Bab 07

2.2K 280 19
                                    

Hari ke hari, bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Kini bayi itu sudah tumbuh menjadi anak perempuan yang sangat cantik berusia enam tahun.

"Annyeong , Apakah aku boleh ikut bergabung bersama dengan kalian bermain di sini?"tanya anak perempuan itu membuat anak-anak lain yang ada di taman tersebut saling melirik satu sama lain , lalu memperhatikan penampilan anak perempuan itu dari atas sampai bawah.

"Hahaha , Berani sekali kamu ingin ikut bermain dengan kami. "

"Lihat lah penampilan Kumal mu itu , bahkan aku yakin kau hanya bisa makan satu kali dalam sehari dan itu pun dari tempat pembuangan sampah bukan?"tebak anak laki-laki tepat sasaran.

Mata bulat anak perempuan itu bersinar saat mendengar ungkapan anak laki-laki tadi.

"Wah ! Dari mana kamu tau itu? Aku saja tidak memberitahu mu sebelumnya jika aku selalu makan sehari sekali dan mengambil nya dari tempat sampah." anak perempuan itu antusias balik bertanya.

Membuat anak laki-laki itu melempar senyum mengejek.

"Nah kan benar apa kata ku tadi. Dan kau pasti anak dari wanita gila itu kan? Hei kau ! Kau saja tidak tau siapa Appa mu berani sekali ikut bermain dengan kami. Dan aku yakini lagi bahkan sampai saat ini kau pun tidak di berikan nama oleh Eomma mu itu kan? Hahaha."anak laki-laki itu tertawa di ikuti oleh teman-temannya.

"Kalian jahat sekali kenapa mengatakan hal itu padaku."ucap anak perempuan itu menahan tangisnya. Lalu seorang anak perempuan lain maju ke hadapan anak perempuan itu.

"Lihat lah penampilan dirimu saat ini. kau saja tidak pernah mandi dan selalu memakai baju yang sama. Rambut kusam dan bau dan tidak punya uang banyak seperti kami. Lalu lihat lah kaki kami ! Kami memakai sepatu mahal sedangkan kamu tidak memakai alas kaki sama sekali. Dasar gembel , hahahaha."

Anak perempuan itu pergi dari sana sambil menangis karena anak-anak itu sudah keterlaluan menghina nya. pulang ke rumah kosong yang menjadi tempat nya bernaung selama ini bersama dengan sang ibu.

"EOMMA."teriak anak perempuan itu berlari masuk ke dalam rumah kosong mencari ibunya.

"EOMMA."teriak anak itu lagi. Dan tak berselang lama kemudian sang ibu datang dengan pakaian compang-camping nya membawa wajan yang ia taruh di atas kepalanya.

"Apa , apa? Kenapa menangis."tanya sang ibu membuat anak perempuan itu menunjuk sang ibu dengan tatapan marah nya.

"INI SEMUA KARENA EOMMA. KENAPA EOMMA HARUS MISKIN DAN TIDAK MEMILIKI APA-APA. SEHARUSNYA EOMMA SEPERTI EOMMA YANG LAIN DI LUAR SANA YANG CANTIK DENGAN PAKAIAN MAHAL NYA , TAPI EOMMA? EOMMA BENAR-BENAR SANGAT BURUK. POKOKNYA AKU BENCI EOMMA KARENA EOMMA TIDAK BERGUNA. "

"AKU JUGA BENCI EOMMA KARENA SAMPAI SEKARANG EOMMA TIDAK MEMBERIKAN KU NAMA , DAN AKU SANGAT MEMBENCI MU EOMMA KARENA KAU ORANG GILA. "anak perempuan itu berlari masuk ke kamar nya meninggalkan sang ibu yang terdiam menunduk sedih.

"Salah Eomma ,benci Eomma , Eomma miskin tidak berguna."wanita ibu dari anak perempuan itu terus bergumam semua kalimat yang ia tangkap dari teriakan putri nya tadi sambil memukuli kepalanya sendiri.

Beberapa saat kemudian wanita dari anak itu berdiri lalu berlari ke luar Rumah entah ingin kemana.

-

-

-

Di tempat lain*

Seorang wanita tengah terbaring di Rumah Sakit karena kelelahan akibat memiliki kesibukan yang terlalu padat.

"Aku sudah bilang bukan untuk tidak memforsir diri mu sendiri Rose. Dan lihat apa yang terjadi sekarang? Kau- "gumam seorang wanita terhenti saat wanita bernama Rose itu meracau dalam tidur nya.

"Maafkan Mammy Lisa. Maafkan Mammy."

Deg

"Kau pasti sangat menderita selama ini Rose. Tapi mau bagaimana lagi? Bayi itu lebih baik di buang saja. Aku pun tidak sudi jika setiap hari melihat wajah nya setiap hari."

"Tapi untunglah kau mau mengikuti ucapan ku saat itu. Sehingga 'aib' memalukan itu tidak akan menjadi penghalang kesuksesan mu Rose-ya."



                            Bersambung

Eomma ( Revisi )✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang