Chapter 18 🥀

10.9K 908 41
                                    


Keadaan Petri sudah berubah menjadi lebih baik di pagi ini, perlu Petri akui bahwa kesembuhannya berkaitan dengan bantuan Leary semalam.

Setelah hampir tiga hari mengurung di kamar, kini akhirnya Petri bisa kembali pergi ke sekolah karena kondisi tubuhnya yang sudah membaik.

Petri datang lebih dulu ke ruang makan dan duduk sendirian, anak itu memperhatikan kursi milik Leary. Biasanya Leary akan datang lebih awal agar bisa menyapa yang datang, namun beberapa hari terakhir sejak kejadian dia terkena alergi, Leary tidak muncul lagi.

Meski begitu, Petri berharap Leary datang karena dia ingin mengucapkan terima kasih.

Terdengar memalukan untuk berterima kasih pada seseorang yang tidak Petri sukai. Namun Petri melihat sebuah kenyataan bahwa orang yang paling tidak dia suka di rumah ini adalah orang yang sudah menolongnya. Berbanding balik dengan Darrel apalagi Ellis.

Mereka sibuk dengan diri mereka sendiri, bahkan selama tiga hari Petri sakit, Ellis sibuk dengan teman-temannya dan hanya satu kali menemui Petri, itupun dia menjaga jarak dengan alasan takut tertular.

Sangat begitu miris, karena sikap Ellis berbeda dengan Leary. Disetiap tengah malam, Leary datang ke kamarnya secara sembunyi-sembunyi hanya untuk memastikan Petri tidak demam lagi. Leary berpikir dengan datangnya dia di tengah malam, dia tidak akan membangunkan Petri. Nyatanya tidak seperti itu, Petri mengetahui kedatangan Leary, namun dia hanya berpura-pura tetap tidur agar Leary tidak ketakutan.

"Selamat pagi Kakak. Aku senang Kakak sudah kembali sembuh," sapa Ellis begitu dia masuk ke ruang makan.

Petri tersenyum simpul melihat senyum ceria Ellis, tidak ada sedikitpun ada kekhawatiran di mata anak itu meski dia sudah tahu Petri sakit.

Ellis menarik kursi dan duduk di sisi Petri. "Bagaimana keadaan Kakak sekarang?"

"Sudah baik."

"Aku sangat khawatir dengan kondisis Kakak. Syukurlah sekarang sudah sembuh."

Tidak berapa lama Darrel ikut menyusul masuk ke dalam ruangan, seperti biasa pria itu langsung duduk dan mengambil korannya untuk di baca sejenak, lalu memulai makan.

Petri ikut makan dan sesekali dia melihat kursi Leary yang masih kosong.

Mendadak hati Petri berdenyut sakit ketika tidak sengaja terbayang tatapan takut dan terluka Leary saat anak itu menatapnya. Ada sepercik rasa penyesalan dihati Petri karena tindakannya yang buruk sangat begitu melukai Leary yang sesungguhnya tidak tahu apapun.

"Kemana Leary? Kenapa dia tidak pernah lagi makan di sini?" Petri mengangkat suara. Ellis yang semula makan dengan lahap perlahan menelan makanannya dengan pelan, raut tidak suka terlihat jelas di wajah cantiknya karena kini Petri membicarakan Leary.

"Dia bilang, dia tidak ingin mengganggumu dan Ellis," jawab Darrel dengan tenang.

Genggaman Petri pada sendok menguat, perasaan bersalah mulai menjalar di hatinya karena teringat kejadian di malam itu, tepatnya saat Petri sedikit mengamuk.

"Saat Ayah pergi bertugas keluar kota. Aku dan dia sempat makan malam bersama," aku Petri terbata. "Semua pelayan tidak tahu jika dia alergi makanan laut seperti Ayah. Dia mengalami alergi di sini, dan aku bereaksi terlalu berlebihan hingga berbuat kasar dan membuatnya takut."

Wajah Ellis berada dalam ketegangan hebat, anak itu tertunduk di bawah tatapan tajam Darrel yang terlihat sangat marah karena tersadar Ellis sudah berbohong mengenai Leary.

Darrel tidak menyukai Leary, namun dia sangat benci kebohongan.

Ellis tertunduk tidak dapat melanjutkan sarapan paginya, wajah cantiknya terlihat pucat pasi berada dalam tekanan. Mata Ellis mulai berkaca-kaca menahan tangisan, gadis kecil itu tampak kecewa karena Petri menceritakan semuanya kepada Darrel dan membuat ayahnya marah.

LEARY [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang