Setiap manusia pasti akan di uji oleh Sang Pencipta.
(Sayap Surga Nya)
*
*
"MasyaAllah, akhirnya anak Ummi isi juga," ucap Fatimah sambil mengelus lembut menantunya.
"Ar, jaga istri kamu baik-baik selama ia mengandung anak kamu karena anak adalah anugerah terbesar dari Allah, maka jangan sampai Syahla kurang perhatian," imbuh Usman sambil menepuk bahu Arsyad dan di balas anggukan serta senyum dari Arsyad.
Kini Syahla menatap sang suami yang terlihat sangat bahagia. Tatapan Syahla yang seakan mengatakan bahwa 'kamu sebentar lagi akan menjadi ayah' itu di sadari oleh Arsyad, lalu di gapainya tangan sang istri dan di elusnya dengan lembut.
"Iya, sebentar lagi aku akan menjadi Abba dan kamu jadi, Umma." Syahla langsung tersipu mendengar hal itu. Begitupun dengan Usman dan juga Fatimah yang tak henti-hentinya menyunggingkan senyum kepada Syahla.
Di saat mereka sedang menikmati momen kebahagiaan, seorang lelaki dengan tampang ustadz masuk ke ruangan tersebut. Namun, Syahla merasa ada yang aneh ketika suaminya memasang tampang tidak suka terhadap lelaki itu.
"Assalamu'alaikum, Afwan Ustadz, bisakah saya berbicara dengan ustadz?" tanya Zafran kepada Usman.
"Wa'alaikumussalam, boleh. Silakan duduk, Ustadz Zafran." Perintah dari Usman itu langsung di lakukan oleh Zafran. Ia mengambil duduk di sebelah Arsyad.
"Ada apa Us?"
Menghela napas panjang, Zafran memberanikan diri untuk menatap wajah penuh wibawa Usman. Lama ia terdiam dan hal itu membuat suasana seketika menjadi canggung. Padahal baru saja suasana di ruang tamu hangat karena kabar kehamilan Syahla, tapi jika melihat wajah murung Zafran sepertinya lelaki itu sedang ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting.
Syahla dapat melihat tangan Zafran yang tidak berhenti bergerak membuat Syahla paham jika Zafran saat ini sedang sangat gugup. Sebenarnya ada apa sih?
"Jadi begini, Ustadz... saya hanya ingin menyampaikan berita bahwa sebenarnya ustadzah Ameera masih hidup dan tadi beliau menelpon Ali agar Ali menyampaikan keinginan beliau untuk kembali mengajar di sini, tapi karena Ali sedang di rumah sakit, jadilah saya yang menyampaikan berita ini."
Sontak Usman dan Fatimah membulatkan sempurna mata mereka. Berbeda dengan Syahla dan Arsyad yang sudah tahu kalau Ameera masih hidup, tapi mereka tidak menyangka kalau Ameera bakal mengajar di pondok ini lagi. Kini ada perasaan takut jika Ameera benar-benar akan merebut suaminya. Ia takut, takut jika hal itu terjadi karena Ameera masih mencintai suaminya bahkan tidak bisa hidup tanpa Arsyad.
Melihat kekagetan dari pancaran mata Usman dan Fatimah, Zafran semakin bertambah rasa gugupnya. Ia tidak tahu ada masalah apa antara Ameera dan keluarga Arsyad. Ia jika sempat bingung ketika Ali mewanti-wanti Zafran agar berhati-hati dalam menyampaikan berita ini.
"Astaghfirullah..." keluh Fatimah dengan tubuh yang lemas.
"Mana mungkin Ameera masih hidup?" Usman masih saja syok dengan kabar ini.
"Ustadz Zafran, terima kasih karena telah menyampaikan berita ini. Sekarang anda boleh pergi."
"Baik, ustadz."
Zafran yang merasa tugasnya telah terpenuhi lantas meninggalkan ruang tamu ini. Suasana masih sama, tegang dan penuh tanda tanya. Namun, Usman akhirnya mengalihkan pandangannya kepada Arsyad.
"Kamu udah tau berita ini, Ar?" tanya Usman tanpa basa-basi karena seperti yang ia lihat Arsyad tidak kaget dengan berita barusan.
"Iya, Bi, tadi kami sempat ketemu Ameera di supermarket."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Surga Nya ( Tamat )
SpiritualitéBagaimana rasanya jika kita menjadi pengantin pengganti sahabat sendiri? Selamat berkenalan dengan Syahla Alfynatasha, seorang gadis cantik yang memiliki hati sekuat baja. Kepribadian yang dulunya begitu buruk perlahan berubah menjadi lebih baik den...