51 : 퍼즐 - Puzzle

170 7 3
                                        

Ada beberapa atau bahkan sangat banyak teka-teki yang terus mengelilingi Chaeyeon, berbagai petunjuk juga datang membuka jalan bersamaan dengan masalah besar yang seolah berjanjian, menutup lagi jalan yang awalnya terbuka, membuat banyak hal terabaikan sampai pada akhirnya benar-benar kehilangan kuncinya.

Bisa dibilang gadis bernama Anh Yujin cukup untuk dimasukkan kedalam daftar orang-orang paling berpengaruh dicerita ini, posisinya yang ternyata menyimpan banyak rahasia yang juga ikut terkubur bersama kematiannya yang tragis membuat cerita ini akhirnya menjadi tak tentu arah, simpang siur tanpa ada yang bisa meluruskan selain dirinya sendiri dihidupkan kembali.

Namun hal itu tentu diluar nalar, meskipun memang dari awal juga sudah banyak hal diluar nalar yang terjadi. Sebut penulisnya gila jika sampai yang mati bisa hidup kembali, layaknya drama yang berputar-putar pada suatu masalah padahal sebenarnya ada jalan keluar, pada akhirnya membuat rasa bosan dan akhirnya pergi ditinggalkan.

Beruntung, kisah ini tidak semenyedihkan itu karena kunci lain selain Yujin kini ada didalam genggaman tangan Jungkook yang sedang frustasi ketakutan sendiri, karena merasa dirinya tak yakin bisa bertanggung jawab menciptakan happy ending atau sekedar menemukan titik terang agar tidak sakit kepala.

Nyatanya, Jungkook memang tak sehebat itu, kini malah dirinya yang jadi sakit kepala. Ditambah Chaeyeon terus memaksanya untuk memberikan flashdisk itu.

Bukan ini yang Jungkook mau, rencananya hanya ingin pergi saja, kabur dari kota ini, kembali ke kampung halaman, membuang bukti kecil itu kesungai atau menghancurkannya saja hingga lebur dan selesai.

Toh Seokjin juga sudah tidak terlalu berambisi seperti dulu, pikirnya.

Namun, menolak lupa bahwa ada yang mirip seperti Seokjin, yaitu Chaeyeon. Wanita itu sama ambisiusnya dengan Seokjin, bahkan dari sudut pandang Jungkook sendiri sebenarnya bisa dibilang Chaeyeon dan Seokjin itu sama, Chaeyeon versi perempuan dari Seokjin dari segi sifat dan karakter.

Dan, tentu saja pada akhirnya Jungkook kalah, ia menyerah. Diberikannya flashdisk itu pada Chaeyeon. Dan membiarkan wanita itu menontonnya dikamar sendirian.

Sudah ber jam-jam sejak Jungkook memberikan benda pipih itu, Chaeyeon tak kunjung keluar dari kamar. bahkan hari sudah berganti menjadi pagi yang remang-remang dengan matahari yang mengintip ingin bersinar--subuh menjelang pagi.

Jungkook tidak membuat keributan dengan memaksa Chaeyeon membuka pintu, atau mendobrak karena justru akan menimbulkan masalah baru yaitu takut Seokjin tahu.

Sungguh, Jungkook lemas, ia merosot didepan pintu kamar Chaeyeon, duduk dilantai kerena kelelahan menunggu.

Sementara didalam Chaeyeon menggigit kukunya sembari menonton rekaman seperti sebuah rekaman cctv yang tanpa warna yang terpasang disudut ruangan.

Ruangan dengan nuansa kamar yang tampak jelas karena terpampang tempat tidur disana. Seorang pria sedang mencoba mempertahankan diri dari todongan pistol seorang wanita berambut panjang, yang ingin membunuh pria itu namun malah tak sengaja malah ia yang tertembak. Chaeyeon menutup mulutnya karena terkejut, namun tangannya kembali turun kebawah kala menyaksikan didetik berikutnya, sang pria malah menambahkan satu tembakan tepat dikepala wanita itu untuk benar-benar melumpuhkannya.

Chaeyeon kebingungan mencari siapa yang antagonis diantara mereka. Tapi yang jelas yang mati disana tak hanya satu orang, tapi juga ada wanita lain yang sudah lebih dulu bersimbah darah diatas kasur dengan kepala yang juga dilubangi peluru. Chaeyeon tahu siapa 2 orang yang sedang ia saksikan, namun tidak dengan wanita yang barusan tertembak, ia berusaha mencerna, mengais demi sedikit kepingan puzzle namun tetap nihil karena kepingan yang ia miliki masih memerlukan kepingan lain--masih banyak yang perlu ia cari.

