BAB 16

1.9K 61 2
                                        

Ternyata nulis itu ngga segampang yang kita bayangin. Apalagi kalau ada kegiatan lain yang nguras tenaga kita. Duhhh, jadi susah buat bagi waktu nya. Dulu waktu aku pertama publish novel "Sayap Surga Nya," aku pengen up setiap hari. Tapi ternyata aku belum mampu bagi waktu. 😌

Di dunia ini emang ngga ada yang gampang. Contohnya si cantik Syahla aja merasa kesulitan untuk mendapatkan hati seorang Arsyad.🥺🥺

Ada yang nunggu aku up ngga ya? Ngga di tunggu ngga papa deh, lagian nunggu itu berat, hehe...🤭🤭

*

*

"Astaghfirullah, Syah!" Arsyad sontak menutup mata dengan kedua tangannya ketika melihat Syahla hanya memakai handuk setelah mandi.

"Kenapa di tutup matanya?" Syahla merasa bingung.

"Itu, kamu ngga pake baju." Telunjuk Arsyad menuding Syahla.

Syahla menundukkan kepalanya dan ia mengeluarkan senyum seringainya. Ia berjalan mendekati Arsyad, sedangkan Arsyad cepat-cepat membalikkan tubuhnya agar dirinya tidak berhadapan dengan Syahla.

"Arr..."

Drrt, drrttt.

Syahla berdecak sebal ketika hp nya berdering. Padahal ia sedang ingin menggoda iman Arsyad.

"Wa'alaikumussalam, ummi."

"Iya, mi, pukul lima sore sampai sana insyaAllah. Assalamu'alaikum."

Arsyad berbalik dengan matanya yang masih tertutup rapat. Syahla mengambil selimut di sebelah kiri Arsyad guna menutupi tubuhnya. Syahla yang merasa geli dengan tingkah laku Arsyad cepat-cepat menyingkirkan tangan Arsyad yang menutupi kedua mata indahnya.

"Ar, tadi ummi telpon. Katanya ada acara di pondok."

Arsyad bernapas lega ketika ia melihat Syahla yang sudah menutupi  tubuhnya dengan selimut.

"Yaudah, aku siap-siap dulu."

Dahi Syahla mengernyit. Kenapa Arsyad sepertinya tidak pernah menganggap Syahla sudah menjadi bagian dari keluarganya? Fatimah kan mengundang Syahla juga. Bukan hanya Arsyad.

Syahla mengamati Arsyad yang sedang memilih-milih kemeja di lemari pakaian mereka. Cepat-cepat Syahla beranjak ke almari dan mengeluarkan gamis berwarna ungu lavender dengan kerudung yang senada. Setelah itu, Syahla menggantung gamisnya di gantungan yang terletak di samping almari. Syahla berniat untuk men-steam gamisnya.

"Syahla, aku dulu dong yang pakai steam nya. Aku buru-buru soalnya. Takut kalau ummi nunggunya kelamaan lagi."

Dada Syahla bergemuruh. Ingin sekali rasanya Syahla membanting steam yang kini ada di tangannya. Namun ia tahan karena menyayangkan harga steam itu. Apalagi warnanya pink. Warna favorit nya.

"Emang kamu mau kemana?" tanya Syahla sambil men-steam gamisnya.

Kini giliran Arsyad yang mengernyitkan dahi nya.

"Aku mau ke pondok, Syahla. Bukannya tadi ummi telpon kamu dan nyuruh aku buat ke pondok karena ada acara?"

Syahla terkekeh. "Emang cuma kamu yang di undang?"

Lagi. Arsyad mengernyitkan dahinya. Ia tidak paham dengan kalimat Syahla.

"Ayolah Syahla, aku ngga mau ummi marah lagi kayak kemarin."

Kini Syahla tidak bisa menahan amarahnya lagi. Arsyad itu sebenarnya menganggap Syahla apa, sih? Pembantu rumah tangga? Pendamping dalam rumah, atau apa? Syahla sampai geram dengan Arsyad yang tidak mengerti kalau Fatimah itu mengundang mereka berdua.

Sayap Surga Nya ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang