Bab 51

1.3K 253 22
                                    

Drap drap drap drap

Suara langkah kaki memenuhi koridor Rumah Sakit. Dia adalah Jennie Lee yang baru saja di beritahu oleh Seungwan jika Lili di larikan ke Rumah Sakit oleh seseorang.

"Unnie, apa yang terjadi pada Lili? " Tanya Jennie pada Seungwan yang baru saja keluar dari ruang IGD mengecek kondisi Lili di dalam sana.

"Tenang lah Jennie. Lili hanya pingsan biasa karena terlalu shock saat kepalanya terkena lemparan bola. " Jelas Seungwan membuat Jennie bernafas lega.

"Syukurlah... ! Lalu siapa yang membawa putri ku kesini? " Tanya Jennie lagi. Dan Seungwan terlihat bingung karena pria yang tadi membawa Lili sudah tidak ada di ruang tunggu.

"Unnie, kau mencari siapa? "

"Pria itu Jen. Pria yang membawa Lili ke sini. Apa mungkin dia sudah pergi ya? Padahal tadi aku menyuruh nya untuk tetap menunggu disini. " Jawab Seungwan bingung tak mendapatkan siapapun di sana selain mereka berdua.

"Jadi ada seorang pria yang menyelamatkan Lili? Aku harus mencari tahu nanti siapa dia. " Gumam Jennie dalam hati.

"Ah iya Jen. Ku dengar kau akan mengizinkan Lili untuk ikut bersama dengan Rose ke Australia. Apakah kau yakin dengan keputusan mu itu? "

"Maksud Unnie apa berbicara seperti itu? " Jawab Jennie balik bertanya.

"Yaa.. Bagaimana ya Jen mengatakan nya agar kau mengerti. Yang jelas aku sangat tidak menyukai Rose. Kau juga tau sendiri kan jika Rose sudah menelantarkan Lili? Lalu apa kau tidak pernah berfikir jika Rose ingin merebut kembali putri kandung nya dari tangan mu? "

"Dia pasti tau betul jika ia tidak akan bisa mengambil kembali putri nya dari tangan mu dengan begitu mudah nya. Lili pasti akan menolak keras dan tidak mau ikut bersama dengan nya, maka dari itu ia berdalih akan memberi hak asuh Lili sepenuhnya untuk mu. Padahal ia ingin mengambil kembali hak asuh Lili dari tangan mu Jennie karena ia percaya bahwa hukum akan berpihak kepada nya."

"Unnie. Kau tau dari mana soal itu? " Kejut Jennie karena Seungwan tau tentang pembicaraan nya dengan Rose malam tadi.

Seungwan menarik nafas sebentar sebelum akhirnya menjawab.

"Sebenernya semalam Lili menghubungi ku dan menceritakan semua yang ia lihat dan dengar dari pembicaraan mu dengan Rose. Maka dari itu aku mengetahui semuanya. "

"Unnie, sebenarnya aku-"

"Jen.. "Potong Seungwan lebih dulu sambil menepuk pundak Jennie pelan.

"Tolong pikir kan kembali keputusan mu itu. Masih ada waktu untuk merubah keputusan mu. Kau bisa masuk ke dalam menemui Lili sekarang karena ia sudah sadar. tapi.. , tolong jangan membuat nya tertekan eoh? Ku lihat anak itu menampung begitu banyak pikiran di dalam kepalanya sehingga kondisinya jadi drop seperti ini. " Setelah berucap seperti itu Seungwan pergi menjalankan tugasnya sebagai seorang Dokter.

Sementara Jennie menunduk merenungi semua perkataan Seungwan yang baru saja menceramahi dirinya sama seperti Lili tadi malam.

"Apa benar aku membuat keputusan yang salah? "

-

-

-

Dan tempat lain. Rose sedang mengemasi pakaian nya di dalam koper. Terlihat dari raut wajahnya ia begitu bahagia karena akan mendapatkan hak asuh Lisa sepenuhnya tanpa perlu membagi perhatian putri nya itu terhadap orang lain. Meski itu adalah Jennie yang notabene nya adalah ibu asuh dari putri nya.

Ia tau ia egois. Dan caranya ini salah dengan membohongi Jennie. Tapi mau bagaimana lagi? Obsesi nya ingin memiliki Lisa sepenuhnya telah mempengaruhi nya untuk bertindak di luar batas. Dan untuk  resiko kedepannya.. ? Biarkan itu menjadi urusan nya nanti.