Pun ia melanjutkan risetnya meski tangannya ikut bergetar menyaksikan hal gila seperti seorang detektif yang menonton video bukti sebuah kasus terbesar dinegara.

Sampai akhirnya, sebuah dobrakan pintu membuat Chaeyeon sangat tersentak hingga berteriak, dadanya dipacu berkali-kali lebih cepat. Seokjin tiba-tiba sudah berada diambang pintu kamar yang dibuka paksa barusan.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanyanya.

Sementara Chaeyeon tak punya jawaban akan hal itu. Keheningan menyapu mereka bertiga, jangan lupakan Jungkook yang juga tak kalah kepo, ia berdiri dibelakang Seokjin.

Ketiganya mendengarkan suara yang berasal dari video yang masih diputar itu, Chaeyeon mencoba tenang, tak buru-buru menutup laptop, ia ingin menciptakan situasi dimana ia tadi hanya menonton film aksi lalu, ia takut Seokjin akan curiga mengingat Jungkook saja ia sengaja kuncikan diluar, semuanya karena ia ingin menontonnya sendiri dulu, Chaeyeon ingin mengambil keputusan tentang bagaimana kedepannya. Pernyataan dari Jungkook bahwa dirinya juga terlibat cukup membuatnya sakit kepala.

Chaeyeon mencoba tersenyum pada Seokjin, ia menarik bibirnya membentuk lengkungan manis, sembari bertanya.

"Kenapa masuk seperti itu, oppa? Kau bisa mengetuk saja." Ucapnya tenang, namun nyatanya ketenangan yang Chaeyeon buat berakhir sia-sia, Seokjin segera mendekat kearahnya, melihat apa yang wanita itu sedang lakukan.

Atau lebih tepatnya, apa yang wanita itu sedang selidiki.

Chaeyeon memejamkan matanya seperti orang yang tertangkap basah, ia pasrah saja, lagipula sejauh apapun ia terlibat, ia yakin bahwa dirinya tak akan pernah jadi lawan bagi Seokjin karena selama ini ia merasa sudah sangat setia.

Namun bunyi tembakan keras berasal dari video itu membuka Chaeyeon langsung membuka matanya.

Lagi-lagi ia terkejut, pasalnya ada putri kecil Seokjin muncul disana.

Chaeyeon memajukan kursinya, ia kembali memutar adegan yang barusan terlewat, melihat hal itu, Jungkook buru-buru mendekat.

"Siapa pria itu? Kenapa ia mencoba membunuh gadis kecil itu juga? Mereka siapa noona?" Tanya Jungkook.

Chaeyeon mematung tak menjawab.

Jungkook bertanya lagi. "Yang diranjang itu istrinya Seokjin Ahjussi kan? Lalu yang barusan tertembak karena berusaha menolong itu ibunya Namjoon. Jangan bilang gadis kecil itu--"

"Gadis kecil itu adalah putriku." Ucap Seokjin menyahut kilat Jungkook yang belum selesai.

Chaeyeon menatap Seokjin. "Kau bisa mengenalinya?"

Seokjin mengangguk pelan. Rahangnya mengeras tajam, bahkan kini tangannya bergetar karena ia genggam hebat.

Dalam situasi ini, Jungkook satu-satunya orang masih terheran-heran, ia menutup mulutnya seolah sudah menemukan fakta besar mengejutkan. Beberapa detik berikutnya Jungkook menurunkan tangannya dan berkata ;

"Tapi gadis kecil itu Anh Bomi, putri angkat Kim Namjoon." Ucapnya, bukan lagi seolah tapi memang fakta besar mengejutkan.

Wajah Seokjin pun berubah, ia mengerutkan dahinya, seolah tak percaya apa yang Jungkook katakan, lebih tepatnya bagaimana bisa ia mengatakan kalimat asal begitu saja. "Apa maksudmu?" Tanya Seokjin.

"Aku pernah melihat foto masa kecil Bomi di dompet dan buku sekolahnya, bahkan dikamarnya juga ada, aku pernah kekamarnya untuk menonton film horor bersama, yang waktu itu!" Ucap Jungkook sangat yakin.



----

Dulu klo gasalah kayaknya ad satu org yg nebak dikomen klo Bomi anakny Seokjin😂 iya, kamu benar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wild Feeling | KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang