Di saat hati mulai ikhlas dengan keadaan, di situlah terletak sebuah kebahagiaan yang besar.
(Sayap Surga Nya)
*
*
Arsyad pov
Aku tersenyum melihat perkembangan anakku yang beberapa bulan lagi akan lahir ke dunia. Ku lihat kakinya yang menendang-nendang dengan aktif di dalam perut Ameera, membuat hatiku kian berbunga. Di samping ku terdapat Syahla yang juga sedang tersenyum melihat perkembangan bayi nya. Alhamdulillah, Allah, Engkau memberikan kesehatan kepada bayi kami.
"Debay nya aktif banget!" seru Ameera yang terlihat sangat senang dengan setiap tendangan yang di berikan oleh sang bayi.
"MasyaAllah..." ucap istriku sambil matanya berkaca-kaca.
Setelah beberapa menit USG di lakukan, kami bertiga duduk bersama di hadapan dokter. Dokter itu tersenyum ke arah kami bertiga. Mungkinkah ia mengira jika aku suami yang berpoligami?
"Usia kandungan ibu Ameera sudah tujuh bulan, benar?"
Mendengar pertanyaan itu, sontak kami bertiga mengangguk semua. Hal itu justru membuat Dokter di hadapan kami tersenyum kembali.
"Karena ibu sudah menjelang melahirkan, saya harap bapak Arsyad sering-sering mengajak ibu Ameera jalan-jalan di sore hari. Tentu saja jalan kaki, ya. Agar mempermudahkan Ibu Ameera saat lahiran," ucap dokter itu memberi saran sembari tersenyum penuh makna.
Ku lihat Syahla yang mendadak termenung ketika dokter itu mengira aku suami Ameera. Wajar saja jika ia mengira aku suami Ameera, karena dia bukan dokter keluarga kami. Allah, semoga Syahla engkau lindungi perasaannya.
"Baik, dokter, terima kasih atas sarannya," ucap ku sebelum kami bertiga pamit meninggalkan ruangan.
***
Sore ini, seperti yang di sarankan dokter tadi, mereka bertiga berjalan-jalan ke taman kota. Letaknya tidak jauh dari rumah Arsyad dan Syahla. Berada di tempat ini jujur sama membuat Syahla teringat semua kenangannya dengan Arsyad ketika ia mengalami kehamilan pertamanya.
Dulu mereka sangat romantis, ya, walaupun sekarang mereka tetap romantis, tapi adanya Ameera membuat orang-orang di sekitar taman ini memandang mereka adalah satu keluarga. Telinga Syahla rasanya sangat panas ketika ia mendengar perbincangan pengunjung taman ini.
"Duuh, kok bisa harmonis gitu ya? Padahal istrinya dua"
"Loh, yang hamil malah ngga di gandeng, sih?"
Ada yang berkata jelek, ada juga yang berkata baik. Begitulah manusia. Namun, mau baik ataupun jelek, Syahla tetap tidak suka dengan orang-orang yang terlalu mengurus kehidupan orang lain.
Menghela napas, Syahla berusaha menetralkan hati dan berusaha ikhlas dengan keadaan ini. Sejak awal Ameera tinggal di rumahnya, Syahla belum pernah merasa ikhlas sepenuhnya dengan keadaan yang ia alami. Mungkin kah ia tidak pernah bahagia karena hatinya yang sulit ikhlas? Allah, ampunilah Syahla.
"Ameera..." ucap Syahla yang mendadak berhenti. Ia menoleh ke belakang, ke arah Ameera.
"Sini, jalannya di sampingnya aku," ucap Syahla lagi sambil tersenyum lebar. Ternyata benar kata psikologi. Tersenyum itu bisa mengurangi kegundahan di dalam hati.
"Nanti aku ganggu romantisnya kalian lho, hehe," balas Ameera setengah bercanda.
"Ah, enggak. Ayo, sini!" Syahla mengulurkan tangannya dan langsung di terima oleh Ameera. Hatinya perlahan menghangat dengan suasana sore ini. Apakah ini yang di sebut dengan ke ikhlasan?
