Chapter 38 🌻

10.9K 748 32
                                    


Selesai makan malam Leary memilih pergi ke kamarnya dan menyendiri dalam kesendirian, kepergian Burka membuat Leary sedikit bingung karena tidak tahu harus melakukan apa saja mulai sekarang.

Malam ini Jimmy sangat sibuk karena harus menyiapkan banyak makanan untuk persiapan pesta ulang tahun Ellis besok. Leary sempat melihat ruangan yang akan menjadi tempat ulang tahun Ellis besok.

Tempat itu sangat mewah dan cantik, begitu indah dan dimimpikan semua orang.

Leary mengambil walkman pemberian Ferez dan mencobaa memakainya, mendengar sebuah musik lembut yang terasa menenangkan.

Leary menopang dagunya, melihat kegelapan kota London yang terasa tidak seindah pertama kali dia datang dan melihatnya.

Alunan musik yang memenuhi pendengaran Leary membuat pikiran gadis kecil itu berkelana, teringat tahun terakhir dia ulang tahun ketika ibunya masih hidup.

Dulu, saat Leary ulang tahun, Olivia sering memasakan kue kering untuknya. Dulu, Leary sering merengek karena bosan dengan kue buatan ibunya itu, namun kini dia merasa merindukan kue kering itu, sayangnya Leary tidak memiliki kesempatan untuk bisa merasakannya lagi.

Leary tidak menyangka, dia dan Ellis akan ulang tahun di bulan yang sama, yang membedakan mereka hanyalah nasib.

Orang-orang tahu kapan tanggal lahir Ellis, sementara Leary tidak ingat apapun selain nama bulannya.

Ulang tahun Ellis diselenggarakan dengan mewah meski keluarga McCwin sedang dalam berkabung, sementara ulang tahun Leary tdak ada yang mengetahuinya. Sekalipun Leary memberitahu, tidak akan ada yang peduli.

"Apa paman baik akan marah jika uang yang dia berikan aku pakai untuk membeli kue?" tanya Leary pada kesunyian.

Sebuah bayangan bergerak menghalangi pencahayaan, Leary mundur dan menggeser kursi yang di dudukinya, pupil matanya melebar begitu melihat Ferez berdiri di sebuah ranting pohon menggendong sebuah tas.

Dengan terburu-buru Leary membukakan jendela agar Ferez bisa masuk.

Ferez melompat masuk dengan mudah melalui jendela.

Begitu sudah masuk ke dalam kamar, Ferez membuka tasnya, dia melepaskan Joya yang sejak tadi berada di dalam. Refleks saja Joya berlarian di dalam kamar Leary, beruntung saja mulutnya tertutup pengaman sehingga dia dia mencoba mengoyak apapun.

Ferez duduk di sisi meja, memperhatikan walkman pemberiannya tengah dipakai oleh Leary. Malam ini Ferez sengaja datang menemui Leary untuk memeriksa keadaannya setelah dia menghabiskan waktu bermain dengan Noah.

"Kebetulan Ferez datang ke sini," ucap Leary.

"Ada apa?"

"Aku punya hadiah untuk Ferez," jawab Leary dengan senyuman lebarnya. Dengan terburu-buru Leary mengambil segulung kertas dari bawah meja dan memberikannya kepada Ferez.

Ferez menerimanya dengan ragu, reaksi pertama Ferez saat melihat selembaran kertas itu adalah jijik sekaligus geli. Kertas itu di hiasi coretan pensil warna-warni yang acak-acakan, tulisan Leary yang buruk membuat Ferez harus mengeja setiap kata.

"Ini hadiahnya?" tanya Ferez setengah tertawa meledek.

"Ferez tidak suka?"

"Dibandingkan dengan hadiah, ini terlihat seperti kertas."

Bibir Leary mengerut mendengarkan ejekan Ferez.

"Bisa kau jelaskan ini apa?" suara Ferez berubah sedikit lembut.

Leary langsung naik ke atas meja dan duduk di sisi Ferez, gadis kecil itu menunjuk coretan seperti cacing yang berdiri. "Ini Ferez, ini aku." Jelas Leary, jari mungilnya langsung berpindah menunjukan pada gambar bulat-bulat di ujung kertas yang berwarna hijau. "Ini pohon ajaib."

LEARY [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang