Chapter 29 🌵🌵

10.9K 970 47
                                    

Chaning keluar dari mobilnya membawa Leary, anak kecil itu masih terlelap tidur tidak terpengaruh oleh guncangan apapun. Pelukan hangat Chaning membuat Leary merasa kembali ke rumah. Sudah sangat lama Leary tidak merasakan tangan besar yang memeluknya. Pelukan sosok seorang ayah adalah sebuah mimpi terbesar di setiap malam Leary, namun semenjak bertemu Darrel, bayangan indah yang sering Leary pikirkan berubah menjadi hitam karena sosok ayah yang berada dalam dongeng dibacanya tidaklah begitu.

Terkadang Leary marah dan benci pada buku-buku yang bacanya, mengapa mereka berbohong?

Seorang ayah yang berada dalam dongeng seperti seorang kesatria yang berani dan melindungi. Namun mengapa ayah yang Leary temui berbeda?

Leary bergerak lemah, anak itu mengerang mengeluarkan suara yang tidak jelas, Chaning menepuk bahunya beberapa kali dan membuat Leary kembali tidur pulas dengan tubuh gemetar kedinginan.

Chaning memperhatikan anak itu dengan serius, sosoknya yang kurus seperti kekurangan gizi dan terlihat lemah menyedihkan, berhasil membangkitkan ingatakan masa kecil Chaning yang kelam dan harus bertahan melawan kerasnya kehidupan.

Kehidupan masa kecil mempengaruhi prilaku seseorang di masa depan.

Seseorang yang mengalami ketidak adilan dan kesuraman di masa kecilnya harus bertarung dengan jiwanya yang terluka, bangkit melawan banyak hal untuk bisa mendapatkan kehidupan yang sebenarnya, semua perlawanan itu membutuhkan kekutan yang besar. Namun, jika seseorang tidak mampu berjuang melawan, dia akan terpuruk jatuh, terperosok di injak orang-orang di sekitarnya.

Chaning merasakan itu..

Ada sesuatu di mata Leary setiap kali anak itu menatap dirinya.

Senyuman Leary, binar kebahagiaan di matanya terasa seperti sebuah kepalsuan. Anak itu bisa tersenyum lebar menunjukan kebahagiaan, namun di detik selanjutnya, dia bisa termenung dan tenggelam dalam kesedihan hanya dengan melihat anak-anak di sekitarnya yang terlihat bahagia.

Apa yang sebenarnya yang ada di pikiran anak sekecil ini? Sejauh mana sesungguhnya dia mengenal dunia?

"Panggil pelayan wanita, bantu anak ini mengganti pakaiannya."

"Baik Boss," jawab Romero. Romero sempat meluangkan waktunya untuk mengambil keluar beberapa tas paper bag berisi pakaian yang dia beli ketika dalam perjalanan pulang.

Romero tidak menyangka jika dia dan dua orang temannya akan menghabiskan waktu lebih dari setengah jam lamanya untuk membeli pakaian Leary.

Kedatangan Romero dan dua temannya ke toko di malam hari membuat pemilik toko sampai sempat sembunyi di balik pintu dan berpikir jika dia akan di jarah tiga preman. Beruntung semuanya berjalan lancar.

Romero tersenyum melihat Chaning yang kini berjalan masuk lebih dulu ke dalam rumah.

Romero ingat, ada banyak makian yang terucap dari mulut Chaning di setiap kali dia di datangi Leary, Chaning selalu terlihat risih dan terganggu, namun pada kenyataannya pria itu memiliki banyak kepedulian kepada Leary.

***

Seorang pelayan wanita datang tergesa begitu dia mendengar Chaning memanggilnya.

"Bawa anak ini ke kamar tamu, bersihkan tubuhnya dan ganti pakaian dia," titah Chaning seraya memberikan Leary kepada Dama.

"Baik Tuan."

Dengan hati-hati Dama mengambil alih Leary dan membawanya pergi untuk di urus.

Suara deringan telepon masuk terdengar di saku celana Chaning, pria itu merongoh handponenya dan menerima panggilan itu.

LEARY [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang