BAB 30

1.7K 32 1
                                    

Hadirkan lah Allah di setiap masa sulit dan bahagia mu.

(Sayap Surga Nya)

*

*

Ameera menampilkan senyum manisnya seperti yang dulu selalu ia suguhkan untuk Arsyad. Namun, ada gurat kekecewaan di wajahnya ketika Arsyad tidak tersenyum kembali padanya. Mata Arsyad langsung beralih kepada Syahla yang tampak diam seribu bahasa di samping meja makan tadi. Arsyad dengan langkah cepat menghampiri Syahla, kemudian memeluknya.

"Kamu ngga papa, sayang? Dari tadi aku telpon kamu ngga jawab. Mas khawatir tau." Arsyad mengamati Syahla yang tampaknya agak sedikit pucat itu. Di saat Arsyad hendak mengelus pipi Syahla, mendadak Syahla menepis tangan Arsyad dan membuat Arsyad sangat kaget di buatnya.

"Hoeekk..." Syahla mengeluarkan suara seperti orang muntah, tapi ia berhasil menahan agar tidak muntah di tempat umum. Akhirnya Syahla langsung berlari ke kamar mandi dan di ikuti oleh Arsyad. Ameera yang melihat adegan itu langsung tersayat hatinya. Ia menatap nanar punggung Arsyad yang sudah menjauh.

Di dalam kamar mandi, Syahla mengernyitkan dahinya ketika rasa mualnya hilang seketika. Ah, mungkin maag Syahla lagi kambuh karena memang sejak tadi pagi Syahla belum sarapan. Ia terlalu suntuk di rumah akhir-akhir ini karena Arsyad yang sering tidak mau di tinggal.

"Sayang, kamu kenapa? Kamu sakit?"

Mata Syahla membelalak ketika rasa mualnya kini datang kembali, ia pun langsung masuk ke dalam kamar mandi lagi dan anehnya rasa mual itu hilang kembali. Ini kenapa sih? Masa iya Syahla di permainkan oleh rasa mual? Menyebalkan sekali! Syahla pun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang masih pucat itu.

"Udah enakan? Kita ke dokter aja, yuk?" tawar Arsyad dengan sorot mata khawatir. Ia takut kalau istrinya itu sedang sakit. Ajakan Arsyad ini mendapatkan anggukan oleh Syahla. Namun, saat Arsyad merangkul bahu Syahla, sebuah ledakan tumpah membasahi jas Arsyad. Ya, Syahla muntah di jas Arsyad.

"Mas, maa--hoeekk..." Kalimat maaf itu terputus karena Syahla yang tidak berhenti memuntahkan isi perutnya di jas Arsyad. Sebenarnya Arsyad merasa sedikit risih, tapi ia tidak mungkin mendorong Syahla agar menjauh. Alhasil Arsyad hanya diam sambil mengelus punggung Syahla.

Setelah merasa mualnya mereda, Syahla menghentikan aksi muntah-muntahnya itu. Ia menjauh dari tubuh Arsyad dan memandangi jas warna hitam suaminya sudah penuh dengan muntahan yang terlihat begitu menjijikkan. Syahla jadi merasa seperti bayi yang belum punya akal.

"Mas, jas nya--"

Sambil melepas jasnya, Arsyad berkata, "Udah ngga papa. Kita ke dokter, yuk?" Arsyad menggamit tangan Syahla dengan lembut. Kemeja yang di kenakan Arsyad juga tampak basah karena muntahan yang tembus. Syahla semakin merasa bersalah kepada suaminya itu.

***

"Selamat, ya, Bu Syahla sekarang tengah mengandung dan usia kandungannya berjalan 3 Minggu." Dokter di depan Syahla itu menyunggingkan senyum dan menatap ke arah Syahla dan Arsyad bergantian.

"Alhamdulillah Ya Allah." Arsyad menatap istri cantiknya itu dengan tatapan haru.

"Jadi penyebab istri saya selalu mual saat lihat saya itu karena dia hamil?" selidik Arsyad yang di balas anggukan kecil oleh sang dokter.

"Ini vitaminnya di minum setiap pagi, ya, Bu." Dokter itu menyerahkan pelastik klip kepada Syahla.

Setelah semuanya selesai, Arsyad dan Syahla berpamitan kepada dokter itu untuk pulang. Mereka berjalan bergandengan sepanjang koridor rumah sakit. Sesampainya di parkiran, Arsyad seperti biasa membukakan pintu untuk Syahla, kemudian ia naik ke ke dalam mobil.

Tangan Arsyad bergerak untuk menggenggam tangan kecil Syahla sambil dirinya tetap fokus mengemudi. "Akhirnya ada dedek juga di perut kamu, sayang."

Syahla tersenyum kecil dan menoleh ke arah suaminya. "Iya, sayang, Alhamdulillah."

Mereka kembali terdiam. Hanya deru mobil saja yang terdengar. Syahla terus saja memandangi perut ratanya sambil tersenyum penuh kasih sayang. Namun, hatinya kembali gelisah mengingat Ameera yang datang kembali ke kehidupannya. Apalagi Ameera dengsn terus terang mengatakan kalau dirinya masih mencintai Arsyad. Takut, Syahla takut jika Ameera akan merebut suaminya.

"Ada apa, sayang?" tanya Arsyad ketika ia tidak sengaja mendapati istrinya terlihat gelisah.

"Aku...takut."

Arsyad memelankan laju mobilnya. "Takut kenapa?"

Menghela napas panjang, Syahla menoleh ke arah suaminya dengan perasaan gamang. "Ameera bilang kalau dia masih cinta sama kamu dan...dia menginginkan posisi sebagai istri kedua dari kamu." ucap Syahla dan akhirnya ia menunduk lemas.

Sadar sang istri tidak baik-baik saja, Arsyad menepikan mobilnya di jalan yang sepi ini. Ia menghela napas dan menoleh ke arah Syahla. Di angkatnya dagu sang istri dengan pelan agar Syahla melihat ke arahnya. Arsyad begitu lembut menatap wajah Syahla yang terlihat sangat khawatir itu.

"Sayang, dengerin aku, ya? Aku ngga akan ninggalin kamu apapun yang terjadi, walaupun Ameera hadir kembali. Dulu memang aku cinta sama Ameera, tapi sekarang hati aku cuma di isi oleh kamu, Syahla. Pikiran aku cuma penuh sama kamu dan anak kita."

Mendengar hal itu hati Syahla sedikit menghangat. "Makasih, sayang." Syahla menghamburkan dirinya ke pelukan sang suami.

"Kita ke pondok, ya? Kita kasih tau Ummi sama Abi kalau kamu hamil. Mereka pasti bakalan seneng banget."

Syahla mengangguk saja dan melepaskan pelukannya. Sebelum Arsyad kembali melajukan mobil, ia terlebih dahulu menangkup wajah sang istri dan mencium pipinya serta keningnya dengan ciuman yang lembut. Tak lupa Arsyad membungkukkan tubuhnya dan mencium perut Syahla yang masih rata itu.



*





*




Udah lama banget ngga up karena aku beneran lagi sibuk bangeeettt. Ramein yah kalau kalian suka cerita aku😘😘

Sayap Surga Nya ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang