Saat ini hanya Rose yang menemani Lili di ruang inap nya sementara Jennie pergi ke Cafetaria membeli makanan.
"Mammy.."panggil Lili
"Iya sayang? Ada apa hm!!"sahut Rose mengakhiri bermain ponsel lalu memberi usapan lembut di kepala putri semata wayangnya itu.
"Apa benar kau itu ibu kandung ku?"
"Kenapa berbicara seperti itu sayang? Apa kamu masih ragu jika aku adalah ibu kandung mu?"tanya Rose mendapat jawaban berupa anggukan kepala dari anaknya itu.
"Em ! Aku masih ragu jika kau adalah ibu kandung ku."jawab Lili dengan wajah tak enak hati. Ia tau perkataan nya ini pasti menyinggung perasaan ibunya.
Rose tersenyum tipis lalu berujar
"Mammy harus berbuat apa agar kamu percaya nak?"tanya Rose mendapat jawaban berupa gelengan kepala dari anak itu.
"Tidak perlu melakukan apa-apa, cukup jawab jujur pertanyaan ku ini."
"Baiklah, Mammy siap menjawab apapun yang Lisa tanyakan."
"Lili hanya ingin tanya, Kenapa dulu Mammy membuang ku? "
Deg
"Mammy tolong jawab pertanyaan ku jangan diam saja. kenapa Mammy tega membuang ku? Apa segitu kotor nya kah aku di mata mu sehingga Mammy tega membuang ku di tempat pembuangan sampah?"
"Lisa-ya.. , Mammy"
"Aku belum selesai berbicara Mam. Tolong dengar kan ini baik-baik."Lili menghentikan perkataan nya sejenak mengambil nafas sebanyak mungkin sebelum melanjutkan kalimatnya
"Mammy tau? Aku tumbuh dan besar di tempat yang tidak seharusnya aku berada. Aku di caci maki oleh semua orang akan perbuatan mu itu. Jika memang Mammy tidak menginginkan kehadiran ku di Dunia ini, kenapa tidak Mammy bunuh saja aku saat masih di dalam kandungan? Setidaknya aku mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan tanpa tau jika aku memiliki seorang ibu yang jahat seperti mu."emosi Lili meledak seketika
"Mammy benar-benar jahat padaku. Mammy tega membiarkan aku hidup kesusahan di luar sana , sementara Mammy? Mammy hidup dengan layak dan bergelimang harta."
"Lisa-ya.. , Mammy minta maaf sayang. Mammy me"
"Stop Mammy ! Jujur aku masih sakit hati dengan mu. Tapi hati ku jauh lebih sakit melihat kedua ibuku selalu bertengkar di depan ku."Potong Lili cepat tak membiarkan ibunya menyelesaikan kalimatnya
"Aku mungkin masih kecil, aku memang tidak tau apa-apa tentang kalian. Tapi aku hanya ingin mendapat kasih sayang yang berlimpah dari kalian yang mengaku sebagai ibu ku hiks"
"Hati sakit melihat kalian terus saja bertengkar karena aku. Apa aku salah jika ingin mendapat kebahagiaan ku sendiri?"
Cukup
Rose tidak tahan lagi. Ia menarik pelan tubuh kecil putri nya itu ke dalam pelukannya.
"Maafkan Mammy sayang hiks. Mammy tau Mammy salah. Mammy begitu bodoh saat itu dengan membiarkan mu hidup kesusahan di luar sana nak. Maafkan Mammy sayang, maafkan Mammy hiks hiks."Rose mengeluarkan seluruh isi hatinya. Dan Lili/Lisa membalas pelukan hangat itu.
"Hiks hiks Mammy..."
-
-
-
Sementara itu di sisi lain.
Johyun saat ini sedang menjalankan tugasnya mencari bukti terkait terlibat nya Taehyung dalam kasus pembunuhan berencana yang dulu di limpahkan kepada Jennie Lee.
"Kira-kira di mana ya dia menyembunyikan bukti kejahatan nya?"gumam Johyun tengah menggeledah Apartment Taehyung. Sementara si pemilik rumah sedang keluar Kota , tentu Johyun tidak akan melewatkan kesempatan emas ini untuk mencari bukti tersebut.
"Ayo berfikir Bae Johyun. Kau kan seorang Pengacara, kau pasti dengan mudah menemukan bukti itu."gelisah Johyun tak kunjung mendapatkan apa yang ia cari sedari tadi.
"Tidak ada. Di mana lagi ya kira-kira aku bisa menemukan bukti tersebut?"
"Ayo berfikir Johyun.. berfikir."saat gadis Bae itu tengah mencari jalan keluar dari masalahnya, tak sengaja ekor matanya mengarah ke CCTV di Apartement itu.
"CCTV ? Ya , kenapa tidak terfikir kan oleh ku sejak tadi. "Ujarnya lalu berjalan cepat ke ruang kontrol di Apartement itu.
Beruntung Taehyung pernah memberi tahukan tentang password di laptop nya yang terhubung langsung dengan seluruh CCTV di Apartement nya ini.
"Sebaiknya aku mengcopy semua data terlebih dahulu, sekalian aku hapus catatan tentang kedatangan ku kemari agar Taehyung tidak curiga jika aku telah datang ke Apartemen nya untuk mencari bukti terkait kejahatan nya selama ini."gumam Johyun mulai mengotak-atik laptop itu, setelah semua di rasa sudah selesai.
Ia bergegas pergi dari sana untuk bertemu dengan Seulgi karena hanya dia yang mengerti hukum selain dirinya.
-
-
-
Rumah Sakit*
Setelah pergi mengambil keperluan Lili selama anak itu di Rawat di Rumah Sakit, Jisoo kembali dengan menenteng tas besar di kedua tangan nya.
Namun langkah kaki nya itu berhenti saat melewati area Taman, di mana ia menemukan Jennie tengah duduk seorang diri melamunkan sesuatu.
"Kenapa dia ada di sini?"gumam Jisoo pelan. Ia mendekat ke arah Jennie lalu duduk di sebelahnya setelah menaruh dua tas besar yang ia bawa dari Apartemen tadi.
"Kenapa sendirian disini hm? Nanti Lili akan mencari mu jika kau pergi terlalu lama meninggal kan nya."Jennie tak menoleh sedikitpun justru ia menghela nafas panjang lalu berkata
"Unnie"
"Iya? Kenapa Jen."sahut Jisoo menjawab. Kali ini Jennie menoleh dengan tatapan yang sulit di artikan
"Mungkin aku akan pergi"
Deg
"YAAA hentikan omong kosong mu itu. Aku tidak akan membiarkan mu pergi kemanapun."tegas Jisoo di balas senyum kecil dari Jennie
"Unnie"
"Apa?"ketus Jisoo menjawab karena ia masih kesal dengan pernyataan Jennie tadi yang ingin pergi katanya.
"Aku harus memilih, antara aku atau Lili yang harus pergi. "Ucap Jennie semakin membuat Jisoo frustasi sendiri
"Kau ini kenapa Jennie? Kenapa jadi berfikir seperti itu ha?"marah Jisoo justru membuat Jennie menitikkan air matanya.
"Lalu aku harus bagaimana Unnie? Ibu kandung Lili sudah di temukan. Cepat atau lambat dia akan membawa Lili pergi dari sisi ku hiks. Aku tidak sanggup menerima nya Unnie, jadi ku fikir lebih baik aku lah yang mengalah dan pergi dari sisinya."tutur Jennie meluapkan seluruh emosi yang ia pendam sejak tadi.
Jisoo menghela nafas panjang lalu menarik Jennie ke dalam pelukannya
"Jangan khawatir eoh? Tidak ada siapapun yang bisa memisahkan mu dari Lili, bahkan ibu kandungnya sekalipun."
" Aku janji padamu jika Lili akan selamanya di sisi mu Jennie. Jadi berhentilah menangis dan tampilkan gummy smile mu , karena senyum mu ini lah yang menjadi penguat ikatan batin di antara kalian."
"Hiks hiks nde Unnie , gomawo-yo."
"Hm ! Gwenchana Jennie-ah."jawab Jisoo menampilkan senyum terbaiknya tanpa tau di balik dinding di belakang nya terdapat sesosok wanita tengah menangis dalam diam.
"Maafkan aku Jennie Unnie. Aku memang penghancur segalanya."
Bersambung
Muak dengan Drama ini 😅?
Mari kita tamat kan dengan segera 😁

KAMU SEDANG MEMBACA
Eomma ( Revisi )✔️
Ficción General"Yang ku tahu dia adalah Eomma ku" "Tidak Lisa tidak. Aku lah ibumu, bukan dia." "Hiraukan orang gila ini sayang. Ayo kita pulang sekarang" "Tidak tidak, jangan bawa putri ku.." "LISAAAAA"