BAB 9

2K 59 2
                                        

Bersikap dewasa itu ketika hatimu sedih, tetapi bibirmu mampu merekah kan sebuah senyum indah. Sadarlah bahwa orang lain belum tentu ingin mengetahui apa yang sedang kamu rasakan.

(Sayap Surga Nya)

*

*

"Kamu sudah berapa lama sih ngajar di pondok Al-Hasan sampai Arsyad sebegitu naksirnya sama kamu?"

Sore ini Syahla dan Ameera sengaja ingin meluangkan waktu bersama karena bulan depan adalah pernikahan Ameera dengan Arsyad. Jadi mumpung masih punya waktu buat nongkrong bareng teman, kenapa tidak?

"Setelah lulus S2 dari Mesir, aku langsung ngajar di sana. Sebenarnya aku sama Arsyad udah saling suka waktu masih di bangku kuliah dan akhirnya Arsyad memintaku untuk menjadi pengajar di pondok milik ayahnya."

Sebisa mungkin Syahla tersenyum manis walaupun kegetiran menimpa hatinya. Sakit banget ya rasanya kalau dengar sahabat lagi cerita tentang orang yang kita cinta...

"Alah, paling biar dia bisa lihat kamu setiap hari," goda Syahla. Ia berlagak layaknya tidak ada cinta di dalam hatinya.

Ameera hanya tersenyum sipu mendengar godaan Syahla. Pasalnya memang itulah yang Arsyad inginkan. Bisa melihat Ameera setiap hari.

"Oh, kamu disini rupanya? Aku kira kamu di rumah Syahla. Eh, taunya malah pergi ke kafe ngga ngajak-ngajak."

Tubuh Syahla terasa kaku mendengar suara yang sangat familier. Pasti Arsyad sekarang ada di belakangnya dengan melemparkan senyum hangatnya kepada Ameera. Kalau Syahla melihat mereka duduk berdua di hadapannya sendiri, sudah pasti hati Syahla akan bertambah sakit. Lebih baik Syahla pergi. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Syahla berdiri dari duduknya.

"Eh, ehh, mau kemana kamu?" Dengan cepat Ameera menahan tangan Syahla saat Syahla hendak beranjak.

"Mau pulang, mir."

"Duduk dulu dong. Aku sama Arsyad emang sengaja mau ketemu sama kamu buat desainin gaun pernikahan aku."

Ya Allah, Ya Karim... Untuk sekian kalinya kuatkanlah hati Syahla.

"Hehe, bilang dong! Aku kira kamu mau ngapel." Wajah Syahla tampak riang seperti biasanya. Bagai tidak ada suatu perasaan yang ia sembunyikan.

Akhirnya Syahla kembali mendudukkan bokongnya ke kursi yang berhadapan dengan kursi Ameera. Namun, Syahla menjadi kaku. Tidak seperti tadi yang bisa sedikit lebih enjoy saat ia masih bersama Ameera saja.

"Yaudah sini mad, kamu duduk."

"Mad?" Syahla mengernyit ketika Arsyad sudah duduk di samping Ameera.

"Iya, itu panggilan khusus." Ini Arsyad yang menjawab.

Tentu Syahla merasa iri dengan dua sejoli di hadapannya. Mereka memang tampak sangat serasi.

"Oke, kita mulai. Gambaran kamu tentang desain gaun kamu sendiri mau seperti apa?"

"Syah, aku pengen gaun putih bersih dan banyak mutiaranya. Katanya proses pembentukan mutiara itu sangat lama, tapi kecantikannya ngga lekang oleh waktu, kan?"

Syahla mengangguk.

"Nah, sama seperti kisah cinta kami. Di butuhkan waktu lama untuk bisa menggapai restu kedua orang tua Ahmad, tapi kami selalu percaya bahwa hal indah akan menyapa kami suatu saat nanti."

Jantung Syahla seperti berhenti berdetak. Untuk bernapas pun Syahla seakan lupa caranya. Ia tidak menyangka jika cinta Ameera dan Arsyad begitu kuat. Pantas saja Arsyad tidak tertarik dengan Syahla. Ternyata dia begitu mencintai Ameera sampai menolak perjodohan.

Sayap Surga Nya ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang