Leary merangkak di sisi-sisi pagar rumput, melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda. Anak itu tengah mencari-cari daun semanggi yang sempat pernah dia lihat tumbuh di taman. Leary tidak memiliki apapun untuk bisa membalas kebaikan Petri, namun dengan daun semanggi, Leary pikir itu pantas untuk menjadi balasan atas kebaikan Petri.
Leary merangkak perlahan mencari-cari pohon daun semanggi dengan teliti, begitu menemukannya, Leary mengambilnya dari akar menggunakan skop, dan memindahkannya pada sebuah gelas kecil yang tidak terpakai dan sudah terisi tanah.
Setelah bersusah payah mencari pohon daun semanggi dan menyimpannya di mangkuk kecil pemberian Jimmy, Leary segera pergi menuju kamar Petri selagi semua orang sedang beristirahat.
Leary mengetuk-ngetuk daun pintu kamar Petri begitu pelan, karena ragu dan takut Petri tidak menyukainya.
Tidak berapa lama, pintu kamar Petri terbuka.
Dalam satu langkah Leary mundur dan tertunduk malu.
Petri terdiam tanpa suara namun matanya bergerak menelisik penampilan Leary. Sepatunya yang jelek itu terlihat kotor, dan tanganya masih menyisakan tanah.
"Ada apa?" tanya Petri dingin.
"Anu, itu," Leary terbata-bata, tangannya terangkat perlahan dan menyodorkan gelas kecil berisi pohon daun semanggi yang baru Leary siram agar tetap bisa tumbuh dengan baik. "Saya tidak tahu harus membalas kebaikan hati Tuan seperti apa karena telah memberikan saya sepatu cantik. Saya hanya memiliki ini, menurut buku dongeng yang saya baca, helaian pertama daun ini bermakna cinta, helaian kedua bermakna kesehatan dan panjang umur, helaian ketiga bermakna kemakmuran, dan helaian keempat bermakna kekayaan. Saya harap Tuan selalu mendapatkan keempat makna itu."
Petri terdiam dengan tubuh menegang, tubuhnya sampai gemetar dan seluruh kulitnya meremang. Tidak pernah sekalipun Petri mendengarkan seseorang mendoakannya seperti itu.
Namun Leary..
Anak itu, anak yang paling tidak pernah Petri harapkan, mendokaanya dengan begitu tulus.
Tanpa bicara Petri mengambil gelas berisi pohon daun semanggi itu dan pergi masuk ke kamar, menutup pintu, dan tidak berkata sepatah katapun.
Leary mematung kebingungan, dia tidak tahu apakah Petri menyukaiya atau sebaliknya.
Cepat-cepat Leary berbalik dan pergi. Tanpa Leary sadari, ada Ellis yang berdiri di sebuah pojokan ruangan tengah memeluk bukunya dengan erat.
Sebelumnya Ellis hendak menemui Petri lebih dulu dan meminta maaf atas pertengkaran mereka yang telah terjadi tadi pagi. Ellis yang tidak bisa membangun percakapan sengaja membawa buku untuk menjadikannya sebuah alasan.
Namun siapa sangka jika Ellis harus mendengarkan kabar yang sangat membuatnya marah besar dan kecewa kepada Petri. Ellis tidak suka jika Petri memberikan hadiah kepada Leary apalagi saling bercakap-cakap.
Ellis sangat tidak suka.
Ellis menghentakan kakinya ke lantai, anak itu berlari pergi tidak jadi pergi kamar Petri. Ellis menangis seperti biasa, lalu mengurung diri di kamar sampai Megi datang menemuinya dan menanyakan apa yang terjadi.
Ellis menangis menceritakan apa yang terjadi, lagi dan lagi anak itu merasa kecewa karena kini Petri terlihat tidak menyayanginya lagi dan hanya menyayangi Leary.
Megi sang pengasuh Ellis sejak kecil tampak dibuat berang karena Leary tidak mendengarkan peringatannya.
***
Usai keluarnya Burka dari kamar, Leary memilih mengunci pintu agar bisa belajar mewarnai tanpa ketahuan. Anak itu duduk atas ranjangnya dan terlihat begitu senang menggoreskan pensil warna, meniru sebuah gambar dari lembaran buku yang dia pinjam dari perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEARY [Selesai]
RomanceLeary McCwin adalah anak berusia enam tahun, dia harus di hadapkan dengan kehidupan yang berubah drastis setelah ibunya meninggal. Satu hari setelah ibunya Leary meninggal, bibi Willis membawa Leary untuk pertama kalinya keluar dari desa. Bibi Willi...