Chapter 8 🍀

10.5K 789 20
                                    



Chaning berdecih, anak buahnya sudah berpikir terlalu jauh menilai dirinya.

"Aku tidak ingin membunuhnya, aku hanya ingin memastikan sesuatu saja," ujar Chaning menjelaskan.

Romero semakin membungkuk terlihat malu karena sudah berpikiran lancang. Romero berpikir sedikit lebih ekstrim tentang Chaning, hal itu di karenakan Chaning memanglah seseorang yang sangat berdarah dingin tanpa melihat siapa sasarannya.

Chaning beranjak dari duduknya membawa ice cream di tangannya dan perlahan mendekati Leary yang kini duduk memeluk lututnya terlihat sedih kelimpungan, Leary tidak tahu lagi harus ke mana lagi dia mencari satu sepatunya yang hilang karena penjuru selokan dan tempat sampah sudah dia cari. Tidak mungkin seseorang mau mengambil sepatu sebelah.

Bayangan tubuh tinggi menjulang Chaning meneduhi tubuh mungil kecil Leary, perlahan anak itu mendongkakan kepalanya dan menatap Chaning dengan penuh tanya.

Chaning membungkuk di hadapan Leary dan menyodorkan ice creamnya, "Kau mau Ice cream?" tanya Chaning.

Leary mengerjap, bola matanya melebar terlihat terkejut sekaligus senang karena ada orang asing yang tiba-tiba saja begitu baik kepadanya apalagi dia mau membagikan ice cream. Raut kesedihan di wajah mungil itu langsung sirna, kebingungannya memikirkan sepatunya yang hilang telah tiada, Leary langsung tersenyum lebar.

"Benarkah?" Tanya Leary seraya berdiri dan menepuk-nepuk pakaiannya yang berdebu.

Reaksi Leary membuat Chaning langsung berasumsi, jika sebenarnya semalam anak itu tidak melihat wajah Chaning dengan jelas.

"Ambillah, kau suka Ice cream?"

"Aku suka!" Seru Leary penuh tawa hampir melompat senang, tangan mungilnya mengambil Ice cream itu. "Terima kasih Paman baik."

Chaning terdiam sejenak, memperhatikan kesenangan anak kecil di hadapannya yang langsung menjilati Ice creamnya tanpa memiliki sedikitpun kewaspadaan jika orang yang memberinya adalah orang jahat. Chaning heran, orang tua mana yang tidak mengajarkan anaknya untuk berhati-hati pada anak orang asing?

Meski begitu, kini Chaning tidak perlu lagi penasaran apalagi khawatir.

Chaning langsung berdiri dan membalikan badannya, pria itu segera pergi meninggalkan Leary seorang diri yang kini sibuk menikmati Ice cream pemberiannya.

"Kita pulang," kata Chaning.

Romero mengangguk paham, pria itu langsung menghubungi sopir untuk segera membawa mobilnya karena Chaning akan segera pergi. Dalam langkah lebarnya Romero mengawal Chaning dan berdiri di sisinya yang kini tengah menunggu mobil datang.

"Paman!"

Chaning menengok ke sisi, merasakan tarikan tangan kecil Leary di jaketnya yang nyaris tidak memiliki tenaga.

Leary menengadahkan kepalanya untuk menatap Chaning, Leray tersenyum lebarm wajahnya yang pucat sedikit bersemu itu kini di hiasi oleh noda dari Ice cream yang di makannya. Dengan cepat Leary mengambil sesuatu dari saku roknya dan memberikan sebuah permen di bungkus plastic putih.

"Karena Anda baik dan memberikan sesuatu kepada saya, saya juga ingin membalas kebaikan Anda."

Chaning sedikit terpaku, melihat permen di telapak tangan Leary.

Karena tidak mau membuang waktu dan berbasa-basi, akhirnya Chaning mengambil permen itu.

Seluruh tubuh Chaning meremang merasakan perasaan hangat begitu tidak sengaja dia menyentuh tangan mungil Leary dan melihat senyuman tulusnya.

LEARY [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang