Kenapa kisahku menjadi semakin rumit?
(Syahla Alfynatasha)
*
*
Jantungku bagaikan berhenti berdetak, bahkan untuk bernapas pun rasanya amat sulit. Rasa sakit di kepalaku seketika menghilang karena kejadian pagi ini. Karena kaki ku yang lemas ini rasanya sudah tidak bisa menopang berat tubuhku sendiri, akhirnya aku terduduk di samping tempat tidur Ameera.
Susu yang tadi aku bawa di atas nampan sudah tercecer di lantai kamar Ameera. Ya, aku merasa lemas di sekujur tubuhku hingga aku menjatuhkan gelas berisi susu itu. Aku menghela napas untuk menenangkan pikiranku. Namun, nyatanya aku tetap bingung dengan keadaan ini.
Tanganku masih bergetar menatap secarik kertas yang berisi surat dari Ameera.
Untuk Syahla
Maaf karena ini aku lakukan, Syahla. Aku merasa cintaku kepada Arsyad belum sepenuhnya menghilang dan di tambah ada bayi ini di dalam kandungan ku. Aku mulai menyayangi bayi ini, Syah. Aku merasa ngga adil kalau bayi ini lahir, lalu aku menyerahkannya secara cuma-cuma untukmu dan Arsyad. Aku ingin juga memiliki bayi ini karena akulah yang mengandungnya.
Tiga bulan lagi bayi ini akan lahir, dan aku akan kembali. Aku akan menyerahkannya padamu jika kamu siap untuk menjadikanku istri kedua dari Arsyad. Namun, jika kamu tidak memperbolehkan Arsyas untuk poligami, maka bayi ini sepenuhnya menjadi milikku.
Satu lagi, jangan membawa masalah ini ke jalur hukum jika kamu masih menyayangi bayimu.
Dari Ameera
Aku menginginkan anakku, tapi aku juga tidak ingin di poligami. Arsyad juga telah berjanji kalau dia tidak akan memadu diriku, tapi bagaimana jika taruhannya adalah anak sendiri?
"Astagfirullah, Yaa Robb, mengapa kisahku menjadi serumit ini?" ucapku sambil menahan air mata yang ingin sekali keluar.
"Aku sudah berusaha sabar dengan adanya Ameera di rumah ini, tapi mengapa masalahnya semakin bertambah berat dan semakin menguji kesabaranku?"
Ternyata sekuat apapun aku menahan air mata, tetap aku hanyalah seorang perempuan biasa yang tidak bisa tenang tanpa mengeluarkan air mata. Aku menunduk, meletakkan kepalaku di lutut agar suara isakanku agak teredam.
Merasa sudah cukup menangis, aku melangkah pergi meninggalkan kamar Ameera dan beralih ke kamarku. Aku melihat sekeliling kamar yang sudah aku hiasi dengan perlengkapan bayi. Ada kasur bayi, ayunan, dan banyak mainan di sini.
Tanganku mulai mengayun-ayunkan lemah ayunan untuk calon anakku. Terbayang pahitnya ketika aku merelakan suamiku untuk berpoligami dengan Ameera. Sudah di pastikan anakku nanti akan tidur dengan Ameera karena ia memiliki ASI untuk anakku nanti. Lalu, bagaimana dengan diriku? Apakah diriku tidak seperti orang yang terbuang dalam rumah sendiri?
Allah, sesak sekali rasanya, tapi aku harus bagaimana? Aku tidak ingin mengorbankan pernikahanku. Aku juga tidak ingin anakku di rebut hak asuhnya oleh Ameera.
"Astagfirullah..." ucapku sambil berdiri. Mataku melirik foto pernikahanku yang terpajang di dinding. Aku membayangkan jika dalam beberapa bulan ke depan, akan ada foto serupa di kamar Ameera dengan suami yang sama.
***
Author pov
Syahla melangkah pelan-pelan mendekati sang suami yang sedang fokus dengan laptopnya. Ia harus berbicara dengan Arsyad, iya, harus!
"Ar..."
Mendengar namanya di panggil, Arsyad memutar kursinya ke arah Syahla. Ia tersenyum, lalu mendekat ke arah Syahla. Di rengkuhnya tubuh Syahla sambil mengecup keningnya dengan sangat lembut.
Syahla malah di buat menangis dengan perlakuan Arsyad terhadapnya. Begitu cintanya ia kepada Arsyad, tapi ia harus rela membagi cintanya dengan Ameera. Kuatkah dirinya jika Arsyad akan memperlakukan Ameera layaknya Arsyad memperlakukan dirinya?
"Loh, kok nangis?" Arsyad mengernyitkan dahinya, lalu di usap lembut air mata Syahla yang mengalir membasahi pipinya.
"Ada apa, hmm?"
Bukannya menjawab, Syahla malah semakin menangis. Ia menangis tersedu sambil menunduk. Arsyad yang melihat hal itu seketika muncul nyeri di hatinya, ia kembali merengkuh tubuh istrinya yang bergetar hebat itu.
Setelah beberapa saat Syahla menangis, kini hatinya mulai merasa tenang. Tangannya mulai mengendurkan pelukannya, lalu beralihlah Syahla menatap Arsyad dengan begitu dalam.
"Ada apa?" tanya Arsyad lagi karena merasa bingung dengan Syahla yang tiba-tiba menangis.
"Menikahlah dengan Ameera," ucap Syahla yang membuat Arsyad langsung melepaskan pelukannya dengan sedikit kasar.
"Apa? Apa katamu?!"
Syahla kembali menangis karena Arsyad sedikit membentaknya.
"Demi anak kita..." ucap Syahla sambil menahan suara isakan yang ingin keluar itu.
"Ameera ingin menjadi istri keduamu, jika kita menginginkan anak kita," ucap Syahla dengan tangis yang seketika pecah saat itu. Ia kembali menangis tersedu di hadapan Arsyad.
Menghela napas, Arsyad kembali memeluk Syahla dengan erat. Di biarkannya Syahla menangis di dadanya. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Jika dirinya berpoligami, maka akan seperti apa perasaan Syahla. Namun, ia juga tidak ingin mengorbankan anaknya.
*
*
Kayaknya makin kesini makin kesana deh alurnya. Maaf ya kalau dari part satu sampai part 41 ini kurang nyambung 😣😣. Awas hati2 banyak typo 😁😁
![](https://img.wattpad.com/cover/322365492-288-k194947.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Surga Nya ( Tamat )
SpiritualBagaimana rasanya jika kita menjadi pengantin pengganti sahabat sendiri? Selamat berkenalan dengan Syahla Alfynatasha, seorang gadis cantik yang memiliki hati sekuat baja. Kepribadian yang dulunya begitu buruk perlahan berubah menjadi lebih baik den...