Tugas seorang suami adalah membuat bahagia istrinya karena seorang istri layaknya dua pasang sayap yang akan mengantarkan suaminya menuju surga.
(Writer)
*
*
Pagi ini Arsyad merasakan sebuah ketenangan jiwa yang selama ini belum pernah ia rasakan. Amarah yang semalam seakan membakar dadanya, kini telah hilang bagaikan di siram menggunakan air yang sangat sejuk. Dan kesejukan itu berasal dari Syahla. Ya, Syahla ternyata telah menjadi separuh dari jiwa Arsyad.
Baru Arsyad menyadari bahwa penyebab kemarahannya kepada Syahla ketika melihat Syahla dekat Angga adalah karena ia merasa cemburu dan cemburu itu di sebabkan oleh cinta. Arsyad telah mencintai Syahla sejak dua bulan yang lalu, bulan di mana ia pertama kali merasa marah saat melihat Syahla di jemput oleh Angga.
Sambil tersenyum, Arsyad membuka matanya. Ia ingin melihat wajah cantik istrinya itu menyambut paginya. Arsyad membayangkan jika Syahla saat ini masih terlelap di sampingnya.
"Syahla?" Arsyad mengernyit ketika ia tidak mendapati Syahla di sampingnya. Akhirnya ia beranjak ke kamar mandi untuk mencari Syahla. Namun, Syahla juga tidak ada di sana.
"Mungkin lagi masak." Arsyad kembali tersenyum membayangkan Syahla yang sedang memasak dengan topi chef nya. Arsyad segera menutupi tubuhnya dengan handuk berbentuk piyama, lalu ia keluar dari kamar.
Hati Arsyad begitu senang pagi ini. Ia tidak sabar untuk memeluk Syahla yang sedang memasak di dapur itu. Kalau saja Arsyad tahu tentang perasaannya ini sejak dulu, ia pasti sudah bersikap romantis dari dulu. Senyuman terus merekah di bibir Arsyad ketika ia hampir sampai di dapur.
Sepi. Itu kesan pertama yang Arsyad temukan. Kenapa Syahla tidak ada di mana-mana? Apa mungkin ia sudah berangkat kerja? Arsyad harus menemukannya! Ia sangat merindukan Syahla sekarang.
Arsyad kembali ke kamar untuk mandi dan berganti baju, setelah itu ia langsung turun dan menaiki mobilnya. Arsyad melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar ia bisa segera sampai di tempat tujuan.
"Hadiah. Iya, aku harus memberikan hadiah buat Syahla." Arsyad menepikan mobilnya di toko serba ada. Ia bermaksud untuk memberikan kue untuk Syahla mengingat Syahla sangat doyan makanan manis.
Setelah mendapatkan kuenya, Arsyad kembali melajukan mobilnya. Tidak sampai tiga puluh menit, Arsyad sudah sampai di depan butik milik Syahla. Arsyad menatap gedung berlantai dua itu sambil menghela napas.
Ketika Arsyad masuk, ia di sambut oleh beberapa karyawan Syahla. "Syahlanya ada?" tanya Arsyad kepada salah satu karyawan.
"Mohon maaf, pak. Mba Syahlanya kok belum datang."
Arsyad mengernyitkan dahi. Ini sudah pukul 10.00. Tidak biasanya Syahla datang terlambat. "Baiklah, terima kasih."
Di dalam mobil, Arsyad menghela napas dan membuangnya kasar. Ia mengusap wajahnya frustasi ketika tidak menemukan Syahla. Tadi ketika Arsyad mencari Syahla di seluruh penjuru rumah pun Syahla tidak ada. Di mana Syahla sekarang? Apakah sedang berkunjung ke rumah orang tuanya? Oke, Arsyad akan kesana.
***
"Syahla ngga pernah pulang semenjak dia tinggal sama kamu, nak," ucap Zainab setelah Arsyad bertanya tentang keberadaan Syahla.
"Terus Syahla di mana? Dia ngga ada di rumah dan di tempat kerja. Sekarang dia juga ngga di sini? Ummi, Syahla di mana?" Terlihat sekali wajah cemas Arsyad ketika ia berkata sambil terus mengusap rambutnya.
Drrrt...drrtt...
Sebuah panggilan masuk. Arsyad berharap itu adalah Syahla, tetapi itu adalah umminya. Ummi Fatimah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Surga Nya ( Tamat )
SpirituellesBagaimana rasanya jika kita menjadi pengantin pengganti sahabat sendiri? Selamat berkenalan dengan Syahla Alfynatasha, seorang gadis cantik yang memiliki hati sekuat baja. Kepribadian yang dulunya begitu buruk perlahan berubah menjadi lebih baik den...