Tanda bahwa dia selalu memenuhi pikiran mu adalah ketika kamu masih menyebutnya dalam keadaan terpejam.
(Sayap Surga Nya)
*
*
"Ameeraa..."
Pukul 03.30, Syahla tersadar ketika ia mendengar sayup-sayup suara yang masuk ke telinganya. Dengan mata yang masih setengah terbuka, Syahla mendudukkan tubuhnya. Ia menatap lekat wajah Arsyad. Bibir pria itu bergerak-gerak dan mendesiskan sebuah nama.
"Ameeraa..."
Lagi, Syahla melihat bibir Arsyad mendesiskan nama sahabatnya yang telah meninggal itu. Hati Syahla mendidih karena amarahnya kepada Arsyad. Ya Allah ternyata seorang ustadz juga bisa gagal move on, ya?
Syahla berdecak ketika Arsyad terus memanggil nama Ameera. Syahla memeriksa suhu tubuh Arsyad dengan cara menempelkan punggung tangannya ke kening Arsyad.
"Syukurlah, udah dingin keningnya, jadi aku bisa bangunin Arsyad biar dia ngga ngigau terus."
Syahla mengguncangkan bahu Arsyad agar pria itu segera bangun. Telinganya terasa panas ketika bibir Arsyad terus menggumamkan nama Ameera, Ameera, dan Ameera. Sebal juga, kan, Syahla hidup dengan orang gagal move on seperti Arsyad ini?
"Ish, bangun, Arsyad!" Syahla semakin kencang mengguncangkan bahu Arsyad hingga akhirnya Arsyad yang sedang tenang di alam bawah sadar sana terperanjat kaget.
"Ameera!"
Buset, deh, Arsyad, dia menyebut nama Ameera lagi. Kini amarah Syahla sudah membludak, siap untuk menerkam Arsyad dengan api kemarahannya.
"Mana Ameera?" tanya Syahla sambil melipat tangan dengan tatapan horor ke arah Arsyad.
"Aku--aku, Ameera..." Arsyad gelagapan sambil menatap acak ke segala penjuru ruangan.
Syahla mendengus."Ameera, Amari, Amara, Amarzoni, tuh sekalian kamu nikahin! Jadiin Ameera milik kamu, Ar!"
Arsyad tersentak ketika Syahla berbicara dengan nada tinggi seperti itu. Kali ini Arsyad merasa bersalah lagi kepada Syahla. Mata Arsyad menatap nanar wajah Syahla yang sepertinya sudah frustasi menghadapi Arsyad itu.
"Syahla, aku cuma--"
Syahla tidak mau mengalah, ia dengan cepat memotong perkataan Arsyad. "Aku udah berusaha buat nyelametin Ameera kamu, Ar. Inget ngga waktu aku donorin darah ke Ameera? Itu aku lakukan karena aku sayang Ameera dan aku cinta kamu, Ar! Aku cinta banget sama kamu sampai aku ngga tahan kalau lihat kamu sedih. Padahal aku tuh dari dulu anti banget donor-donorin darah kek gitu."
Arsyad benar-benar terkejut dengan perkataan Syahla. Jadi Syahla sudah mencintainya sebelum mereka menikah? Tapi kenapa Syahla tampak biasa-biasa saja bahkan tetap bersikap riang ketika tahu Arsyad akan menikahi Ameera?
"Kamu udah cinta sama aku dari dulu?"
Syahla terdiam. Ia masih menatap Arsyad dengan tatapan penuh amarah, sedangkan Arsyad menatap Syahla dengan tatapan penuh rasa bersalah. Ia baru menyadari kalau dirinya ternyata sudah menyakiti hati Syahla sebelum pernikahan mereka, lalu di tambah lagi sikapnya yang selalu cuek dan tidak peka pasti menambah rasa sakit di hati Syahla karena Syahla ternyata mencintai Arsyad.
"Banget, Ar," ucap Syahla setelah terdiam agak lama.
"Aku sangat mencintai kamu sampai aku ngga ngelarang kamu tetap mencintai orang lain, Ar. Pernah ngga aku merintahin kamu buat melupakan Ameera? Pernah ngga aku nyuruh kamu buat berhenti cinta sama Ameera? NGGA PERNAH, KAN? Padahal hati aku sakit, Ar. Sakit banget kayak di tusuk-tusuk pakek ribuan jarum!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Surga Nya ( Tamat )
روحانياتBagaimana rasanya jika kita menjadi pengantin pengganti sahabat sendiri? Selamat berkenalan dengan Syahla Alfynatasha, seorang gadis cantik yang memiliki hati sekuat baja. Kepribadian yang dulunya begitu buruk perlahan berubah menjadi lebih baik den...