6 bulan kemudian*
Enam bulan telah berlalu. Rose di buat frustasi karena tak kunjung menemukan titik terang di mana keberadaan Lisa di manapun. Padahal ia sudah menyewa Detektif Swasta tapi jejak Lisa bagai di telan Bumi, menghilang tanpa jejak sedikit pun.
"Di mana kamu sebenarnya Lisa. Mammy rasanya ingin gila tak kunjung menemukan keberadaan mu."ucap Rose menatap selembar foto Lisa yang dulu di berikan oleh Jaehyun padanya.
"Mammy sangat merindukan mu sayang. Tolong datang lah ke mimpi Mammy dan beri Mammy petunjuk di mana keberadaan mu saat ini."
"Lisa..
-
-
-
Bagai mendengar langsung suara seseorang tengah memanggil namanya. Lili menoleh ke belakang, namun ia tak menemukan siapa pun di tempat ia berada saat ini selain dirinya sendiri.
"Kenapa Lili merasa ada yang manggil ya tadi? Ah ! Molla."gumam anak berponi itu. Menghedik bahu acuh lalu kembali melanjutkan langkahnya untuk memasuki Apartement
"Lili pulang.."seru Lili membuka pintu langsung di sambut pelukan hangat dan ciuman manis dari sang ibu yang sedang duduk di Sofa.
Cuup
"Anak Eomma sudah pulang rupanya. Bagaimana di Sekolah tadi? Apakah seru seperti kemarin hm."tanya Jennie lembut sambil membenarkan anak rambut putri nya yang jatuh.
Enam bulan ini sangat membawa perubahan besar bagi ibu dan anak itu, di mana Jennie kini sudah sembuh dari gangguan kejiwaan nya karena mendapat bimbingan langsung dari Suzy sebagai Dokter Psikiater untuk mengikuti Psikoterapi saat itu.
Jisoo yang sudah tidak lagi tinggal bersama dengan mereka dan lebih memilih kembali tinggal di Apartement nya sendiri setelah di rasa Jennie dapat mengurus Lili dan dirinya sendiri.
Lalu Lili yang sudah dua bulan terakhir ini masuk Sekolah. Tentu nya Jisoo sebagai wali sementara mewakilkan Jennie yang pada saat itu kondisi psikis nya masih kurang baik , yang mendaftar kan Lili ke Sekolah Umum.
"Tentu saja Eomma. Sekolah ku setiap hari nya selalu seru dan memiliki hal baru untuk di cerita kan."ujar Lili menjawab antusias menceritakan tentang hari-hari nya di Sekolah.
Jennie tersenyum kecil melihat putrinya selalu antusias menceritakan tentang harinya saat di Sekolah.
"Ouch ya? Terus Lili membalas nya tidak."tanya Jennie tertarik dengan pembahasan Lili yang sedang menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang menggangu nya di Sekolah.
"Aniyo Eomma. Kan Eomma sendiri yang mengatakan jika ada orang yang berlaku tidak baik terhadap kita, apalagi sampai menyakiti fisik, kita tidak boleh membalasnya dengan hal yang sama kecuali dia tidak jera dan kita merasa terdesak. Kita juga di anjurkan lebih baik memaafkan kesalahan seseorang yang berlaku jahat terhadap kita dan balas lah kejahatan mereka dengan kebaikan, dengan begitu ia akan sadar jika ia telah salah mengganggu seseorang berhati malaikat seperti kita. Iya kan Eomma?"
"Iya sayang. Tapi Lili juga tidak boleh diam saja jika ada yang memukul Lili, Eomma tidak mau melihat Lili pulang dengan keadaan terluka seperti dulu."jawab Jennie menatap sendu wajah putri nya
Lili tersenyum lalu menangkup wajah ibunya lalu berkata. "Eomma. Aku berjanji akan menjaga diri sebaik mungkin agar tidak terluka lagi seperti dulu. "
"Lagian kehidupan kita juga sudah berubah, tidak seperti dulu lagi yang selalu tinggal di Rumah Kosong dengan pakaian compang-camping dan makan dari tempat pembuangan sampah. Kita sudah memiliki kehidupan yang layak sekarang. Apalagi Eomma juga sudah sembuh, tak ada lagi yang akan meremehkan kita dan aku akan angkat kepala ku tinggi-tinggi karena aku memiliki ibu sebaik dan secantik dirimu. Eomma"Lili langsung memeluk ibunya saat ia menyelesaikan kalimatnya
Dari bilik punggung kecil itu Jennie tersenyum tapi air mata nya menetes saat sadar bahwa anak yang selama ini ia rawat dan ia besar kan bukan lah putri kandungnya.
"Eomma menyayangi mu Lili. Jangan tinggalkan Eomma apapun yang terjadi."ucap Jennie berhasil melepaskan pelukan mereka
Lili terkejut saat tau jika ibunya menangis. "Apa ini Eomma? Air mata ini tidak boleh keluar lagi, Lili tidak suka jika melihat Eomma menangis seperti ini. Apalagi jika itu karena aku."
"Tidak sayang. Eomma menangis bukan karena dirimu, Eomma hanya kemasukan debu saja tadi."alibi Jennie sambil mengusap lembut bekas air mata nya yang sudah terlanjur jatuh di pipi.
"Benarkah?"tanya Lili tak percaya
"Iya sayang. Begini saja, apa yang harus Eomma lakukan agar kamu percaya jika Eomma tidak berbohong. Hm?"tanya Jennie membuat Lili berfikir keras. Saat sudah menemukan jalan keluarnya, anak perempuan itu menarik tangan ibunya menuju dapur.
"Kenapa Lili membawa Eomma kesini hm?"tanya Jennie pura-pura bingung. Sebenarnya ia tau jika Lili ingin ia memasukan sesuatu untuk putri nya itu
"Tadi di Sekolah Yeji sempat mengatakan jika kemarin ia menghabiskan waktu berdua bersama dengan Eomma nya membuat kue, dan Lili juga ingin menghabiskan waktu bersama dengan Eomma untuk membuat kue di dapur. Boleh kan?"jelas Lili dengan wajah bahagia nya, tentu tidak bisa Jennie tolak kan?
"Tentu saja sayang. Tapi Eomma cuma bisa membuat pancake, apa tidak apa hm?"tanya Jennie ragu. Tapi dengan antusias Lili memberi tanggapan berupa anggukan kepala pertanda bahwa ia menyetujui nya.
"Baiklah, ayo kita buat pancake yang banyak. Nanti kita akan membagikan nya pada Imo Jisoo dan Aunty Suzy ya Eomma."pinta Lili
"Iya sayang. Apapun untuk kebahagiaan Lili, Eomma pasti akan setuju."jawab Jennie tersenyum
"Yeaayy... !! Ayo kita mulai."
Bersambung
Akhirnya setelah sekian purnama akhirnya Jennie sembuh juga guys 😭
Senang kan kalian 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Eomma ( Revisi )✔️
Fiksi Umum"Yang ku tahu dia adalah Eomma ku" "Tidak Lisa tidak. Aku lah ibumu, bukan dia." "Hiraukan orang gila ini sayang. Ayo kita pulang sekarang" "Tidak tidak, jangan bawa putri ku.." "LISAAAAA"