Seperti apapun kecerdasan seorang lelaki, dia tidak akan bisa memahami seorang perempuan. Karena perempuan adalah makhluk yang penuh teka-teki.
(Sayap Surga Nya)
*
*
Pagi ini Syahla sudah siap untuk memasak. Ia mengenakan apron warna putih dan juga topi memasak ala chef-chef gitu. Syahla dengan antusias memotong-motong sayuran yang sudah tersedia di kulkas rumah. Ia memasak sambil menyanyi dan menari.
Untung saja Syahla sudah terbiasa masak ketika ia kuliah. Walaupun kebanyakan teman dari Syahla mengatakan masakan Syahla terlalu pedas, tapi itu tidak masalah bagi Syahla. Yang penting Syahla bisa memakannya karena memang Syahla penggemar pedas.
Ketika Syahla sedang asyik menggoreng ayam, ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya.
"Sayang, sarapan dulu, yuk!" Syahla berlari dan bergelendot di lengan Arsyad.
Sontak mata Arsyad terbelalak mendapatkan perlakuan seperti itu dari Syahla. Ia tidak menyangka jika Syahla seberani ini padahal dirinya selalu bersikap biasa saja terhadap Syahla.
"Aku buru-buru Syahla. Aku udah di tunggu ummi."
"Iiih, Ar. Masa kamu ngga mau sarapan dulu? Itu namanya ngga menghargai masakan aku sebagai istri kamu."
Arsyad memutar bola matanya malas. Sejujurnya ia adalah pria yang sangat tidak suka dengan sebuah paksaan. Ia berusaha untuk melepaskan tangan Syahla yang melingkari lengannya. Arsyad menatap Syahla dan kaget dengan kostum yang Syahla pakai. Menurutnya itu terlalu norak.
"Iih, kok di lepas sih?" Syahla memonyongkan bibirnya karena Arsyad berhasil melepaskan tangan Syahla dari lengannya.
"Kamu apa-apaan pakai topi gitu?"
"Biar kamu ngerasa punya istri chef."
"Astaghfirullah, terserah kamu aja deh! Aku mau berangkat dulu. Udah di tunggu ummi di pondok."
Ketika Arsyad hampir melangkahkan kakinya, Syahla dengan cepat mencekal tangan Arsyad dan kembali bergelendot di lengan Arsyad.
"Sarapan dulu, Ar."
Arsyad mendengus. "Astaghfirullah, Syahla. Kamu ngertiin aku dikit kenapa, sih? Aku itu buru-buru, Syahla!"
Kesabaran Arsyad habis dan membentak Syahla. Ia tidak peduli dengan perasaan Syahla yang mungkin akan terluka. Arsyad kembali melepaskan tangan Syahla yang melingkari lengannya, kemudian ia mendekat ke meja makan. Ia mencuil ayam goreng buatan Syahla dan memasukkan kedalam mulutnya.
Mata Syahla berbinar melihat Arsyad yang mau memakan masakannya, walaupun hanya sedikit. Tapi itu sudah lebih dari cukup untuk menghilangkan luka hati Syahla akibat bentakan Arsyad tadi.
"Udah aku makan. Aku pergi."
"Eehh..." Lagi dan lagi. Syahla menahan Arsyad untuk pergi. Kali ini ia menghadang jalannya Arsyad dengan membentangkan kedua tangannya.
Arsyad mengusap wajahnya frustasi. Masih pagi-pagi seperti ini sudah di bikin pusing oleh Syahla. "Apa lagi, sih?"
"Salim." Syahla mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis.
Arsyad mengulurkan tangannya kepada Syahla.
"Assalamu'alaikum," ucap Arsyad setelah punggung tangannya di kecup oleh Syahla.
"Wa'alaikumussalam, imam ku." Seperti orang terobsesi, Syahla terus menatap kepergian Arsyad sambil menggigit jarinya.
"Aku bakal terus berjuang buat dapetin hati kamu, suamiku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Surga Nya ( Tamat )
SpiritualBagaimana rasanya jika kita menjadi pengantin pengganti sahabat sendiri? Selamat berkenalan dengan Syahla Alfynatasha, seorang gadis cantik yang memiliki hati sekuat baja. Kepribadian yang dulunya begitu buruk perlahan berubah menjadi lebih baik den...