BAB 19

2.2K 63 0
                                    

Tugas seorang suami adalah membuat bahagia istrinya karena seorang istri layaknya dua pasang sayap yang akan mengantarkan suaminya menuju surga.

(Writer)

*

*

Syahla dan Angga semakin dekat dua bulan belakangan ini. Terkadang Angga akan mentraktir Syahla untuk makan malam dan juga mengantar Syahla pulang karena sekarang mereka adalah rekan bisnis. Kini seperempat modal di butik Syahla adalah dari Angga. Tentu saja ini Angga lakukan agar ia bisa dekat dengan Syahla mengingat Arsyad tidak mencintai Syahla. Pernah suatu hari Angga melihat Syahla menangis sambil memaki-maki suaminya di pinggir danau yang sepi. Danau itu adalah miliknya, jadi ia bisa datang kapan saja ke danau itu.

Kedekatan mereka berdua ternyata membuahkan kemarahan pada diri Arsyad, walaupun Arsyad tidak pernah memperlihatkan itu di hadapan Syahla, tapi hatinya selalu panas ketika melihat Syahla sering di antar pulang oleh Angga. Parahnya lagi, Syahla sekarang sangat cuek kepada Arsyad. Padahal Arsyad sering marah kepadanya.

Malam ini Syahla sengaja ingin menceritakan perubahan sikap Arsyad kepada Loli. Mereka sudah sepakat bertemu di kafe tempat mereka biasa nongkrong. Sambil membaca novel, Syahla mengamati keadaan sekitar yang begitu ramai akan pengunjung di kafe ini.

"Hey, maaf, ya, aku telat." Loli meringis.

"Biasa," balas Syahla sambil tetap sibuk membaca novel.

"Eh, katanya lo mau cerita?"

Syahla menengadahkan wajahnya. Ia menghela napas, lalu menyeruput kopi susu hangatnya agar tubuhnya sedikit hangat karena cuaca malam ini begitu dingin.

"Aku ngerasa aneh sama sikap Arsyad."

"Emang kenapa?" tanya Loli sambil menyipitkan matanya dan memajukan kepalanya karena suara Syahla yang begitu pelan.

Syahla menggigit bibir. "Dia sekarang udah kayak ummi aja. Aku mau kemana-mana pasti selalu di tanyain. Kalau pulang di atas jam sembilan malam, dia juga marah. Apalagi kalau pulangnya di antar Angga, wahh, dia murka gitu."

Secercah senyum muncul di wajah Loli. Ia paham dengan apa yang terjadi kepada Arsyad.

"Keknya dia udah ngerasa cemburu, deh, Syah."

Mata Syahla membulat. Hampir saja ia tersedak kopinya. "Masa iya, sih?"

Loli menyenderkan tubuhnya ke kursi. Ia terdiam beberapa saat sembari menatap Syahla.

"Bisa lah. Hati manusia itu dinamis, Syahla. Ngga mungkin Arsyad bakalan bertahan dengan cinta kepada Ameera sedangkan kamu hidup bersamanya setiap hari. Tresno jalaran Soko kulino!"

Widihh, pakai bahasa Jawa segala si Loli. Tapi memang benar kalau cinta itu muncul karena terbiasa bersama.

"Terus aku harus gimana, dong?"

Loli tersenyum miring. Ia melihat seorang pria tampan sedang berdiri di luar kafe. Sepertinya ia sedang menunggu Syahla. Loli mengerling ke luar jendela agar Syahla juga ikut melihat ke luar jendela.

"Angga?"

Loli mengangguk. "Manfaatin dia, Syah!"

"Ngawur aja kamu! Kalau dia punya pacar gimana?"

Bola mata Loli berputar, lalu Loli berdecak. Ia merasa gemas dengan Syahla yang tampak begitu polos. Masa iya dia tidak paham yang mana orang yang cinta dan juga orang yang cemburu?

"Kalau dia punya pacar ya ngga mungkin dia deketin, Lo, dodol!"

"Eh, iya juga, ya?"

"Nah, makanya."

Sayap Surga Nya ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang