BAB 20; semuanya mengerti.

894 154 39
                                    

yoww wasaappp!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yoww wasaappp!

sehat semua kan??

BAB INI KAWASAN WAJIB SPAM KOMEN!! (bab lainnya juga sie..)

selamat membaca dan semoga menikmat!

'ღ'-'ღ'-'ღ'

Jefrian dan Jenara sampai di rumah milik keluarga Jefrian lalu mengetuk pintunya dan di sambut oleh Mamanya. "Eeeh, menantuku ikut?"

Jefrian memutar bola mata malas, "aku anakmu iki, ora di sapa toh Ma?" (Aku anakmu ini, engga di sapa toh Ma?)

"Halah, nyapa kamu itu hal biasa. Ora perlu di sapa-sapa. Mama nyapa menantu ae, kamu ki ra di jak." (Halah, nyapa kamu itu hal biasa. Ngga perlu di sapa-sapa. Mama nyapa menantu aja, kamu itu ngga di ajak.)

Tanpa banyak bicara, Jefrian langsung masuk ke dalam rumahnya dan membiarkan Jenara jalan beriringan dengan Mama di belakang sana.

"Jena apa kabar?"

"Baik Ma, Mama gimana?"

"Seperti yang kamu lihat, Mama juga baik." Ujar Vina sambil tersenyum lebar.

"Papa mana Ma?"

"Oh, Papa sama Malven lagi mandiin si kembar. Abang sama Kakak itu kalo udah liat Malven manja banget sama Om nya." Jelas Vina yang membuat Jenara terkekeh, lalu duduk bersama dengan mertuanya itu pada sofa ruang tamu.

"DAAAA!" Jenan berlari walau dengan langkah yang lambat dan acak mendekat ke arah Jenara. Mana belum pake baju lagi.

"Heh, Kakak pake baju dulu ini buset langsung lari aja!" Dari belakang sana, Malvendra mengejar Jenan dengan langkah cepat sambil ngomel-ngomel, tangannya membawa baju atasan warna biru punya Jenan.

"Kakak, kenapa lari-larii? Belum pake baju hiii malu~!" Jenara membawa Jenan ke gendongannya dan dia angkat tinggi sehingga seperti melayang di udara, Jenan mah nurut aja sambil cekikikan sampai-sampai bayi itu tidak sengaja menepuk perut Jenara dengan tangannya pelan, yang buat seseorang yang dipanggil dengan sebutan Buna itu tersentak kaget.

"Kok di pukuuul perut Buna~?" Tanya Jenara pada si bungsu. Hanya bercanda, dia juga tahu Jenan tidak akan sengaja melakukan itu. Dia memaklumi karena Jenan masih kecil.

Jenan balas ucapan Jenara sambil geleng-geleng kepala gemes.

"Abangnya mana Ma?" Tanya Jefrian kepada Mamanya.

"Abang lagi mandi sama Papa." Bukan Mamanya yang menjawab tapi Malvendra. Dia duduk di sisi Jefrian dengan napas ngos-ngosan, cape bro mandiin Jenan yang engga bisa diam. Untung saja Abangnya sama Papa, kalo sama Malvendra sendiri lama-lama bisa tertekan dia.

Keluarga Dadakan [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang