"KAU PIKIR AKU TIKUS?!" jengkel Jeffery menatap tajam adiknya itu
Javieer meringis "Hanya itu satu satunya cara, kak..."
"Pola penjagaannya selalu berubah, keamanannya sangat ketat. Bahkan di halaman belakang sekalipun sama sekali tidak ada celah. Benar benar sulit ditembus, sepertinya orang orang kediaman Axerion telah menyangka jika kakak akan berusaha menyusup" Jelas Javieer memelas
Jeffery menggeram kesal "Pasti ulah Jecko dan Christian. Memang ipar sialan"
"Aku mengetahui jalan ini saja tanpa disengaja. Rupanya jalan itu adalah pintu keluar trowongan darurat bawah tanah, kak. Untuk masuk ke dalamnya saja aku harus membuat keributan terlebih dahulu agar lolos dari para penjaga"
"Keributan?! Bukankah sudah ku katakan jangan sampai ketahuan? Bagaimana jika ada yang curiga?!" Semprot Jeffery
Javieer menggeleng geleng cepat "Aman kak, aman!"
"Ujung trowongan itu berada di dekat kandang kuda. Jadi ku lempari saja kuda kuda di kandang itu dengan ulat bulu yang ada di atas pohon tempatku bersembunyi. Ku lempari juga ke pakaian beberapa penjaga. Kuda kuda mengamuk karna gatal, para penjaga jadi kurang waspada karna fokusnya terbagi. Saat itulah aku menyusup dan masuk ke trowongan bawah tanah itu" Jelasnya tanpa jeda
"Kakak lihat ini!" Tunjuk Javieer pada kulit tangan dan wajahnya
"Semua bentolan merah di tubuhku ini adalah saksinya! Aku rela dikeroyok ulat bulu demi menjalankan tugas dari kakak"
"Apa tidak ada jalan lain? Kau sungguh sungguh menyuruhku merangkak di trowongan kecil sialan itu, lalu masuk ke ruang bawah tanah dan naik ke lorong ventilasi udara? Setelahnya menyuruhku turun ke kamar Alicia melewati cerobong asap perapian?Apa tidak ada cara yang lebih memalukan dan menyedihkan lagi selain itu?!" Kesal Jeffery
Javieer meringis sambil menggaruk leher belakangnya "Hanya cara itu yang aman, kak"
"Sebelumnya kita juga harus membuat jalan tembus dengan membobol trowongan itu. Tak mungkin kakak masuk melewati ujung trowongan yang ada di dekat kandang kuda. Takutnya mereka telah curiga akan ulat bulu yang tiba tiba berterbangan kemana mana"
Jeffery mendengus "Aku harus membuat trowongan lain yang terhubung pada trowongan itu? Sialan. Itu artinya aku masih belum bisa pergi kesana malam nanti"
"Kakak bersabarlah, aku sudah memperhitungkan dimana titik trowongan yang bisa di bobol. Baiknya kita membangun jalan lain yang agak jauh dari kediaman Axerion. Jika dikerjakan dengan pekerja ahli, mungkin akan selesai dalam tiga hari" Jelas Javieer yang langsung menyerahkan kertas denah lain yang telah ia coret coret sesuai rencana yang ada di kepalanya
"2 hari. Aku mau semuanya selesai dalam dua hari. Bisa gila aku jika terlalu lama" Putusnya menggebu-gebu
Javieer dan Ramon saling melirik, keduanya kompak menelan ludah kasar.
Sungguh. Jangan tanyakan bagaimana bentukan wajah super tertekan mereka...
•••
"Duchess, tidakkah anda bersedia mengunjungi kediaman Barrendic walaupun hanya sekali?" Kata memelas Margo
Mereka baru saja sampai di depan gerbang menjulang kediaman Axerion, tugas Margo selesai sampai disini. Tapi sungguh, ia tak rela pergi...
Enggan kembali menghadapi tuannya yang sedang kerasukan iblis itu
Bahkan jika diminta mengawal Alicia selama 24 jam penuh, Marco pasti akan dengan senang hati menyanggupinya. Sungguh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life of Duchess Alicia✔
Fantasi[CERITA INI SUDAH TERBIT] Part lengkap✅ Lanjutan cerita triplets coming soon di novel sloda kedua✨ "HABISI! HABISI! HABISI!" "BUNUH WANITA HINA ITU!" "WANITA JAHAT PANTAS MATI!" "Kata kata terakhir?" tanya seorang pria gagah berwajah tampan yang men...