END

13.3K 893 51
                                    

"Ada hal penting yang harus aku beritahu kepadamu," Chaning memulai percakapan lagi setelah mereka kembali ke rumah.

Ferez menghentikan langkahnya dan berdiri di sisi tangga. "Ada apa?"

Chaning mengusap tengkuknya yang tidak gatal, pria itu memperhatikan Ferez dengan seksama. "Mulai besok Leary akan tinggal di rumah kita, aku belum memberitahumu sesuatu. Mulai besok, Leary akan menjadi adikmu dan dia resmi menjadi anak angkat keluarga Benvolio, aku akan menjadi ayah untuknya," kata Chaning memberitahu.

"Lalu?"

"Kuharap kau bisa menjadi kakak yang baik untuk Leary. Tidak perlu terburu-buru, lakukan secara perlahan."

Ferez terdiam, ekspresi di wajahnya yang tidak terbaca membuat Chaning menerka-nerka apakah puteranya itu akan protes dan keberatan dengan kehadiran Leary seutuhnya di dalam keluarga Benvolio.

"Aku tidak mau menjadi kakak Leary," jawab Ferez tidak terduga.

Chaning tercekat kaget. "Kenapa?" Tanya Chaning dengan nada tidak percayanya.

Ferez menggeleng pelan terlihat tidak bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya ada di pikirannya sekarang ini. "Kenapa aku harus memberi alasannya jika aku tidak menolak sesuatu? Tidak semua hal yang di katakan harus memiliki alasan."

Jawaban Ferez membuat Chaning sempat kehabisan kata-kata, Ferez cukup pintar dalam mematahkan ucapan Chaning.

"Kau tidak suka pada Leary?" tanya Chaning hati-hati.

"Aku suka, tapi aku tidak ingin menjadi kakakknya. Dia boleh tinggal di rumah sesuka hatinya dan aku akan memperlakukannya dengan baik, tapi aku akan tetap menganggapnya temanku. Jangan memaksaku untuk menjadi kakaknya."

Chaning dibuat diam dan mencoba memahami apa yang ada di pikiran puteranya itu. "Kau tahu, hubungan teman dan kakak adik itu sama saja."

"Tidak sama sekali," jawab Ferez dengan cepat. "Jika tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, aku akan pergi."

Ferez segera pergi menuju kamaranya meninggalkan Chaning seorang diri.

"Sepertinya aku harus membujuknya perlahan-lahan," bisik Chaning memikirkan ucapan Ferez yang mulai mengganjal perasaannya.

Chaning harus mencoba memahami perasaan dan jalan pikiran Ferez, anak itu sebentar lagi akan dewasa, mungkin ada sesuatu yang dia khawatirkan bila dia menjadi kakaknya Leary.

Setidaknya, jika Ferez sudah mengizinkan Leary tinggal dan tidak keberatan atas kehadirannya, itu saja sudah cukup.

***

Leary terduduk di kursi rodanya dengan sebuah pakaian yang tebal, gadis kecil itu tidak berhenti memandangi Liebert yang sejak tadi menyisir rambutnya, membantu mengenakan pakaian tebal hingga membantu mempersiapkan kepergian mereka karena pulang dari rumah sakit.

Suara ketukan di pintu terdengar, tidak terduga Petri berdiri di ambang pintu. Ini untuk pertama kalinya Petri keluar usai kejadian itu, kini konisi Petri sudah mulai stabil berkat bantuan dokter.

Petri berdiri tertunduk terlihat ragu untuk menatap.

"Apa aku dibolehkan masuk?" Tanya Petri terdengar pelan nyaris tidak terdengar.

Liebert sempat terdiam, pria itu lebih dulu melihat reaksi Leary. Jika Leary ketakutan, maka Liebert akan menolak.

Melihat Leary yang terlihat tenang, Liebert akhirnya segera berdiri. "Masuklah," jawab Liebert memberi izin.

Petri mencoba memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya dan menatap Liebert, orang sudah menembak kaki ayahnya dengan kejam. Namun entah mengapa, tidak ada kebencian di dalam hati Petri pada pria itu.

LEARY [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang