Setelah melarikan diri dari Jisoo , Jennie memilih duduk di bawah pohon rindang tengah memberi ASI pada bayi nya.
"Minum yang banyak sayang biar cepat besar seperti Eomma."
Cuup
"Eomma sayang kamu."saat Jennie sedang asik berbicara dengan bayinya, tiba-tiba datang segerombolan anak-anak membawa bola.
"Hei ! Lihat lah itu ada orang gila. Ayo kita lempari dia sesuatu."ucap salah satu dari anak itu memprovokasi teman-teman nya untuk menyakiti Jennie.
"Iya , ayo."seru dari mereka lalu mulai melempar sesuatu ke arah Jennie, entah itu bola , sepatu , botol air mineral , bahkan ada yang melempari Jennie dengan batu.
Buk buk buk
"JANGAN, JANGAN. PERGI!!"Jennie berteriak sambil memunggungi mereka agar bayinya selamat tak mendapatkan luka sedikitpun.
Dalam diam dan bibir nya yang terus bergerak , bayi itu menatap Jennie penuh arti. Tangan mungilnya terangkat ke atas lalu menepuk-nepuk pelan pipi mandu wanita yang ia anggap adalah ibunya.
Jennie menoleh dan melihat bayinya tengah tersenyum. Hati Jennie kian menghangat , dan entah datang keberanian dari mana wanita pembawa bayi itu berdiri membawa ranting pohon kecil yang ia ambil dari samping nya lalu mulai menyerang anak-anak nakal yang telah menyakiti nya tadi.
Plak plak plak
"Nakal nakal nakal."ucap Jennie saat membalas dendam nya pada anak-anak yang telah melukai nya dengan memukul pantat , tangan , kaki , punggung dan kepala anak-anak nakal itu.
"AAAAAAAAAAAAA dasar gila , ini sakit sekali. Ayo kita pergi dari sini sebelum ia kembali mengamuk."teriak salah satu dari mereka terkena pukulan yang Jennie layangkan.
Teman-teman nya mengangguk setuju lalu pergi meninggalkan tempat tersebut. Setelah anak-anak itu pergi Jennie bersorak senang atas kemenangan nya.
"Horeee menang , kita menang nak Kita menang!!"pekik Jennie dan bayi itu tertawa ikut merasakan kebahagiaan ibunya.
-
-
-
Kantor Polisi Pusat*
Jisoo tengah mengintrogasi Tuan Kang dengan berbagai pertanyaan.
"Jadi mengapa anda melakukan itu, Tuan Kang?."tanya Jisoo dengan mata fokus melihat ke arah komputer mencatat kasus yang baru saja ia tangani hari ini.
"Ayolah Nona Polisi, tentu saja kau pasti tau bukan jika aku melakukan itu karena tidak nyaman dengan kehadiran wanita gila itu. Dan bukan kah seharusnya kalian sebagai petugas kepolisian membantu kami menangani masalah orang gila ini yang sering menyusahkan masyarakat sekitar?"
"Lagi pula.. aku hanya memukuli nya kan? Orang gila itu juga masih hidup dan aku tidak jadi menyiram nya dengan air panas, lalu untuk apa anda menahan saya di sini terlalu lama Nona?"Jisoo menghentikan aktivitas nya membuat laporan lalu menatap datar Tuan Kang di depan nya.
"Tuan Kang! Kalau saya jadi anda , saya lebih baik mengakui kesalahan saya dari pada semakin malu karena terus saja mengelak dari kesalahan sendiri."
"Memang benar tugas kami sebagai Polisi membantu masyarakat, tapi! Jika kami menemukan adanya tindak kekerasan apalagi jika hal itu terjadi di tempat umum, kami tidak bisa diam saja. Maka dari itu saya menahan anda di sini."jawab Jisoo membuat Tuan Kang geram sendiri.
"Hei , Nona berseragam. Jika memang benar seperti itu kenapa hanya saya yang di tangkap? Seharusnya kalian juga menangkap orang gila itu karena dia lah sumber dari semua masalah ini."geram Tuan Kang tak terima bahwa ia harus di tahan hanya karena masalah sepele.
Jisoo menghela nafas panjang lalu bersandar pada kursi nya. "Tuan Kang , Kami tidak dapat menangkap orang yang telah kehilangan akal sehatnya. mereka kebal akan hukum. Apapun yang mereka lakukan meski membunuh sekalipun , mereka tak akan bisa mendapatkan hukuman penjara maka dari itu saya tidak menangkap nya tadi."
"Ck! Omong kosong. Lalu untuk apa gelar mu sebagai seorang Polisi jika tidak bisa berlaku adil seperti ini terhadap ku."bentak Tuan Kang berniat menyerang Jisoo namun Seokjin datang bersama temannya menahan tubuh Tuan Kang agar tidak melukai Jisoo.
"Saya sudah mengatakan nya kan tadi? Jika saya ataupun seluruh Polisi yang ada di muka bumi ini di kumpulkan, kami tetap tidak akan bisa menangkap orang dengan keterbelakangan mental seperti nya. Jika anda tau hukum seharusnya anda tau akan hal itu. dan berhubung anda berniat melukai saya, saya pastikan hukuman anda akan di tambahkan setelah ini. Oppa , Bawa dia."
"Baik , Jisoo."Seokjin dan temannya membawa Tuan Kang secara paksa ke dalam jeruji besi , sementara Jisoo memijat pelipisnya yang berdenyut nyeri.
"Huft ! Jadi Polisi itu tidak lah se'menyenangkan yang di bayangkan orang-orang."
-
-
-
Di tempat lain*
"Terima kasih sudah datang ke konser ku, sampai jumpa di lain waktu Yeoreobum."ucap seorang penyanyi wanita melambaikan tangan nya pada fans nya karena konser telah berakhir.
Penyanyi wanita itu turun dari panggung langsung mendapat hadiah rangkaian bunga dari sang Manager.
"Selamat atas konser pertama mu setelah setahun vakum, Rose-ya."ucap sang Manager membuat wanita bernama Rose itu tersenyum lalu menerima rangkaian bunga tersebut.
"Terima kasih Hyeri Unnie. Tolong bilang pada semua orang untuk tidak menemui ku dulu , aku lelah dan butuh istirahat sejenak setelah melakukan konser Solo ini."
Manager itu mengangguk lalu menjawab."Tentu saja, istirahat lah lebih dulu dan jangan terlalu memikirkan nya lagi karena keputusan mu saat itu sudah sangat tepat , Rose-ya."setelah Manager itu pergi dengan meninggalkan Rose yang terdiam menunduk mengingat sesuatu.
"Huft..."helaan nafasnya kisah terdengar begitu menyakitkan, dengan langkah pelan dan tak bertenaga Rose masuk ke dalam ruang rias ingin menenangkan diri.
Berjalan ke arah sofa lalu duduk di sana dan mengambil sebuah foto di dalam tas miliknya.
"Tapi kenapa hati ku berkata lain Unnie, Aku sangat menyesali nya."
Bersambung
Jeng jeng jeng 🤣 bisa ada yang menebak ada apa dengan Rose?

KAMU SEDANG MEMBACA
Eomma ( Revisi )✔️
General Fiction"Yang ku tahu dia adalah Eomma ku" "Tidak Lisa tidak. Aku lah ibumu, bukan dia." "Hiraukan orang gila ini sayang. Ayo kita pulang sekarang" "Tidak tidak, jangan bawa putri ku.." "LISAAAAA"