Setelah merasa cukup berjalan kaki, Syahla dan Ameera memilih untuk duduk di pinggiran, sedangkan Arsyad memilih untuk jogging. Katanya sudah lama sekali ia tidak berolah raga. Mereka berdua duduk berjejeran sambil bercerita ria.
"Eh, ada pedagang kaki lima itu. Yuk samperin!" seru Syahla yang sudah merasa perutnya keroncongan. Memang dasarnya juga Syahla tidak tahan ketika melihat pedagang kaki lima seperti itu.
Ketika mereka sudah tiba di hadapan pedagang kaki lima itu, mereka melihat dagangannya adalah sosis bakar. Langsung saja mereka memesan jajan kesukaan masing-masing.
"Pak, bakso, sosis jumbo, sama cumi bakar ya. Masing-masing tiga biji. Bumbunya ekstra pedas." Begitu kiranya pesanan Syahla.
Berbeda dengan Ameera yang memesan sosis saja dengan bumbu manis karena ia tidak suka pedas. Tak lupa, Syahla juga memesankan beberapa untuk Arsyad. Terakhir, mereka membeli kopi hangat yang juga di jual oleh pedagang tersebut.
***
Malam ini, Syahla mendapatkan panggilan mendadak dari salah satu pelanggan butiknya. Ia di kabari bahwa pesananya di tambah untuk para bridsmaid pelanggannya, dan harus sudah selesai hari minggu. Padahal sekarang sudah hari jumat. Jadi, mau tidak mau, Syahla harus pergi ke butik untuk menggarap pesanan tersebut.
Untung saja karyawannya masih pada lembur karena pesanan bulan ini sedikit overload. Jadi, Syahla bisa langsung memberitahu para karyawannya untuk menggarap pesanan yang barusan ia terima.
Karena jalanan yang lumayan padat, Syahla akhirnya bisa tiba di butik sekitar jam setengah sembilan malam. Matanya agak berat karena seharian ini Syahla tidak sempat tidur siang, tapi ia harus menahan kantuknya untuk melayani pelanggan.
"Mawar, sini," perintah Syahla yang langsung di turuti oleh mawar.
"Tolong besok kamu belanja kain untuk bridsmaid yang warnanya sama dengan gaun pelanggan kita minggu lalu, ya?"
"Oke, siapp bu!"
Syahla tersenyum puas dengan kecekatan mawar. Tidak salah ia mengangkat mawar sebagai asisten pribadinya.
"Dan gaunnya harus sudah selesai hari minggu besok. Ini desainnya dan jumlahnya enam potong gaun."
"Hah? Minggu besok? Enam gaun?" Mata mawar terbeliak dengan apa yang barusan Syahla katakan.
"Iya, makanya aku sekarang ke sini buat bantuin kalian nyicil kerjaan."
Mawar menghela napas lega. "Haduhh, pokoknya Bu Syahla yang terbaik!" ucap Mawar sambil mengagungkan kedua jempolnya.
***
"Akhh..."
Deg. Jantung Syahla serasa ingin melompat dari tempatnya. Bukan kah itu suara Ameera? Mata Syahla menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul dua dinihari.
"Hiks, Arsyad!"
Kini Syahla langsung berlari ke arah kamarnya. Benar saja, Arsyad sudah tidak ada di kamarnya dan suara itu? Jangan-jangan mereka...
Syahla dengan cepat menggelengkan kepalanya dan langsung menuju kamar Ameera yang berada di bawah. Ia mendapati pintu kamar Ameera yang terbuka dan...
Next part kalau aku lagi ngga sibuk yaaa!
Happy reading😇😇
![](https://img.wattpad.com/cover/322365492-288-k194947.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Surga Nya ( Tamat )
EspiritualBagaimana rasanya jika kita menjadi pengantin pengganti sahabat sendiri? Selamat berkenalan dengan Syahla Alfynatasha, seorang gadis cantik yang memiliki hati sekuat baja. Kepribadian yang dulunya begitu buruk perlahan berubah menjadi lebih baik den...