"Sebentar lagi kita akan menjadi ibu dan anak yang sesungguhnya, Lisa-ya. "

-

-

-

Jennie membuka pintu ruang IGD dan terlihat lah Lili yang sudah sadarkan diri sedang duduk termenung di brankar menatap jendela dengan pandangan kosong.

Sungguh hati Jennie merasa tercubit melihat Lili yang seperti ini.

"Lili.. " Panggil Jennie membuat Lili menengok ke arah nya sebentar lalu kembali menatap jendela di ruangan itu.

"Mengapa Eomma datang kesini? Bukan kah Lili tidak penting lagi bagi Eomma , sehingga Eomma ingin membuang ku ke tangan Mammy? "Seru Lili tanpa menatap balik ibunya.

Jennie menghela nafas sebentar sebelum akhirnya mendekat dan menarik perhatian Lili dengan cara berdiri di depan anak itu.

" Sayang! Tatap Eomma. "Ucap Jennie mengarahkan pandangan putri nya agar menatap dirinya.

" Lili marah hm karena Eomma mengambil keputusan tanpa memikirkan perasaan Lili? "

"Eomma minta maaf akan hal itu nak. Eomma di butakan oleh kasih sayang Eomma yang begitu besar kepadamu.

"Eomma hanya tidak ingin kehilangan kamu sayang. dan di saat ibu kandung mu menawarkan sesuatu yang sangat menjanjikan, tanpa sadar Eomma mengambil nya tanpa berunding terlebih dahulu dengan Lili. "

"Eomma minta maaf sekali lagi nak. Eomma berjanji tidak akan melepaskan mu bersama dengan siapa pun itu tanpa persetujuan mu lebih dulu nak. Maafkan Eomma eoh? "

Greb

"Hiks hiks akhirnya Eomma sadar juga. Eomma tau? Lili takut tidak bisa bertemu lagi dengan Eomma jika Lili ikut bersama dengan Mammy hiks. Lili takut itu terjadi Eomma. "

"Maafkan Lili selama ini menjadi anak yang egois karena sering menentang keputusan Eomma. Lili hanya tidak ingin berpisah dari Eomma karena Eomma adalah segala nya bagi Lili. "

"Lili tidak ingin hidup mewah dan bergelimang harta bersama dengan Mammy jika meninggalkan Eomma sendirian di sini tanpa kehadiran Lili di sisi Eomma. Lili benar-benar tidak bisa membayangkan hal itu hiks, semua itu seperti mimpi buruk bagi Lili. Lili tidak mau Eomma."

"Nde , arra-arra." Sahut Jennie mengusap lembut kepala Lili dan membiarkan anak itu terus mengoceh menyuarakan isi hatinya.

"Eomma , Lili tidak mau terpisah dari Eomma. Lebih baik kira hidup kesusahan seperti dulu asalkan kita tetap bahagia dan bersama-sama. "

"Eomma. Ayo kita pergi saja dari sini. Kita menjauh dari semua orang dan hidup berdua saja di suatu tempat seperti dulu. Bagaimana? Eomma mau kan? " Lili menatap penuh harap ibu nya. Namun gelengan kepala dari Jennie memutuskan harapan anak itu.

"Tidak sayang. Kita tidak perlu pergi kemanapun. Hanya seorang pengecut yang akan lari dari masalah. Lili tidak mau kan di sebut seorang pengecut? "

"Tidak mau. Tapikan Eomma, Mammy itu jahat ingin memisahkan kita berdua."

"Tidak boleh berbicara seperti itu sayang.  kita akan tetap disini. Kita hadapi semua ini bersama-sama ya? Kita beri pengertian kepada Mammy mu agar ia mengerti jika kita tidak bisa di pisahkan begitu saja. Jika ia ingin membawa Lili maka harus membawa Eomma juga ikut bersama dengan kalian. Bagaimana? Apa kamu setuju?"

"Nde Eomma , aku setuju. Mari kita temui Mammy sekarang juga."

"Nde, ayo sayang. "

                           Bersambung

Ayo ramaikan 😌 gue udah bosan soalnya nulis ni cerita pengen ku tamatkan dengan segera deh 🤣


Eomma ( Revisi )✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang