Ketulusan dan kesabaran akan membuahkan kebahagiaan yang tiada tara.
(Sayap Surga Nya)
*
*
Syahla Pov
"Kila, hati-hati, nak!" teriakku ketika Kila, anakku yang sudah berusia 2 tahun itu berlarian menuju ibu yang sudah mengandungnya selama sembilan bulan lebih. Ia berlari sambil membuka tangannya lebar dan meneriakkan panggilan seorang anak kepada ibunya.
"Ummi!" Killa melompat kedalam pelukan Ameera. Seketika itu Ameera langsung membopong Killa dan berputar-putar, hingga membuat Killa tertawa bahagia.
"Ummi udah! Killa pucing!"
Aku terkekeh melihat ekspresi Killa yang terlihat begitu pusing itu. Aku menghampiri Ameera yang sedang melemparkan senyum kepadaku itu.
"Sini-sini, anak Umma pusing, ya?" tanyaku sambil merentangkan tanganku, membuat Killa berpindah ke gendonganku.
"Sampai di Indo jam berapa mir?"
"Tadi jam tujuh pagi, Syah."
Aku mengangguk, lalu menuntun Ameera untuk duduk di kursi taman. Aku senang melihat kehadirannya setelah satu tahun ia meninggalkan Idonesia. Kepergiannya ke Mesir adalah karena ia ingin aku dan Arsyad fokus menjaga Killa tanpa ada gangguan dari Ameera.
Semenjak itu juga, aku dan Arsyad pindah ke Bandung. Ini kami lakukan agar kami mendapatkan suasana baru untuk memulai hidup baru. Kami tidak ingin ada bayang-bayang masa lalu dalam rumah tangga kami.
"Mau minum apa?" tanyaku ketika Ameera sedang memainkan rambut tipis milik Killa.
"Hmm, teh hangat saja, Syah."
"Oke," ucapku, lalu beranjak dari tempat duduk sembari menyerahkan Killa kepada Ameera.
Setelah beberapa menit aku di dapur, aku kembali ke teras dengan membawa dua cangkir teh, setoples brownies kering, dan setoples buah kering. Aku ingat ketika dulu Ameera hampir menghabiskan stok cemilan kesukaanku, jadi skarang aku bawakan cemilan yang sama pula.
"Kapan Killa mau di pakein kerudung, Syah?" tanya Ameera ketika aku hendak duduk kembali.
"Sebenarnya Killa udah pakai kalau keluar rumah, Mir," ucapku sambil meringis. Ku lihat ia tersenyum, lalu mengalihkan kembali pandangannya kepada Killa.
"Lusa aku menikah, Syah."
Hampir saja aku tersedak buah tin kering karena ucapan Ameera barusan. Ia tidak pernah mengatakan hal itu ketika kami sedang berkabar melalui telpon ataupun chat whatsApp.
"Lho, lho, mendadak banget, Mir?"
Menghela napas, Ameera menurunkan Killa dari pangkuannya karena Killa terlihat ingin bermain dengan hamster di sebelahnya itu.
"Bulan lalu, aku taaruf sama seorang lelaki, Syah. Sebenarnya aku belum pengen nikah, tapi Ibu maksa aku buat segera nikah."
Aku mengangguk-angguk. "Terus? Kamu langsung setuju buat nikah gitu?"
"Enggak, Syah. Aku minta waktu beberapa hari buat mutusin karena hati aku bimbang banget."
Ameera menyeruput teh yang telah ku sediakan itu sebelum ia melanjutkan ceritanya.
"Lalu suatu malam, aku ketiduran setelah sholat istikharah, Syah, dan aku melihat lelaki yang mengajakku taaruf itu dalam mimpi ku. Ngga hanya satu kali aku mimpiin dia, tapi berkali-kali, Syah. Karena aku yakin itu jawaban dari Allah, jadi aku nerima dia, Syah."
![](https://img.wattpad.com/cover/322365492-288-k194947.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Surga Nya ( Tamat )
SpiritualBagaimana rasanya jika kita menjadi pengantin pengganti sahabat sendiri? Selamat berkenalan dengan Syahla Alfynatasha, seorang gadis cantik yang memiliki hati sekuat baja. Kepribadian yang dulunya begitu buruk perlahan berubah menjadi lebih baik den...