BAB 17

1.8K 54 1
                                    

Ketika hatiku terasa sesak, hanya air mata yang bisa mewakili sesaknya hatiku karena lisanku sudah tak mampu berkata.

(Syahla Alfynatasha)

*

*

Sore ini Syahla sengaja ingin keluar rumah agar pikirannya segar serta hatinya tenang. Tinggal serumah dengan Arsyad, orang yang sangat ia cintai tidak pernah membuahkan kebahagiaan sedikitpun untuk Syahla. Sakit hati, kecewa, marah, semuanya sudah seperti teman hidup bagi Syahla.

Syahla duduk termenung di sebuah kafe sambil menikmati secangkir cokelat panas. Ia memandang ke luar jendela dengan tatapan mata yang begitu sendu. Pemandangan hujan deras membuat Syahla merasa agak sedikit rileks. Hatinya terasa damai ketika tetes demi tetes hujan turun membasahi jalanan aspal.

Adanya Syahla di kafe ini adalah untuk bertemu dengan sahabat lamanya, Loli. Syahla merasa perlu teman untuk curhat dan meminta solusi. Loli dan Syahla sudah bersahabat semenjak mereka mengenyam pendidikan di sekolah menengah. Saat itu, Syahla sering di bully karena Syahla yang terkenal pendiam. Namun, Loli selalu membela dan mendukung Syahla dan perlahan sifat Syahla yang pendiam itu berubah menjadi periang.

Di saat Syahla hendak menyeruput cokelat panasnya, ia melihat seorang wanita dengan rambut pendek sebahu. Dia adalah Loli. Syahla langsung merekahkan senyuman, lalu melambaikan tangan agar Loli bisa menemukannya. Maklumlah, Syahla duduk di tempat paling belakang. Seperti niat awalnya yang ingin menenangkan diri, jadi Syahla memilih tempat yang lebih sepi.

"Loli, sini!"

Loli yang tadinya tampak kebingungan mencari keberadaan Syahla, kini ia melemparkan senyum manisnya kepada Syahla, kemudian ia melangkah mendekat ke meja yang saat ini Syahla tempati.

"Udah lama nunggunya?" tanya Loli sambil meletakkan tas jinjingnya di meja.

"Lumayan, hehe."

"Maaf, ya. Tadi ada kecelakaan soalnya. Jadi aku telat."

Syahla tersenyum hangat. "Ngga papa kali, Lol."

Loli melambaikan tangannya kepada salah satu pelayan di kafe ini. Setelah pelayan itu mendekat, Loli segera memesan minuman hangat karena tubuhnya yang agak basah karena hujan.

"Kamu mau kue apa?" Loli menyodorkan buku menu kepada Syahla. Di sana terdapat banyak sekali menu dessert.

Kebiasaan Syahla dari dulu ketika ia sedang bingung pasti menggelembungkan pipinya. Ia membaca menu-menu yang tertera di buku itu dan akhirnya pilihannya jatuh kepada cheesecake.

"Ini aja, deh."

Loli mengangguk. "Mba, cheesecake dua sama strawberry cake satu, ya."

Dahi Syahla mengernyit. Kenapa pesanannya di gandakan? Atau mungkin Loli yang mau makan cheesecakenya? Ah, tidak mungkin Loli makan dessert itu. Loli kan alergi keju.

"Kok pesanannya aku di gandain, sih, Lol?" protes Syahla ketika pesanan mereka sudah datang.

"Ck, badan Lo kurus banget tau. Lo ngga di kasih makan sama laki Lo?"

"Uhuk-uhuk!"

Loli mendadak panik ketika Syahla tersedak cokelat panas hanya karena kalimatnya. Kekhawatiran muncul di hati Loli. Ia takut jika rumah tangga sahabatnya tidak baik-baik saja.

"Tahan napas, Syah."

Syahla menuruti perintah Loli dan beberapa detik kemudian Syahla sudah kembali normal. Namun, tetes demi tetes air mata perlahan turun membasahi pipi Syahla. Loli yang melihat itu semakin panik karena ia berpikir mungkin tenggorokan Syahla sangat sakit akibat tersedak tadi.

Sayap Surga Nya ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang