selamat malam semuaaa!
komentar yang banyak yaa! akuu tunggu, selalu🥹🫶🏻
'ღ'-'ღ'-'ღ'
"Jen, maafin gue."
Jefrian mendatangi Jenara yang sedang memasak di dapur untuk sarapan mereka pagi ini. Hari ini hari Minggu, dan Jefrian tidak ke kantor, dan juga tidak memiliki niat untuk keluar rumah.
Kejadian kemarin juga membuat Jefrian kaget. Sejahat itukah Jefrian?
Jefrian menyesal karena tidak menepati perkataannya untuk tidak mabuk kala itu, tetapi malah dia yang paling banyak minum. Dalam hati dia takut Jenara marah dan menjauhi dirinya. Jefrian tidak mau hal itu terjadi.
"Jen... maaf..." Ulang Jefrian tetapi lagi-lagi tidak mendapat tanggapan.
Jenara malah melenggang pergi ke meja makan sambil menuangkan tumis kangkung yang dia masak dengan lauk ayam goreng dan tempe goreng. Ada juga kerupuk sebagai pelengkap.
Perempuan itu duduk di kursi yang biasa dia tempati saat sedang sarapan dengan Jefrian berdua, lalu mengambil nasi dan sayur serta lauk untuk dimakan dirinya sendiri. Jenara mengabaikan Jefrian.
"Jen,"
"Berisik." Ucap Jenara singkat. "Makan." Perintahnya kemudian.
"Jen, gue minta maaf."
"Mau berapa kali pun lo minta maaf, gue tetep sakit hati!"
"Tapi waktu kejadian itu gue ga sadar! Gue mabok!" Suara Jefrian meninggi untuk membela diri.
"Gue tau! Tapi apa maaf lo itu bisa balikin gue jadi kaya dulu? Engga Jef. Gue sakit, gue takut sama lo yang waktu itu! Gue jijik sama diri gue sendiri yang disetubuhi sama laki-laki yang membayangkan perempuan lain."
Alis Jefrian berkerut, dia bingung apa yang Jenara maksud. "Ngga paham kan lo?! Asal lo tau, lo setubuhi gue berulang kali, dan berulang kali juga lo sebut nama Berlian."
"Lo pake badan gue tapi pikiran lo cuma berpusat ke Berlian. Lo pake gue, perkosa gue seakan-akan gue ini kaya pelacur! Persis pelacur. Lo ketawa waktu gue kesakitan, lo ngigau dengan nyebut 'aku sayang banget sama kamu Berlian,' gue berasa cuma dijadiin pemuas nafsu lo Jef. Semua puncak pikiran lo ada di Berlian. Lo panggil-panggil nama Berlian, Berlian, Berlian, Berlian bahkan waktu gue nangis kesakitan karna ulah lo."
"Jen, gu-"
"KENAPA LO NGGA PERKOSA AJA BERLIAN?!"
Jefrian mencengkram tangan Jenara. Dia ngga terima sama ucapan Jenara barusan, kata-kata itu seakan Jenara mandang Berlian jelek dan rendah. Dan Jefrian engga suka saat kesayangannya direndahkan. "Gue ngga suka lo ngomong kaya gitu Jenara. Lo berkata demikian seolah mandang Berlian rendah. Seolah mandang Berlian pantas di perkosa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Dadakan [END]✅
Fiksi UmumKita tidak pernah tahu apa yang akan semesta lukiskan untuk hidup kita.