Bab 09

2.1K 281 15
                                    

Setelah memastikan bahwa ibunya sudah tidur, anak perempuan itu keluar Rumah secara diam-diam.

"Aku keluar sebentar ya Eomma, nanti aku akan kembali lagi."ucap nya berpamitan lebih dulu pada ibunya sebelum ia benar-benar pergi.

-

-

-

Jisoo pov.

Hari ini aku mendapat sift malam. Saat aku sedang berpatroli mengitari daerah taman kota  , aku menemukan seorang anak kecil sendirian sedang duduk di salah satu kursi yang ada di taman ini.

Aku datangi dia dan menyapa nya dengan ramah.

"Annyeong! Apa aku boleh duduk di sini?."tanya ku membuat anak itu mengangguk tanpa menatap ku sama sekali.

Saat aku baru saja duduk di sebelahnya dapat aku rasakan bau tak sedap tercium oleh Indra penciuman ku. namun aku harus menahan nya karena sebagian seorang Polisi aku harus bisa bersikap profesional karena bagaimana jika anak ini tengah tersesat lalu membutuhkan bantuan ku? Aku sebagai seorang Polisi yang baik harus bisa mengayomi masyarakat yang memang membutuhkan bantuan ku kan?.

"Ekhem ! Kenapa sendirian di sini nak? Apa kamu tersesat atau tertinggal oleh orang tua mu."tanya ku basa-basi. Tapi anak itu menggeleng lalu mengangkat kepala nya.

Aku cukup terkesima melihat bola matanya yang bulat dan bersinar seperti rembulan meski penampilan nya sangat Kumal dan tak terurus, tapi anak ini masih terlihat cantik menurut ku.

Apalagi mata bulat nya membuat ku gemas sendiri rasanya ingin ku colok matanya dan ku jadikan gantungan kunci saking lucunya dia.

"Aku tidak tersesat apalagi tertinggal dari orang tua ku Nyonya."jawab nya membuat ku tersenyum dan bertanya lagi.

"Lalu kenapa kamu malam-malam di sini sendirian nak?"

"Nyonya , Apa menurut mu aku salah jika menyalahkan Eomma ku?"ucap nya membuat ku mengerutkan dahi ku bingung.

"Maksudnya?"tanya ku membuat anak itu menggeleng kan kepalanya.

"Tidak jadi , lupakan saja Nyonya dan anggap saja jika aku tidak mengatakan apapun padamu."lirihnya membuat ku tersenyum kembali lalu mengusap lembut kepala anak perempuan itu.

"Hei nak ! Pertama. jangan panggil aku Nyonya karena aku bukan lah orang kaya. Kedua , aku adalah seorang Polisi dan sudah menjadi tugas ku membantu masyarakat yang sedang membutuhkan bantuan ku. Jadi jangan sungkan jika kau ingin bercerita maka cerita lah."anak itu kembali menundukkan kepalanya lalu tak berselang lama kemudian aku mendengar suara tangisan. Seperti nya anak ini menangis mengingat kesalahan nya.

"Aku baru saja memarahi Eomma ku tadi di rumah."cerita nya membuat ku sedikit terkejut.

Namun rasa terkejut ku itu segera ku hilangkan dan kembali tersenyum saat anak ini kembali mendongakkan kepalanya menatap ku.

"Apakah aku salah memarahi Eomma?"tanya nya membuat ku mengangguk setuju.

"Kamu memang bersalah nak. Seorang anak tidak seharusnya memarahi ibunya sendiri."jawab ku.

"Tapi Eomma pantas di salah kan."aku yang mendengar nya menghela nafas panjang , rupanya anak ini sedikit keras kepala.

"Memang apa salah ibu mu sampai-sampai kamu marah padanya , Apa dia memukul mu?"

"Tidak."jawabnya.

"Apa dia pernah memarahi mu?"tanya ku lagi.

"Tidak juga."jawab nya kali ini dengan ekspresi wajah sendu.

Eomma ( Revisi )✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang