Chapter 27 🌵🌵

10.5K 1K 51
                                    


"Mengapa mereka meninggalkanku? Apakah mereka membuangku?"

Leary berdiri berdiri di bawah hujan, melihat ke penjuru arah, anak itu tidak tahu harus melangkah ke mana dan bertanya kepada siapa. Ini adalah tempat yang asing untuknya.

Leary yang polos dan tidak tahu apa-apa dipaksa harus berpikir dan mulai bertanya-tanya. Mengapa dia diperlkukan seperti ini? Mengapa orang-orang yang dia anggap sebagai keluarga meninggalkannya? Apa kesalahannya?

Tubuh Leary bergetar, suara hujan yang turun mulai tidak terdengar, anak itu terisak menangis dalam ketakutan.

Kaki kecilnya bergerak melangkah tidak menentu arah, anak itu berlari dalam kesendirian mencari seseorang yang mungkin bisa menolongnya. Namun jika ada yang menolongnya, apa yang harus Leary katakan dan kemana dia harus di antarkan pulang?

***

"Berhenti, aku berhenti di sini!" teriak Petri marah.

"Apa yang kau lakukan, jangan membuat kekacauan," tegur Darrel.

"Leary masih kecil, dia akan tersesat. Jika Ayah tidak peduli padanya, biar aku sendiri yang mengurusnya," jawab Petri dengan geraman, tanpa pertimbangan Petri segera keluar dari mobilnya berlari pergi, mengabaikan teriakan Ellis yang memanggil dan memintanya kembali.

Petri berlari di bawah hujan, anak itu memanggil taksi dan segera pergi.

"Tuan, sebaiknya kita mengikuti tuan Petri," usul sopir yang sejak tadi diam.

Darrel menekan batang hidungnya dengan kuat, pria itu terlihat marah namun tidak bisa mengatakannya. "Putar balik."

Sang sopir segera memutar balikan kendaraannya dan pergi menyusul Petri.

Ellis yang duduk di belakang tampak sedikit cemberut juga khawatir, Ellis tidak ingin Petri menemukan Leary.

***

Tubuh Leary menggigil kedinginan, wajahnya terlihat pucat, pakaiannya sudah basah kuyup hingga di setiap langkah yang dia lewatinya meninggalkan beberapa tetes air hujan dari gaun yang dia pakai.

Cukup lama Leary melangkah, dia tidak tahu harus sejauh mana lagi melangkah menuju jalan pulang, Leary juga tidak tahu apakah jalan yang di lewatinya sekarang adalah jalan yang benar atau salah.

Rasa lelah membuat Leary memutuskan duduk di bangku kayu dengan, anak itu menatap ke sekeliling dengan sedih, bola matanya yang indah itu terlihat berkaca-kaca ketika tidak sengaja melihat anak kecil yang tengah tersenyum tengah makan di temani oleh kedua orang tuanya.

Dulu Leary juga bermimpi seperti itu, bisa makan dengan lahap di temani ayah dan ibunya, bisa digendong ayahnya dan ajari bagaimana caranya menggayuh sepeda.

Beberapa kali Leary sempat bertanya kepada ibunya, siapa ayahnya. Namun Olivia tidak menjawab, alih-alih menjawab, Olivia meminta Leary menjadi anak yang kuat.

Tangan mungil Leary mengusap sisi wajahnya yang kini basah.

Leary tidak lagi bisa bermimpi untuk bisa di gendong dan di ajari menggayuh sepeda karena kini Leary tidak memiliki seorang ayah.

Suara teriakan meracau perempuan yang terpengaruh alcohol membuat Leary ketakutan, anak itu melompat turun dari kursinya dan berlari pergi menjauh.

Jauh Leary berlari hingga akhirnya kini anak itu berada di gang-gang sempit pertokoan.

Leary duduk di emperan toko, menatap ke sekeliling dengan bingung. Malam semakin gelap, Leary tidak lagi melihat ada anak-anak seusianya berkeliaran bermain

LEARY [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang