apa kalo gitu, besok aku antar ke Bandara deh. Pokoknya permintaan orang tua harus di prioritaskan." Ucap Jefrian santai. "Hati-hati ya? Di sana berapa hari? Biar nanti aku jemput kamu dan anter kamu ke Bandara." Tanya Jefrian lagi.
Jefrian menunduk sambil mengusap air mata yang mendadak turun di pipinya. Dia menutupi tangis dari Jefrian. "Ngga usah di anter, Jef, aku bisa sendiri kok. Papa juga ada jemput aku buat bawa ke sana."
Jefrian mengangguk mengerti, "pokoknya kamu hati-hati di Panama besok." Pesan Jefrian yang diangguki oleh Berlian.
Keduanya terdiam, kemudian Jefrian sadar bahwa Berlian terisak kecil, "sayang, ada apa?"
"Aku pergi lama Jef, ke Panama. Kamu jangan nunggu aku," Ucapnya sambil terisak di depan Jefrian. Berlian tidak kuat menahan tangis dan isakannya lagi.
Bagi Berlian, rasanya berat sekali meninggalkan Negara yang ditempatinya sejak kecil dan penuh kenangan ini. Tetapi apa boleh buat? Berlian harus mengikuti kemauan orang tuanya demi kebaikan banyak orang. Tidak apa-apa untuk Berlian yang berkorban, asalkan orang tuanya senang. "Aku di jodohin sama anak temen Mama aku. Dua bulan lagi aku nikah Jef,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Dadakan [END]✅
Ficción GeneralKita tidak pernah tahu apa yang akan semesta lukiskan untuk hidup kita.