BAB 5

2K 64 5
                                    

Perempuan itu adalah makhluk yang penuh dengan teka-teki. Ucapannya sering kali berlawanan dengan hatinya. Adapun kehebatan perempuan yang lain adalah dia mampu menyembunyikan perasaan cintanya.

*

*

Syahla memilih duduk di tempat yang sepi. Pas banget di belakang rumah Arsyad terdapat taman kecil. Jadi, Syahla bisa menyepi untuk menenangkan dirinya sejenak.

Saat ini, Syahla sedang berdebat dengan pikirannya sendiri. Dia bertanya apakah Arsyad mencintai Ameera? Atau mungkin karena mereka dulunya teman akrab pas kuliah, jadi, Arsyad bersikap ramah kepada Ameera? Semoga saja asumsi kedua itu yang benar.

Ameera pernah bercerita kepada Syahla tepat dua bulan dirinya bergabung di majelis taklim pondok Al-Hasan. Dia bilang kalau dulu dirinya dan Arsyad sangat dekat sampai ada yang bilang kalau mereka itu pacaran. Hal itu Ameera ceritakan karena Syahla melihat keramahan Arsyad terhadap Ameera. Sedangkan terhadapnya boro-boro mau ramah, menatap saja tidak.

"Syahla tenang, deh. Bisa jadi Arsyad itu ramah karena dia teman dekat Ameera."

Syahla terus berbicara sendiri layaknya orang yang sedang latihan drama. Ini adalah kebiasaan Syahla yang sangat ia rahasiakan. Bahasa gaulnya itu "Top secret".

"Mba Syahla lagi apa?"

Tubuh Syahla berjingkat karena saking terkejutnya. Ia segera membalikkan tubuhnya dan mendapati Arsyad yang sedang menatap ke arahnya dengan penuh tanda tanya.

Arsyad mendekat ke arah Syahla dan berdiri tepat di hadapannya.

"Mba lagi apa di sini?"

"Saya hanya mencari udara segar, ustadz."

Arsyad tersenyum tipis dan mengangguk. Duhh, jangan senyum dong Arsyad, nanti Syahla meleleh hatinya.

"Jangan manggil ustadz. Panggil saja Arsyad."

Sekarang giliran Syahla yang senyum. Hatinya seperti di tumbuhi bunga-bunga yang sedang bermekaran.

"Iya, Arsyad."

"Yaudah, mba, kita masuk saja. Ngga baik lho di luar sendirian."

"Jangan panggil mba. Syahla saja."

Lagi. Arsyad senyum dengan manisnya.

"Ayo, Syahla."

Dalam perjalanan masuk, Syahla bertanya bagaimana Arsyad bisa melihatnya di taman. Arsyad menjawab kalau tadi ia berniat untuk ke gazebo dan ia melihat seorang wanita yang sedang duduk sendiri. Ia kira wanita itu adalah kuntilanak, eh ternyata malah Syahla.

Sampai di dalam, Arsyad bergabung dengan para pria yang sedang menikmati jamuan, ada juga kue yang tadi Zainab bawa sebagai oleh-oleh untuk keluarga Arsyad. Syahla seketika terkikik melihat bentuk kue yang sangat tidak berperi ke-kue-an. Bentuknya aneh karena Syahla yang membentuk kue tersebut. Ada bentuk segitiga bengkok dan love yang bentuknya hampir sembilan puluh persen lingkaran.

"Mba Syahla kenapa ketawa sendiri?"

"Huahahaha..."

Syahla tidak tahan lagi menahan tawanya. Ia merasa geli melihat para pria itu yang sangat menikmati kue buatannya, sedangkan Ameera mengernyit bingung, takut kalau Syahla ini kesurupan jin tomat. Eh, jin apa, ya? Tomat apa Tomang? Ah, sama saja lah.

"Kok malah tambah ketawa?"

"Ekhemm...ngga papa."

Ternyata tawa Syahla itu mengundang Arsyad untuk mendekat ke arah mereka berdua. Syahla menjadi canggung dengan keberadaannya. Sepertinya Arsyad bermaksud untuk menghampiri Ameera.

"Syahla, bisa ikut aku sebentar?"

Syahla melongo. Apa katanya tadi? Ikut aku sebentar? Aku? Bukan saya lagi. Berbunga-bunga nih hati Syahla.

"Eh, iya, iya." Syahla mengikuti langkah Arsyad karena Arsyad sudah terlebih dahulu berjalan.

***

Arsyad menghentikan langkahnya ketika mereka tiba di sebuah ruangan yang terdapat kedua orang tua dan beberapa anggota keluarganya. Mereka tersenyum ke arah Syahla dan mempersilahkannya duduk.

"Ummi, Arsyad pergi dulu, ya. Ada urusan sama Mas Yusuf."

Wanita yang di panggil ummi itu mengangguk. Kalau Syahla tidak salah ingat, wanita itu bernama Fatimah. Bulan lalu Fatimah berkunjung ke rumah Syahla. Nah, sejak saat itulah Syahla tahu nama umminya Arsyad.

"Ini Syahla, kan?"

Syahla mengangguk."Iya, Tante."

"Ngga usah panggil Tante. Panggil ummi aja, ya?"

"Iya, ummi."

Fatimah mengajak Syahla berbincang mengenai Syahla yang bergelut di dunia fashion. Begitupun dengan Usman yang ikut nimbrung sedikit-sedikit tentang dunia bisnis. Mereka tampak sangat kagum dengan Syahla.

"Lusa juga klien aku yang dari Amerika akan mendesain kan gaun pernikahannya."

Fatimah berdecak kagum. Sudah cantik, pintar, sopan juga. Dan semoga Sholihah.

"Ummi kagum sama kamu, Syahla. Udah cantik, pinter lagi."

"Semua ini berkat Abi, ummi. Beliau yang membuatkan butik sendiri buat Syahla. Pas Syahla lihat untuk pertama kalinya saja Syahla kaget. Soalnya rencana awal Syahla bakalan kerja sama Cik Christie Basil yang terkenal di tik-tok itu, lho. Tapi Alhamdulillah Abi malah membuatkan butik sendiri buat Syahla. Kata Abi kalau Syahla nurut semua perintah Abi, Syahla bakal di turutin juga maunya."

Kali ini bukan hanya Fatimah yang berdecak kagum. Usman juga berdecak kagum mendengar penuturan Syahla. Berarti Syahla adalah tipikal wanita yang gampang di atur.

"Sudah berapa lama usaha kamu berjalan Syahla?" Kali ini bibi Arsyad yang bertanya.

"Baru dua bulan, mba. Saya mulai usaha barengan sama saya mulai belajar di majelis taklim pondok ini."

"Wahh, hebat ya. Baru dua bulan, tapi udah dapet pelanggan dari luar negeri."

Setelah lama berbincang dengan keluarga Arsyad, Syahla pamit untuk pulang karena Taufik dan Zainab sudah pulang duluan. Katanya kelamaan kalau nunggu Syahla.

"Orang tua kamu sudah pulang, kan? Biar di antar Arsyad, ya? Ngga baik kalau wanita pulang malam sendirian."

Mau nolak, tapi kok berat. Kalau sudah berurusan dengan Arsyad, nyemplung ke kolam lele pun akan Syahla lakukan.

"Iya, ummi."

Alhamdulillah udah selesai lima part. Gimana nih menurut kalian? Arsyad itu suka sama Ameera atau Syahla? Apa kalau enggak ya kalian dukung Arsyad sama Ameera atau sama Syahla, nih? Kasih jawabannya, ya 🤗🤗

Jangan lupa tabasaam (senyum)

~Anne

Sayap Surga Nya ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang