Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan
( Q.S Al-Baqarah ayat 155)
*
*
Mata Syahla mengerjap pelan untuk mengatur cahaya yang masuk melalui retinanya. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah tembok berwarna serba putih. Saat Syahla mengalihkan pandangannya ke samping kiri, ia mendapati sosok tampan yang tengah duduk sambil merelakan senyum kepada Syahla, kemudian tangannya terulur untuk mengelus kening Syahla.
"Kok aku bisa ada di sini, mas?" tanya Syahla pelan sambil memegangi pelipisnya karena merasa pusing.
"Tadi di pemakaman kamu pinsan dan akhirnya Ummi bawa kamu ke rumah sakit."
Dahi Syahla mengernyit. Sesekali ia mengerjakan matanya kala rasa sakit di kepalanya itu datang seakan menusuk-nusuk kepalanya. "Terus sekarang Ummi di mana?"
"Ummi aku suruh pulang karena suasana masih berkabung. Kasihan Ummi kalau nemenin kamu."
Seketika Syahla teringat akan Abinya yang telah tiada itu. "Abi..." gumam Syahla. Matanya memanas dan juga dadanya terasa sesak.
"Yang sabar, sayang... Abi udah tenang di sana."
Kini Syahla tidak bisa membendung air matanya lagi. "Siapa yang tega membunuh Abi?" tanya Syahla kepada Arsyad.
Menghela napas, kini tangan Arsyad menggenggam erat tangan Syahla. "Nanti aku ceritakan kalau kamu udah sehat, ya?"
"Aku maunya sekarang!" desak Syahla sambil tangisnya semakin pecah. Arsyad yang melihat itu tentu tidak tega terhadap istrinya. Namun, Arsyad akan semakin tidak tega jika ia menceritakan penyebab Taufik di bunuh saat ini dalam kondisi Syahla yang masih lemah.
"Nanti sayang--"
Pintu ruangan Syahla terbuka dan menampakkan sosok wanita yang tidak asing lagi bagi Syahla. Ya, dia adalah Ara, dokter kandungan sekaligus sahabat Arsyad itu kini melempar senyum hangatnya kepada Syahla.
"Bagaimana keadaan istri ku, Ra?"
Senyum hangat itu kembali terpampang di wajah Ara. Menambah kesan wibawanya. "Alhamdulillah janinnya tidak bermasalah. Ternyata penyebab rasa sakit kemarin itu karena makanan yang di konsumsi Syahla." Ara tersenyum jahil ke arah Arsyad.
Pandangan Arsyad kini beralih kepada Syahla, sedangkan Syahla langsung menutup wajahnya dengan selimut rumah sakit guna menghindari tatapan tajam suaminya. Saat ini Syahla bagaikan anak kecil yang tertangkap basah oleh ayahnya karena melakukan sebuah kesalahan. Di lain sisi, Ara mulai terkekeh dengan kelakuan Syahla yang menurutnya sangatlah lucu.
"Umma makan pedas lagi, ya?" selidik Arsyad tanpa membuka selimut yang menutupi wajah Syahla. Dapat Arsyad lihat anggukan kecil dari dalam sana membuat dirinya sebal sekaligus gemas dengan istrinya itu.
"Kan mas udah bilang jangan makan pedas terlalu banyak, sayang."
"..." Syahla hanya diam membatu.
Karena tidak mendapat tanggapan apapun dari Syahla, akhirnya arsyad berbincang sejenak dengan Ara mengenai apa saja yang harus ia lakukan agar Syahla cepat pulih.
"Terima kasih, Ara."
"Oke. Aku pergi dulu, ya, Ar."
Arsyad mengangguk kepada Ara dan menatap kepergian Ara sampai pintu ruangan Syahla di tutup kembali. Setelah itu, Arsyad kembali menghela napas dan mendudukkan dirinya di kursinya tadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/322365492-288-k194947.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Surga Nya ( Tamat )
Tâm linhBagaimana rasanya jika kita menjadi pengantin pengganti sahabat sendiri? Selamat berkenalan dengan Syahla Alfynatasha, seorang gadis cantik yang memiliki hati sekuat baja. Kepribadian yang dulunya begitu buruk perlahan berubah menjadi lebih baik den...