Chapter 25 🌸

10.9K 922 84
                                    

"Anda benar-benar sangat cantik Nona," puji Burka berdiri di belakang Leary yang kini berdiri di depan cermin memperhatikan dirinya sendiri dengan takjub.

Ini untuk pertama kalinya Leary mengenakan gaun baru yang begitu cantik dan juga sepatu yang seperti tuan puteri yang sering Leary lihat dalam serial televisi.

Burka menyisir rambut Leary dan mengikatnya, memberinya sebuah hiasan yang selama ini Leary mimpikan.

Leary tidak mampu berkata-kata, namun sorot matanya yang berbinar bahagia terlihat begitu jelas, bibir mungil Leary sampai tidak bisa berhenti untuk tersenyum.

"Burka, apa ini tidak salah?" tanya Leary entah untuk yang ke berapa kalinya.

"Tentu saja Nona, ini benar."

"Saya harus sepatu dan gaunnya agar tidak rusak," tawa Leary senang, gadis kecil itu mendongkakan kepalanya dan menatap Burka. "Burka, terima kasih sudah meminjamkan pakaian yang indah ini. Saya akan menjaganya."

Napas Burka tertahan di dada, sesak dan rasa sakit langsung dia rasakan hingga membuat matanya terasa panas terdesak ingin menangis. "Ini pakaian untuk Anda, Nona."

Senyuman dan tawa yang sempat terlihat berseri di wajah cantik gadis kecil itu sedikit menghilang. Leary menggelang dan kembali tersenyum, "Tidak apa-apa Burka. Saya tidak membutuhkan ini, ini terlalu bagus untuk saya."

Burka membuang napasnya dengan kasar, begitu sulit untuknya menjawab kata-kata Leary, ada baiknya memang Burka mengangguk saja mengiayakan dengan begitu pikiran leary tidak terbebani.

Burka tersenyum lebar menatap Leary dengan hangat, Burka menepuk bahu Leary dan mengusapnya dengan lembut. "Hari ini tuan Darrel membawa Anda ke pesta bibi Anda, namanya Adelle McCwin. Beliau sangat tegas seperti kakek Anda, namun hatinya sangat lembut, jangan sungkan kepadanya. Anda bisa mengingatnya?"

Leary mengangguk dengan cepat dan senyuman.

"Anda harus bersenang-senang."

"Baik Burka."

***

Ellis keluar dari kamarnya dengan penampilannya yang cantik dan rapi, hari ini Ellis mengenakan gaun berwarna biru tua selutut dengan sebuah topi baret berwarna putih yang lembut. Kepergian Megi dan beberapa pelayan yang selama ini selalu di sampingnya, ternyata tidak membuat Ellis begitu bersedih karena masih ada banyak pelayan lain yang bisa membantunya.

Ellis berlari pergi menuju kamar Petri, menjemputnya untuk pergi bersama ke bawah.

"Ayah," sapa Ellis dengan senyuman lebarnya melihat Darrel yang kini berdiri menunggu.

"Tunggu sebentar," jawab Darrel.

Ellis dan Petri saling memandang bingung karena tidak tahu maksud dari perkataan Darrel.

Tidak berapa lama Leary datang, Leary sempat menahan langkahnya karena tatapan tajam tidak suka Ellis, begitu pula tatapan dingin Petri yang langsung mengasingkannya dalam diam.

"Ayah, apa ini tidak salah?" tanya Ellis terbata.

"Memangnya kenapa?"

"Aku, aku merasa Leary tidak cocok di pesta."

"Jika kau tidak suka, sebaiknya kau yang kembali ke kamar, ingat kau masih di hukum," jawab Darrel dengan dingin, pria itu segera pergi masuk lebih dulu ke dalam, di susul oleh ketiga anaknya yang kini duduk di belakang.

Perasaan gugup dan bahagia membuat Leary tidak bisa banyak berkata-kata meski kini di sisinya, Ellis terlihat risih dengan keberadaannya, beberapa kali Ellis sampai menyikut tangan Leary memberi isyarat jika dia tidak senang Leary duduk di sisinya.

LEARY [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang