Chaning menghisap rokoknya lagi, memperhatikan keterdiaman Darrel yang masih terkejut atas perkataannya.
"Seharusnya kau tidak terkejut. Jika kau menyia-nyiakan sesuatu, itu artinya kau sudah menganggapnya tidak berharga. Orang-orang yang memiliki akal sehat tidak akan pernah memiliki penyesalan untuk masa lalu yang telah dia perbuat karena segala tindakan yang di ambil menggunakan pikiran. Seharusnya ini berlaku untukmu jika memang kau hidup menggunakan otakmu juga, kau telah menyia-nyiakan Olivia dan Leary. Kau boleh saja sekarang menyadari kesalahanmu, namun kau juga harus tahu bahwa tidak berhak mendapatkan kesempatan," ucap Chaning dengan penekanan agar Darrel mendengarkan perkataannya.
"Ini bukan urusanm," jawab Darrel dengan gigi mengetat. "Kau tidak berhak memutuskan apa aku mendapatkan kesempatan atau tidak sama sekali."
Chaning membalasnya dengan tawa pelan penuh penghinaan. "Olivia adalah sahabatku, keluargaku. Kau juga harus tahu sialan, meski Tuhan memberimu kesempatan memperbaiki semua yang telah terjadi, aku akan menghalangi jalanmu agar kau tersiksa sampai mati."
Wajah Darrel merah padam mendengarkan kata-kata Chaning.
"Mulai besok, Leary akan resmi bergabung dengan keluarga Benvolio," putus Chaning.
"Berhenti beromong kosong, aku tidak akan menyerahkannya," jawab Darrel dengan suaranya yang semakin dalam.
Satu alis Chaning sedikit terangkat seakan tengah mengejek betapa tidak tahu malunya Darrel McCwin yang dengan percaya dirinya mengatakan tidak akan menyerahkan Leary setelah menyiksa anak itu sejak di dalam kandungannya.
"Aku memberitahumu untuk membawa Leary, bukan meminta izin darimu."
"Diam! Keluar dari ruangan ini dan berhenti ikut campur dengan urusan keluargaku."
Chaning terkekeh menatap tajam Darrel sambil menghisap rokoknya.
Chaning tidak bisa berhenti memandang rendah Darrel McCwin, pria itu tidak lebih dari seonggok sampah sampah yang tidak berguna dan tidak tahu malu.
"Kau tahu, semakin aku melihatmu, aku semakin tahu bahwa aku lebih baik darimu," ucap Chaning dengan serius.
"Pria kotor sepertimu tidak berhak membicarakan kebaikan dengan siapapun Chaning," jawab Darrel marah. Darrel mengakui kesalahan dan kekeliruannya, dia sudah berbuat jahat, namun Chaning Benvolio jauh lebih jahat dari siapapun.
Setiap saat, setiap waktu, tangan dan langkahnya selalu dipenuhi oleh darah.
"Tidak tahu diri itu gratis Darrel, namun kau tidak bisa memborongnya untuk dirimu sendiri," jawab Chaning dengan tenang. "Apa kau pikir anak itu mau kembali ke rumah yang seperti neraka itu? Sekuat apapun kau berusaha menahannya, Leary akan tetap pergi seperti Olivia, namun anak itu akan berakhir berbeda karena tempat pelariannya adalah aku."
Kali ini Darrel tidak menjawab, pria itu memang tidak bisa banyak menyangkal bahwa kemungkinan besar Leary akan meninggalkan kediamannya mengingat betapa menyedihkannya Leary bersujud di bawah kakinya, memohon hanya untuk bisa pulang ke desa.
Mengingat kebenaran itu, Darrel merasa sangat sesak meski kini jauh di dalam lubuk hatinya dia masih berharap Leary masih memimpikan sebuah keluarga dengannya.
Chaning segera beranjak dan berbalik, pria itu mematikan rokoknya dengan menekannya di atas sebuah laci. "Kau tahu kenapa aku membunuh wanita yang telah melahirkanku?" tanya Chaning pelan dan serius.
"Selain karena telah membuang dan meninggalkanku, aku juga selalu benci setiap kali melihat wajahnya. Semakin aku melihat wajahnya, aku selalu kesal karena bisa terlahir dari wanita sampah seperti dia yang bodoh, tidak tahu malu, dan juga tidak egois. Aku melenyapkannya karena aku tidak mau melihat wajahnya, setelah dia lenyap, aku merasa sangat puas."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEARY [Selesai]
RomanceLeary McCwin adalah anak berusia enam tahun, dia harus di hadapkan dengan kehidupan yang berubah drastis setelah ibunya meninggal. Satu hari setelah ibunya Leary meninggal, bibi Willis membawa Leary untuk pertama kalinya keluar dari desa. Bibi Willi...