Note: Bagi yang sudah baca sampai chapter 8, silahkan baca ulang lagi dari sana karena ada penambahan isi di dalam chapter. Terima kasih.
***
Leary membuka pintu ruang makan, waktunya makan malam sudah tiba, anak itu tidak begitu berharap untuk bisa makan bersama keluarganya, tidak ada masalah juga untuknya bergabung makan bersama para pelayan rumah yang kebetulan kini mereka sudah kembali.
Nampaknya Darrel juga masih akan lama bekerja di luar kota, sementara Petri dan Ellis tidak Leary lihat sejak kemarin malam.
Kaki Leary berjinjit meraih handle pintu dan mendorongnya.
Begitu pintu ruang makan terbuka, Leary langsung melihat Petri duduk sendirian tengah makan malam sendirian. Ellis yang masih bermain bersama temannya belum pulang dan tidak bisa makan malam bersama.
Leary tampak terkejut, namun dia juga merasa sedikit senang karena kini ada yang memasak, dengan begitu dia bisa menumpang makan kembali di meja makan.
Dengan hati-hati Leary masuk dan mendekati kursinya sendiri, kepala Leary menengadah membuat setengah wajahnya dapat terlihat di meja. "Selamat malam Tuan," sapa Leary dengan hati-hati.
Petri tidak merespon apapun, anak itu sibuk makan sendiri.
Karena tidak kunjung mendengar jawaban, dengan senyuman memaksakan Leary akhirnya merangkak naik ke atas kursi dan segera duduk, sekilas anak itu mencuri-curi pandang pada Petri yang duduk di depannya.
Ternyata lebih bagus jika Petri tidak berbicara apalagi menatapnya, dengan begitu Leary tidak begitu merasa takut.
Dengan cepat Leary mengambil piring yang sudah di isi makanan dan melahapnya. Leary tidak ingin duduk berlama-lama dengan Petri, dia takut Petri akan memarahinya lagi.
Baru beberapa kali Leary menelan makanannya dan mengunyahnya, anak itu mulai merasakan sesuatu yang aneh di mulutnya.
"Uhuk," Leary tersedak dengan makanannya sendiri, anak itu segera menunduk di sisi meja agar tidak mengganggu Petri. Rasa gatal di tenggorokan dan lidahnya bisa Leary rasakan hingga membuat dia kesulitan untuk menelan makananya.
Suara Leary yang tidak berhenti batuk membuat Petri membanting sendoknya ke meja. "Sialan, jangan mengganggu selera makanku," geram Petri memaki dengan jijik karena selera makannya menjadi hilang.
Dengan kesulitan Leary menelan makanannya dan kembali mengangkat wajahnya yang kini berair. Leary memaksakan diri menelan makannya meski dia merasa sangat ingin muntah.
"Maafkan saya," bisik Leary dengan nada tertekan dan napas tersenggal karena menahan batuk.
Petri mendengus kesal kembali melanjutkan makan, namun Leary, anak itu berhenti makan dan hanya diam tertunduk sambil menutup mulutnya untuk merendam suara batuknya yang sanat mendesak.
Sekali lagi Petri membanting sendoknya karena kesal, tanpa ragu Petri menyapukan tangannya ke sisi, menyingkirkan piring makanannya dengan lemparan keras hingga beberapa piring dan gelas jatuh pecah di lantai.
Leary sempat tersentak kaget dan semakin tertunduk, bahu kecil itu gemetar ketakutan karena dia tahu bahwa Petri marah lagi kepadanya.
Rasa takut dan sedih kembali menekan perasaan Leary, anak itu bisa merasakan reaksi berlebihan Petri setiap kali berada di hadapannya.
"Kenapa kau tidak memakannya? Sekarang kau mau pilih-pilih makanan juga hah? Apa kau mau mulai tidak tahu malu dan kurang ajar?" hardik Petri dengan bentakan.
Petri sangat tidak suka anak tidak tahu di untung seperti Leary berhenti makan hanya karena Petri sedikit berkata tegas padanya. Petri tidak suka, dia berpikir tidak sepantasnya Leary bersikap manja hanya karena mereka beberapa kali pernah berbicara.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEARY [Selesai]
RomanceLeary McCwin adalah anak berusia enam tahun, dia harus di hadapkan dengan kehidupan yang berubah drastis setelah ibunya meninggal. Satu hari setelah ibunya Leary meninggal, bibi Willis membawa Leary untuk pertama kalinya keluar dari desa. Bibi Willi...