Chapter 43 🍀🍀

9.8K 964 200
                                    

"Kenapa diam? Cepat kemari!"

Perlahan Leary membungkuk di lantai dan merangkak di lantai mendekati ranjang, anak itu menahan ringisannya sesekali merasakan lututnya yang masih terluka harus menekan lantai dan punggungnya yang sempat terpukul semakin panas,

Hati Petri tertohok begitu dalam, begitu menyesakan melihat bagaimana Ellis memperlakukan Leary semaunya sendiri.

Dalam keraguan Petri mendekat dan berdiri di balik pintu yang terbuka.

"Mana?" tanya Ellis dengan ketus.

Leary berusaha bangkit dan berdiri dengan lututnya, lalu memberikan paper bag itu kepada Ellis. Tanpa sengaja, Leary melihat sebuah photo besar Ellis bersama seorang wanita.

Seluruh kulit Leary meremang, kepalanya terasa pusing berputar-putar karena wanita yang berada di photo itu cukup Leary kenal.

Tiba-tiba tubuh Leary terjatuh ke lantai, teringat bayangan suara tangisan ibunya mendengar ucapan kasar sumpah serapah wanita dan mendapatkan pukul beberapa pria besar, sementara Leary yang bersembunyi di dalam lemari hanya bisa menyaksikan semuanya di balik celah.

"Ada apa denganmu?" Tanya Ellis melihat Leary menangis menggigil ketakutan.

"Bibi jahat, bibi jahat," isak Leary menunjuk wajah Wony di dinding.

"Jangan kurang ajar pada ibuku!"

"Bibi jahat, dia memukuli ibu!" tangisan Leary kian keras.

"Pembohong!" teriak Ellis merasa dituduh.

"Bibi jahat! Dia menyakiti ibu! Bibi itu jahat!" Leary balas menjerit dan menangis meremas kepalanya yang berdenyut dan tubuhnya mengejengkang teringat bayangan menakutkan orang-orang yang menodong ibunya dengan senjata dan memaksa ibunya untuk tetap bekerja, termasuk Wony yang memaki Olivia agar tidak muncul di manapun.

Jeritan Leary membuat Petri tidak bisa menahan diri lagi, dengan cepat Petri berlari masuk dan memeluk Leary agar tidak mengejang.

Jeritan Leary membuat Petri tidak bisa menahan diri lagi, dengan cepat Petri berlari masuk dan memeluk Leary agar tidak mengejang.

Ellis segera turun dari ranjangnya. "Kakak.."

"Diam Ellis! Turunkan photo itu!" teriak Petri marah.

Ellis tersentak kaget karena secara tidak terduga Petri membela Leary dibandingkan dengan dirinya. Ellis mulai ikut menangis.

"Kenapa Kakak membentakku? Harusnya Kakak memperingati Leary! Aku benci Leary! Dia berkata buruk pada ibuku."

Petri tidak bereaksi, rasa kasih sayang terhadap Ellis mendadak hilang meski kini Ellis menangis tengah mengadu padanya.

Pertanyaan demi pertanyaan bermunculan dikepala Petri.

Apakah selam ini Petri hidup dalam kesalah pahaman?

Pelukan Petri mengerat pada tubuh kecil Leary yang kini gemetar hebat penuh begitu ketakutan dan berusaha bangkit, melepaskan diri dari pelukan Petri yang asing untuknya. Leary berlari pergi meninggalkan ruangan Ellis dengan tangisan kerasnya.

"Kakak.." Ellis mendekat dan ikut menangis lebih keras.

Petri bangkit perlahan, tangan Petri terkepal kuat menahan amarah yang mulai membesar di dalam hatinya. "Kau bukan adikku Ellis, adikku itu Leary. Aku tidak sudi melihat anak dari perempuan yang sudah merusak keluargaku, merebut kebahagiaan ibuku dan Leary. Kau tidak pantas bahagia Ellis, semakin hari kau semakin tidak tahu diri seperti ibumu. Aku sangat menyesal pernah menyayagimu."

Tubuh Ellis membeku mendengar ucapan jahat Petri yang tiba-tiba menyerangnya dan ibunya.

Tangisan Ellis berubah semakin keras, namun Petri mengabaikannya dan memilih pergi meninggalkan Ellis begitu saja.

LEARY [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang