Chapter 20 🥀

11.4K 729 10
                                    


Sudah lebih dari sepuluh menit Petri berdiri dalam kebimbangan, pada akhirnya anak itu mengambil mengambil sepasang sepatu yang telah lama di pandanginya di sebuah rak mall. Petri segera membayarnya dan pergi meninggalkan tempat pusat perbelanjaan itu.

Petri sempat bimbang untuk melakukan sesuatu, namun bila mengingat kebaikan Leary yang sudah merawatnya dan sikap Petri yang kasar akhir-akhir ini, Petri merasa bahwa dia sudah bertindak berlebihan.

Mungkin dengan sepasang sepatu akan mengurangi rasa bersalah Petri.

Begitu Petri sampai ke rumah, anak itu langsung pergi ke tempat Leary, sayangnya Petri bertemu Burka.

"Tuan," Burka tersenyum lembut melihat kedatangan Petri yang tidak seperti biasanya datang ke wilayah rumah Leary.

"Di mana anak itu?"

Burka terdiam, ada senyuman pahit yang terukir di bibir Burka karena Petri tidak memanggil nama Leary dengan baik. "Maksud Anda, nona Leay?"

"Benar, di mana dia?

Burka kembali terdiam, memperhatikan kekakuan Petri yang terlihat gugup. "Nona Leary berada di perpustakaan, ada yang bisa saya bantu?"

"Tidak perlu. Aku akan ke sana," jawab Petri singkat. Tanpa bertanya lagi Petri langsung berbalik dan pergi menuju perpustakaan.

Ada kebimbangan di mata Petri, beberapa kali anak itu sempat menahan langkahnya karena bingung apa yang harus dia katakan kepada Leary saat nanti memberikan sepatunya.

Beberapa kali Petri berhenti melangkah, hingga kepergiannya ke perpustakaan memakan waktu, namun pada akhirnya Petri sampai ke perpustakaan dan membuka pintu.

Petri melangkah masuk usai menutup pintu kembali, dengan hati-hati anak itu melangkah mencar-cari sosok Leary yang biasanya mendorong tangga.

"Hiks.."

Suara isakan samar seseorang terdengar dari salah satu sisi rak buku, Petri mendekat perlahan dan berdiri di balik rak buku lain, dengan hati-hati dia menggeser buku untuk membuat celah dan melihat siapa yang tengah menangis.

Leary, anak itu tengah meringkuk menangis dalam kesendirian.

Petri bertanya-tanya, apa yang telah membuat anak itu menangis? Apa ada yang mengganggunya?

Petri mengitari rak buku dan menunjukan diri, kehadiran Petri yang mendekat membuat Leary mengangkat wajahnya dan menatap sendu, tangisan Leary terhenti karena takut suaranya mengganggu, Leary beringsrut menjauh seakan menjaga jarak agar Petri tidak terganggu dengan keberadaannya.

Sikap Leary membuat Petri sempat dibuat diam mematung, ada sebuah rasa sakit yang menusuk hati Petri saat melihatnya.

"Diamlah disitu," pinta Petri bersuara.

Dengan cepat Leary menghapus air matanya dan menatupkan bibirnya rapat-rapat, anak itu tidak bersuara apapun, namun ada kekhawatiran di matanya jika Petri akan memarahinya juga seperti apa yang di lakukan Megi padanya.

Perlahan Petri duduk di lantai, tepatnya di hadapan Leary. Tindakan Petri tidak lepas dari perhatian Leary yang di penuhi oleh kewaspadaan.

Petri membuka tasnya dan mengeluarkan kotak sapatu yang dibelinya, Petri meletakan kotak sepatu itu di hadapan Leary. "Untukmu."

Leary tercekat kaget, anak itu sampai harus mengucek matanya beberapa kali untuk memastikan jika apa yang dia dengar dan di lihat itu bukan hanya sebatas hayalan. "Anda serius?"

"Ambilah" Petri membuang muka.

Leary bergeser sedikit mendekat dan mengambil kotak itu, lalu membukanya di atas pangkuannya.

LEARY [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang