21. Obsession

83.2K 8.9K 1.4K
                                    

"Urusan kemarin telah selesai?" Tanya Javieer sambil menyandarkan tubuhnya di ambang pintu ruang kerja Jeffrey

Hari mulai menjelang sore, dan si bungsu Barrendic ini tumben sekali mendatangi ruang kerja kakaknya

"Urusan apa?" Tanya Jeffrey berpura pura tak paham

"Ku dengar semalam Kaisar memanggilmu?"

"Oh, kau tau?"

"Para prajurit membicarakannya pagi ini"

"Harusnya itu adalah hal yang dirahasiakan, mulut para prajurit itu begitu tipis. Perlukah aku menjahitnya?"

"Janganlah begitu kejam. Memangnya kau ingin mengambil alih gelar tirani ayah?"

"Mulut hina seperti itu harusnya di robek lalu di jahit dengan benang besi. Setelahnya ditimpa dengan timah panas, begitu panas hingga bibir itu melebur menjadi abu"

"Kau terdengar seperti psikopat gila" Saut Javieer terkekeh

"Setidaknya tidak gila sungguhan karna obsesi menjijikkan" Saut Jeffrey ikut terkekeh

"Kau benar"

"Ada apa kau datang ke ruanganku, membutuhkan sesuatu?"

"Tidak ada. Hanya berniat melihat kesibukanmu, siapa tau diriku ini bisa membantu"

"Bagus. Mau menggantikanku berjaga di perbatasan malam nanti?"

Javieer menggeleng "Tugas besar semacam itu mana bisa diberikan padaku yang masih cukup pemula? Kau pergilah, aku akan membantu pekerjaanmu yang lain nanti"

"Kau benar. Kalau begitu, urus beberapa laporan Duchy ini, jangan lupa perketat keamanan kediaman saat malam nanti"

"Kenapa?" Tanya Javieer mengeryit

"Istriku merasa ada yang tidak beres dan selalu merasa gelisah. Dirinya pagi dan juga siang ini mengadu ketakutan padaku tapi tak mau mengatakan apa alasannya"

"Mungkin seseorang mengganggunya?"

"Ya. Sepertinya memang ada seorang keparat yang mengganggunya" Saut Jeffrey

"Sial sekali ibu membuat kami pisah ranjang seperti ini. Apalagi nanti malam aku harus kembali pergi, aku akan semakin mengetatkan keamanan"

"Benar. Beri keamanan seketat mungkin hingga serangga pun tidak bisa memasuki kamar kakak ipar" Kata Javieer terkekeh kecil

"Javieer"

"Hm?"

"Kau jangan mengganggu kakak iparmu, ku perhatikan dia merasa tidak nyaman denganmu. Saat sarapan dan makan siang tadi ia sampai tidak menghabiskan makanannya"

Javieer terkekeh pelan "Tidak mengganggu. Hanya sedikit menggoda kakak ipar, istrimu itu lucu saat sedang kesal"

"Sudah tau dia istriku bisa bisanya masih bersikap tidak sopan."

"Milik kakak kan, miliku juga. Bukankah sedari dulu memang begitu?"

"Istriku bukanlah sebuah pedang ataupun makanan yang bisa kupinjamkan ataupun berikan kepadamu. Gunakan otakmu yang katanya pintar itu, adik."

"Otakku ini hanya ku gunakan untuk menggapai apa yang ku sukai. Bukankah kau yang paling tau tentang itu?" Javieer terkekeh pelan dan membalikkan tubuhnya

"Aku pergi"

Tepat setelah pintu tertutup, Jeffrey menendang mejanya kasar

Second Life of Duchess Alicia✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang