Chapter 17 🥀

11.1K 783 16
                                    


Sudah hampir satu jam Ferez berada di pinggiran sungai Thames, entah sudah ke berapa kalinya dia menengok ke belakang menantikan kehadiran Leary. Sayangnya orang yang Ferez nantikan tidak menunjukan tanda-tanda dia akan datang, padahal Ferez ingin meneraktir Leary makanan lagi untuk merayakan kemenangannya.

Cuaca kian dingin, langit yang gelap di hiasi gerimis membuat Ferez harus pergi beranjak dari tempatnya.

Ferez pergi dari tempat itu menaiki taksi menuju wilayah Kensington untuk menemui teman satu-satunya yang sudah cukup lama tidak dia temui.

Kedatangan Ferez di sambut oleh Noah Brown, seoarang anak laki-laki yang seusia Ferez.

Mereka berdua sudah berteman sejak lama karena hubungan bisnis antara Chaning dan orang tua Noah. Koneksi yang di miliki keluarga Brown di jadikan sebuah jalan untuk Chaning memasukan beberapa barang seludupan untuk di jual kepada beberapa bangsawan melalui keluarg Brown. Tidak jarang Chaning juga menjadi penyokong kesuksesan bisnis keluarga Brown karena Chaning memiliki banyak uang dan kekuasaan yang bisa menyingkirkan lawan-lawan bisnis keluarga Brown.

Hubungan bisnis yang saling menguntungkan di antara keluarga Benvolio dan keluarga Brown berjalan cukup lama, mereka tidak lagi hanya terikat bisnis semata, namun ada loyalitas dan rasa kekeluargaan yang begitu kuat.

"Kau sudah menemukan sekolah baru?" Noah melempar handuk kecil agar Ferez mengeringkan rambutnya.

Ferez mengangguk tanpa kata.

"Di mana? Aku juga akan pindah sekolah lagi."

Kepala Ferez terangkat, anak itu menatap Noah penuh tanya. Mengapa Noah akan pindah sekolah juga?

Noah mendekat dan duduk bersila di depan Ferez, anak itu menatap serius Ferez. "Saat aku bermain bola, aku tidak sengaja memecahkan kaca jendela. Orang tuaku dipanggil ke sekolah, dan pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkanku."

Ferez ikut bersedekap, kening anak itu tampak mengerut heran karena apa yang di lakukan Noah terlalu biasa sampai harus keluar sekolah. "Hanya memecahkan kaca jendela?"

Noah menggeleng, "Aku memecahkan kaca jendela ruangan lab, bola itu menggelinding merusak beberapa bahan kimia di meja, lalu terjadi kebakaran di satu lab."

"Bodoh," decih Ferez dengan seringai gelinya.

"Kau sekolah di mana? Aku juga harus pindah."

Ferez menggeleng tidak mau memberitahu, namun Noah terus memaksa dan mendesaknya untuk memberitahu.

Ini bukan untuk pertama kalinya Noah dan Ferez berpindah-pindah sekolah, selalu ada saja masalah yang terjadi hingga mereka berpindah-pindah sekolah. Bedanya, Ferez di keluarkan karena sering berkelahi, sementara Noah karena membuat ulah konyol.

***

Darrel duduk di kursi memperhatikan Petri yang kini terlihat sedikit lebih tenang usai mendapatkan penanganan dokter. Dokter sempat mengatakan jika Petri terkenan gejala tifus, dia membutuhkan istirahat total selama dua samapi tiga hari.

Darrel, pria itu diam termenung dalam keheningan memperhatikan puteranya, namun pikirannya melayang teringat percakapan singkatnya dengan Leary beberapa saat yang lalu.

Sikap Leary yang polos sekaligus menyedihkan mulai Darrel ketahui setelah hampir sepuluh hari lamanya anak itu tinggal di rumahnya.

Darrel sama sekali tidak peduli dengan Leary, bila harus jujur dia juga merasa lebih baik tidak tidak saling berbicara dan melihat keberadaan Leary di sekitarnya. Satu-satunya alasan yang membuat Darrel mau menerima Leary di rumah ini adalah karena Olivia menyayanginya.

LEARY [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang