BAB 22

2.2K 54 0
                                    

Wanita itu di ciptakan menggunakan tulang rusuk paling atas sebelah kiri. Tukang rusuk itu bengkok. Jika tulang rusuk itu di perlakukan keras, maka dia akan patah. Namun, jika tulang rusuk itu di perlakukan halus, ia akan tetap bengkok.

(Dilema perempuan)

Ada yang mau nebak ngga Syahla ada di mana? 😂



*

*

Suasana pagi hari yang cerah membuat perasaan Syahla sedikit membaik. Sejauh matanya memandang, kini terdapat hamparan rumput hijau yang tampak sangat subur. Syahla berdiri sambil tersenyum manis. Di tangannya terdapat secangkir teh hijau, sedangkan di meja terdapat banyak sekali cemilan. Entah apa yang membuat Syahla begitu doyan makan akhir-akhir ini.

"Kamu kok tumben makan terus satu minggu ini, Syah?"

Syahla membalikkan badannya mendengar pertanyaan dari umminya.

"Mungkin karena satu minggu sebelumnya Syahla ngga doyan makan." Syahla kembali mengamati sang mentari yang menyiramkan sinarnya ke bumi. Sebuah senyuman terukir di wajah Zainab. Ia segera menghampiri putrinya yang tampak kembali gelisah.

Zainab meraih bahu Syahla agar Syahla menghadap kepadanya. "Udah, lupain aja masalah kamu. Kasihan tuh tubuh kamu tambah kurus nanti."

Syahla tersenyum. "Arsyad ngga nyariin Syahla lagi, ummi?" tanya Syahla dengan sejuta harapan.

Sebenarnya Arsyad sering datang ke rumah Zainab, tapi sengaja Zainab belum ingin mempertemukan Arsyad dan Syahla. Zainab ingin Arsyad merasa kehilangan untuk sejenak. Zainab sudah menyembunyikan Syahla selama dua pekan terakhir semenjak kepergian Syahla dari rumahnya.

"Eh, itu tehnya keburu dingin, loh." Zainab berusaha mengalihkan pembicaraan. Untung Syahla anaknya penurut dan mudah untuk di ajak pindah pembahasan.

"Ummi, Syahla pengen jalan-jalan keluar."

"Boleh, sayang." Zainab mengelus rambut Syahla. Ia tidak perlu khawatri karena ini Bandung, bukan Jakarta. Jadi Syahla tidak mungkin akan di temukan oleh Arsyad.

***

Siapa pun tolong Arsyad sekarang! Arsyad pagi ini sudah mendapat sebuah ceramah seperti rumus persegi panjang. Usman sedang menceramahi Arsyad habis-habisan pagi ini. Pasalnya Arsyad dan teman-temannya belum juga menemukan Syahla. Padahal Arsyad berjanji dalam waktu satu pekan akan membawa Syahla pulang, lah ini sudah dua pekan.

Arsyad menundukkan kepala sambil mendengarkan ceramah panjang kali lebar itu. Ia tidak sendirian. Ada Ali, Imron, dan juga Yusuf. Mereka yang menemani Arsyad pun tampak sangat tertekan.

"Maaf Abi, maaf..." Permintaan maaf itu terus terlontar dari lisan Arsyad. Kalau lagi di marahi begini Arsyad takut kalau ia sampai di makan oleh Usman. Kan sayang juga populasi pria tampan di Indonesia semakin menurun.

"Bisanya cuma minta maaf," jawab Usman sinis.

"Abi kasih waktu kamu satu pekan lagi. Kalau kamu belum menemukan Syahla, jangan pernah menginjakkan kaki kamu di rumah Abi."

Arsyad tersentak dan segera menengadahkan wajahnya. Usman memang selalu begini. Ia merupakan seorang yang memiliki karakter sangat tegas. Dulu saja waktu kecil Arsyad pernah mengambil uang milik Fatimah tanpa izin, Usman langsung memukul tangan Arsyad menggunakan rotan sebanyak lima kali. Padahal uangnya hanya seribu rupiah.

"Abi--"

Ucapan Arsyad terpotong. "Ngga ada alasan, Arsyad!" ucap Usman, lalu ia segera beranjak dari tempat duduknya.

Sayap Surga Nya ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang