Saat ini Jennie masih di Rumah Sakit karena Lili terpaksa harus di Rawat inap untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut terhadap lehernya yang cidera.
Ya ! Leher anak itu cidera dan Dokter Seungwan terpaksa memasang kan cervical collar ( gips pada leher ) anak itu.
"Eomma , Lili mau pulang.."rengek Lili meminta pulang. Namun Jennie tak memperdulikan nya dan lebih memilih fokus mengupas buah Apel.
"Eomma dengar Lili tidak sih? Atau jangan-jangan telinga Eomma bermasalah ya sehabis mengamuk tadi."tutur Lili langsung mendapat hadiah berupa pelototan tajam dari ibunya.
"Siapa yang mengajari Lili berbicara tidak sopan seperti itu?"tegas Jennie membuat Lili menunduk takut.
"Maafkan Lili , Eomma. Lili tidak bermaksud untuk melukai hati Eomma dengan pelafalan bahasa yang Lili ucapkan."sesal Lili mendongak kembali dengan susah payah menatap sang ibu.
Jennie menghela nafas panjang lalu mengusap lembut kepala putri asuhnya itu.
"Eomma pasti akan memaafkan Lili, tapi Lili janji ya? Jangan mengatakan hal seperti itu lagi nak."mohon Jennie di jawab berupa anggukan pelan dari Lili.
"Baik Eomma. Lili janji setelah ini akan menurut dengan Eomma."jawab anak itu.
Beberapa saat kemudian pintu ruang inap Lili terbuka, muncul lah Rose di sana membawa parsel Buah. Sontak Jennie berdiri dari duduknya menaruh dengan kasar pisau dan Apel yang tadi ia kupas di nakas meja lalu berjalan menghampiri MANTAN SAHABAT NYA dulu.
"Mau apa kau datang kemari?"ucap Jennie dingin
"Aku hanya ingin menjenguk putri ku"jawab Rose dengan tatapan sendu nya mengarah ke arah Lili yang terbaring lemah di Hospital bad yang ia tiduri saat ini.
"Putri? Berapa kali aku harus bilang padamu Rose , jika Lili adalah PUTRI ku."tekan Jennie sengaja menekan kata putri di penghujung kalimat nya.
"Unnie , harus kah aku melakukan tes DNA dengan yang kau sebut PUTRI MU? agar kau tidak lagi meragukan ku sebagai ibu kandung dari Lili."tegas Rose membuat Jennie gelisah karena terancam.
"Aku tidak butuh bukti tes DNA itu. Cepat keluar dari sini atau-"
"Eomma.."panggil Lili berhasil menghentikan pertengkaran di antara kedua ibunya.
Jennie yang mendengar panggilan itu langsung berjalan cepat menghampiri putri nya. Rose hanya terpaku di tempatnya tanpa bergerak sedikitpun.
"Iya sayang , ini Eomma. Lili membutuhkan sesuatu?"tanya Jennie di jawab anggukan kecil dari Lili lalu hari telunjuk nya mengarah ke arah Rose yang masih di ambang pintu.
Jennie mengikuti kemana arah jari telunjuk Lili , setelah tau Rose lah yang menjadi tujuan nya ia kembali menatap putri kecilnya itu.
"Ada apa dengan nya hm? Apa Lili merasa terganggu akan kehadiran nya sayang? Katakan saja sayang nanti akan Eomma usir sekarang juga."
Sakit.
Hati ibu mana yang tidak sakit jika harus di pisahkan dari putri kandungnya sendiri? Itu lah yang di alami Rose saat ini.
"Lebih baik aku pulang saja. Seperti nya kehadiran ku di sini tidak lah di butuhkan sama sekali."lirih Rose dalam hati. Saat ia berbalik hendak pergi, Lili justru memanggil nya.
"Mammy.."
Deg
Rose terpaku sejenak di tempatnya sebelum akhirnya ia berbalik arah kembali menghadap Lili dengan mata berkaca-kaca
"Kamu bilang apa tadi nak?"tanya Rose dengan suara bergetar menahan rasa haru di hatinya.
Justru di salah artikan oleh Jennie yang tidak suka dengan sikap Rose yang terlihat lemah seperti ini.
"Dia pasti hanya ingin mencari muka di depan putri ku. Ck!!"decih Jennie tak suka di dalam hati ia memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Aku tidak akan mengulangi nya lagi kecuali engkau mendekat. Kemarilah ! Aku ingin berbicara dengan mu Nyonya."jawab Lili sedikit tidak sopan karena tidak memanggil Rose dengan sebutan Mammy melainkan 'engkau' atau 'Nyonya'
Rose mengangguk patuh lalu berjalan mendekat ke arah Lili dengan perasaan campur aduk. Ia berdiri di sisi kiri Lili sementara Jennie berada di sisi kanan anak itu.
Lili tersenyum menatap kedua ibunya. Ia meraih punggung tangan Rose dan juga Jennie lalu menyatukan nya sambil berkata
"Kalian berdua adalah ibuku. Kalian berdua adalah wanita tangguh yang di pilih oleh Tuhan untuk menjaga ku di Dunia ini, jadi aku mohon pada kalian berbaikan lah kembali. Aku memang tidak tau permasalahan di antara kalian itu sebesar apa, Tapi.. bisakah kalian berbaikan demi aku?"
"Ya / tidak."jawab Jennie dan Rose bertolak belakang.
Kedua wanita itu saling pandang sejenak sebelum akhirnya Jennie memutuskan kontak mata secara sepihak. Rose tersenyum tipis memaklumi sikap Jennie yang acuh tak acuh padanya, karena ia sadar memiliki banyak salah terhadap ibu asuh dari putri nya itu.
"Mammy akan coba berdamai dengan masa lalu demi kamu sayang. Tapi Mammy tidak tau apakah Eomma mu akan menerima nya dengan baik atau tidak itikad baik Mammy untuk berbaikan kembali dengan Eomma mu."selesai Rose berbicara begitu Jennie langsung menjawab dengan cepat
"Siapa bilang? Aku mau kok. Aku akan memaafkan mu demi Lili."
"Nah ! Begini kan Lili jadi senang melihat nya. Ayo sekarang Eomma dan Mammy berpelukan di depan ku."seru Lili bersorak kegirangan melihat kedua ibunya sudah berbaikan kembali.
Dengan ragu Rose berjalan ke sisi sebrang lalu memeluk Jennie sesuai dengan apa yang Lili ingin kan. Akan tetapi.. rupanya semua ini hanya lah sandiwara Jennie saja yang tidak ingin mengecewakan putri mereka.
"Jangan kau fikir aku benar-benar memaafkan mu Rosie. Sampai kapanpun aku akan tetap membenci mu."
Bersambung
Kalian dah bosan ya sama cerita ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Eomma ( Revisi )✔️
Narrativa generale"Yang ku tahu dia adalah Eomma ku" "Tidak Lisa tidak. Aku lah ibumu, bukan dia." "Hiraukan orang gila ini sayang. Ayo kita pulang sekarang" "Tidak tidak, jangan bawa putri ku.." "LISAAAAA"