BAB 34; nekat.

680 133 21
                                    

⚠️KAWASAN WAJIB (BANGET) KOMENTAR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️KAWASAN WAJIB (BANGET) KOMENTAR.

komen yang banyaak🥺🥹

kalau ada typo, tolong tandai ya. terima kasih!❤️

***

"Menurut kamu, kalo anak kita lahir nanti, lebih mirip siapa? Aku atau kamu?" Tanya Jenara saat mereka sedang berduaan di dalam kamar mereka. Jenan dan Naren sudah tidur sejak tadi, mungkin karena kelelahan sebab seharian tadi mereka aktif sekali dan tak bisa diam.

"Kayanya lebih dominan mirip aku kali. Kan aku yang bikin."

Jawaban nyeleneh dan asal dari Jefrian membuat Jenara kaget dan langsung menyerang perut suaminya dengan cubitan kecil. "Ngawur banget jawabannya. Dede denger tau!"

"Ya biarin lah. Kan emang Ayah yang memproduksi," jawab Jefrian santai setelah mendesis karena cubitan pada perutnya. Jenara mendelik sebal, sedangkan Jefrian tergelak melihat ekspresi dari istrinya yang menurutnya lucu.

"Ngga sabar nunggu dede. Pengen liat secara langsung," ujar Jenara.

"Iya, sabar, nunggu dua bulan lagi, kan."

Jenara berdecak, dia menoleh melihat ke arah Jefrian. "Aku udah masuk delapan. Satu bulan lagi!"

Bola mata Jefrian membulat. Perasaan baru buat kemarin? Udah gede segini aja. Berarti kurang lebih satu bulan lagi Jefrian bertemu dengan janin—oh, bukan janin lagi sebutannya. Ralat, berarti kurang lebih sebulan lagi Jefrian dan Jenara akan bertemu dengan anak mereka, calon penghuni baru rumahnya yang akan tambah meramaikan rumah ini. Makin ngga sabar.

"Kamu ini suami macam apa. Masa ga tau umur kandungan calon anaknya,"

"Ya aku mana tau, yang. Urusanku kan banyak. Ada ngurus kerjaan, ini itu, dan lain-lain."

"Iya, ihh aku kan cuma bercandaa~!"

Jefrian terkekeh. Ini bumil satu kok auranya masih tetap lucu gini ya.

"Hehehe, tapi Jeff, aku pengen sesuatu deh,"

Mati dah.

Jefrian menelan ludahnya susah payah. Kalo si Buna udah bilang begini, nasib Jefrian tidak bisa dikatakan baik. Nasibnya ditangan Jenara.

Jangan Ya Allah~. Dede jangan minta sesuatu, Nak. Tolong Ayah ya De...

"Kok diem aja? Ngga boleh ya?"

"Iya, boleh. Mau minta apa, hm? Tapi jangan aneh-aneh ya, sayang."

Jenara tersenyum manis, "ngga aneh-aneh kok!" Jawab Jenara riang.

"Oke..." Jefrian udah lemes, beneran deh. Semoga beneran ga aneh-aneh. "Jadi, pengen apa?"

"Sebentaaaarr~!" Jenara berdiri dan beranjak dari ranjang, perempuan itu berjalan menuju meja riasnya dan mengambil sebuah rak kecil susun tiga. Itu tempat alat-alat make up punya Jena.

Keluarga Dadakan [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang