Jennie pov.
Selepas kepulangan Rose dari Apartement ini aku termenung sendirian di balkon memikirkan kembali tawaran dari Rose sebelum nya.
Jika di pikir-pikir lagi tawaran itu akan menguntungkan bagi ku kedepannya. Lili akan menjadi putri ku secara sah. Tapi kenapa jauh di lubuk hati ku aku merasa jika semua ini tidak benar?
Kenapa aku merasa bahwa aku akan kehilangan Lili untuk selamanya?
Ada apa ini Tuhan? Tolong beritahu aku firasat apa ini sebenarnya.
Greb
Tiba-tiba sebuah tangan kecil memeluk pinggang ku dari belakang. Saat aku menoleh sedikit ke belakang ternyata itu adalah Lili. Putri ku.
"Kenapa bangun lagi hm? " Tanya ku mengusap lembut punggung tangan nya yang masih memeluk erat pinggang ku.
"Bagaimana bisa Lili tidur nyenyak jika tidak di peluk lebih dulu sama Eomma?" Jawabnya merengek manja padaku.
Ini yang aku sukai dari Lili yang baru. Setelah kami keluar dari Rumah Kosong itu, bukan hanya secara materi yang berubah dalam kehidupan kami tapi sifat putri ku ini jadi semakin berubah dalam hal baik.
Meski sering kali ia keras kepala. Tau sifat manja dan dewasanya jauh lebih dominan setelah aku di nyatakan sembuh dari gangguan kejiwaan ku.
Kehadiran Lili bukan hanya menggantikan posisi putra ku, tapi ia adalah segalanya bagi seorang Jennie Lee.
Hanya dia yang ku punya di saat semua orang menjauh dari ku. Senyum nya membawa cahaya bagiku yang terjerumus dalam kegelapan.
Suaranya selalu menuntun ku ke jalan yang benar. Pernah sekali aku kecolongan kehilangan dia saat bayi, aku panik, aku marah, Dunia ku seperti hancur berkeping-keping bahkan jauh lebih hancur saat aku kehilangan karir ku dulu.
Dia adalah malaikat kecil ku yang di kirimkan oleh Tuhan untuk membuat ku sadar kembali jika di Dunia ini aku tidak lah sendirian. Masih banyak orang yang menyayangi ku meski banyak pula yang membenci ku. Tuhan tau apa yang di butuhkan oleh ku sehingga ia mengirim kan sosok malaikat kecil berbentuk bayi yang ku temukan di tempat pembuangan sampah dulu.
Kini..
Setelah manis pahit itu aku jalani bersama nya, dapat kah aku melepaskan ia ke dalam pelukan ibu kandung nya walaupun itu hanya sesaat?
Tidak tidak. Aku tidak bisa melakukan itu. Aku tidak bisa kehilangan Lili lagi untuk yang kedua kalinya.
"EOMMAAA" aku tersentak mendengar suara melengking Lili di samping ku.
"Iya sayang, kenapa? " Tanya ku mengusap lembut pipi nya yang semakin tembam saja.
"Seharusnya aku yang bertanya, Eomma sebenarnya kenapa? Aku lihat seperti banyak pikiran saja. Aku panggil sejak tadi sama sekali tidak menyahuti ucapanku."jawabnya dengan bibir mengerucut lucu.
Aku tertawa kecil melihat nya lalu ku daratkan ciuman singkat di bibir mungilnya.
Cuup
" Eomma tidak apa-apa sayang. Hanya sedikit kepikiran tentang perkataan Mammy mu. "Jawab ku jujur dari sekarang dari pada ia tahu dari orang lain akan menjadi masalah untuk ku kedepannya.
" Mammy? Memang apa yang di katakan wanita egois itu. "Celetuk nya langsung ku beri dia sentilan kecil di dahi.
Tak
" Aduh ! Eomma kenapa menyentil ku? "Ujar nya bersidekap dada dengan wajah kesalnya.
" Itu karena kamu nya nakal. Tidak punya sopan santun lagi terhadap orang tua. "Jawab ku tak kalah kesal nya.
" Tapi kan memang benar Mammy itu adalah wanita egois yang tidak memiliki prinsip dalam hidup nya. Aku jadi menyesal di lahirkan oleh wanita seperti nya. "
"Lili" Tegur ku tak suka dengan perkataan nya.
Meski aku juga tidak menyukai keegoisan yang Rose miliki tapi tetap saja Lili tidak boleh berkata kasar tentang ibu kandung nya sendiri. Walau bagaimana pun juga Rose lah yang sudah mengandung dan melahirkan anak itu.
Meski aku hanyalah ibu asuh bagi Lili. Tapi aku harus memberikan nya pelajaran hidup tentang tata krama. Mana yang baik dan buruk yang boleh dan tidak boleh ia lakukan.
"Wae Eomma? Bukan kah aku berkata benar? Mammy itu adalah wanita egois. Di kasih hati malah minta jantung. Sudah di beri kesempatan untuk memperbaiki diri dan menjalin hubungan yang baru, ia justru ingin memisahkan aku darimu. "
Mata ku membelakak terkejut mendengar pengakuan Lili barusan. Tak pernah ku bayangkan jika Lili mendengar percakapan di antara kami.
"Jadi Lili mendengar semua itu ya? " Tanya ku di balas anggukan kecil darinya. Dengan mata berkaca-kaca ia kembali berbicara menyuarakan isi hati nya.
"Eomma mungkin boleh tertipu akan tipu muslihat nya. Tapi aku tidak akan mau ikut dengan Mammy kemanapun ia pergi. Aku mau tetap bersama dengan Eomma saja disini. dan hanya Eomma yang aku butuhkan di Dunia ini hiks hiks. Aku tidak mau yang lain meski itu Mammy sekalipun." Ia berbicara sambil memeluk ku erat dan dengan tangisan sesenggukan nya itu semakin membuat ku hancur.
Apakah keputusan ku untuk mengizinkan Lili ikut bersama dengan Rosie mengunjungi ayahnya yang sedang sakit di Australia itu adalah keputusan yang salah? Entah lah aku bingung.
"Lalu apa yang harus Eomma lakukan nak? Eomma sudah berjanji akan mengizinkan mu ikut bersama dengan Mammy mu. Lagi pula Lili hanya beberapa hari di sana untuk mengunjungi Grandpa Lili yang sedang sakit, setelah itu tidak akan ada yang memisahkan kita lagi sayang. Eomma janji akan hal itu. "Ucap ku sedikit tidak yakin dengan ucapan ku sendiri.
Ku lihat Lili mengusap air matanya lalu menatap ku dengan tatapan serius.
" Apa Eomma bisa menjamin jika Mammy akan menepati janjinya dan akan membiarkan ku untuk tetap bersama dengan mu setelah ini?"tanya Lili dengan ragu aku menganggukan kepala.
"Iya sayang, Eomma bisa menjamin hal itu. "
"Baiklah , aku akan ikut bersama dengan Mammy ke Australia. Tapi jika berubah pikiran dan memiliki keraguan di dalam hati Eomma. Beritahu aku dengan segera atau aku benar-benar tidak akan pernah kembali bersama dengan mu Eomma. " Selepas mengatakan isi hati nya Lili pergi meninggalkan ku sendirian di sini memikirkan kembali semua kalimat yang ia lontarkan tadi padaku.
"Kenapa Lili berkata seperti itu? "
Jennie pov end.
Bersambung
Jen mending dengerin apa kata anak lu 😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Eomma ( Revisi )✔️
Fiction générale"Yang ku tahu dia adalah Eomma ku" "Tidak Lisa tidak. Aku lah ibumu, bukan dia." "Hiraukan orang gila ini sayang. Ayo kita pulang sekarang" "Tidak tidak, jangan bawa putri ku.." "LISAAAAA"