Note's : Mayuri milik Nathan

3.1K 226 8
                                    

  Tangisan dari seorang anak perempuan berusia lima tahun itu kian mengencang dimana ia melihat luka di lututnya yang mengeluarkan darah saat ia terjatuh dari sepedanya. Ia melihat ke kanan dan kekiri berusaha mencari orang agar bisa menolongnya, tangisannya makin kencang saat menyadari tidak ada orang lain yang berkeliaran di sekitar komplek perumahannya itu.

  Nasib baik berpihak padanya, seorang anak laki-laki dengan sepeda berwarna biru mulai terlihat hendak menghampirinya dari kejauhan, saat anak itu sampai di depan anak yang jatuh itu ia segara turun dari sepedanya dan menghampiri anak gadis itu.

  "Kaki kamu keluar darah, kakinya keluar darah, kakinya keluar darah" ucap anak laki-laki itu yang terus diulang ulang begitu saja.

  Anak gadis yang kakinya terluka pun makin mengencangkan tangisannya tatkala ia mendengar ucapan dari anak laki laki itu. Mendengar tangisan yang semakin menguat pun membuat anak laki laki itu makin panik.

  "Eh eh eh kamu jangan nangis kamu pulang ama aku oke sepedanya biarin aja disini nanti aku ambil" ucap anak lelaki itu sembari mengulurkan tangannya kepada anak gadis itu.

  "Hueee nda mau, aku nda bisa bangun kaki aku cakitt banget" tangis gadis itu kian memecah saat ia melirik kakinya yang penuh dengan darah.

  Anak lelaki itu pun sedikit berfikir untuk bagaimana cara agar anak gadis ini bisa ia bawa ke rumahnya tanpa perlu berjalan dengan kakinya. Suatu ide pun terlintas di benak anak lelaki itu. Ia mengangkat tubuh anak gadis yang terlihat lebih muda darinya itu.

  "Gapapa, kamu aku gendong aja oke? Jangan nangis cup cup nanti aku kasih permen dirumah, tutup aja mata kamu biar ngga makin sakit" ucap anak lelaki itu sembari menggendong tubuh anak gadis itu di punggungnya.

  Gadis kecil itupun hanya mengangguk sebagai balasannya, ia menutup matanya dan menenggelamkan kepalanya dibahu anak laki laki itu. Anak lelaki itupun tersenyum dengan tindakan si anak gadis dan segara berlari menggendongnya menuju ke arah rumahnya yang tak jauh dari tempat anak itu jatuh tadi, meninggalkan sepeda keduanya yang tergeletak disana.

  Anak laki laki itu terus berlari menggendong anak perempuan itu di punggungnya, tidak memperdulikan keringatnya yang telah membanjiri bajunya karena cuaca yang sangat panas. Ia pun ter senyum ketika melihat rumahnya yang sudah dekat di depan sana, dengan cepat ia menguatkan lariannya menyadari bahwa gadis yang ia gendong itu telah pingsan dalam gendongannya. Ia pun segera memanggil manggil nama sang Bunda yang ia lihat tengah membuka kardus kardus pindahan di teras rumahnya sembari berbincang dengan seseorang yang asing, ia dan sang bunda hanya terhalang pagar yang cukup tinggi dengannya kini.

"Bundaa Bunda buka pagarnya, bunda bunda buka pagarnya" teriak anak lelaki itu dari luar pagar sembari menahan tubuh anak yang ia gendong agar tidak jatuh.

  "Eh itu pasti Nathan sebentar ya buk, iya nak bentar bunda bukain" terdengar suara sang bunda dari balik pagar.

  Tak lama pagar tersebut pun terbuka memperlihatkan anak laki laki itu dengan keringat yang bercucuran deras tengah menggendong anak kecil perempuan di belakangnya. Hal tersebut sontak membuat sang Bunda dan perempuan di belakangnya terkejut apalagi melihat darah yang bercucuran dari lutut sang anak gadis yang tak sadarkan diri itu.

  "YATUHAN NATHAN"
  "YATUHAN AYU"
  Pekik kedua perempuan yang ada di teras itu secara bersamaan.

  Setelah itu Nathan pun tersenyum dengan nafas yang terengah-engah dan melirik ke arah anak gadis di belakangnya.

- K A R T E S I U S -

  Mayuri Chaeana anak kecil itu tengah meringis kesakitan tat kala lukanya diobati oleh sang mama. Sesekali ia memejamkan matanya berusaha untuk menutup matanya agar tidak melihat luka itu kembali. Tak selang beberapa lama, luka itu pun telah tertutup rapat dengan perban putih. Ia hanya menghela nafas menahan rasa sakit dari luka itu.

  "Makannya dek kalau main sepeda jangan meleng, hati-hati aja oke? Nanti kalau Papa sama Kakakmu  udah pulang pasti kaget lihat kamu kayak gini, untung ada yang nolong in kamu lagi" ucap sang Mama sembari mengelus kepala anak itu.

  Anak kecil itu hanya bisa tersenyum sembari mengangguk, tak lama kemudian ia mendengar suara bell rumah yang berbunyi di lantai bawah.

  "Mama kebawah dulu ya sayang? Tunggu sebentar oke?" Ucap sang Mama.

  Kemudian sang mamapun menghilang dibalik pintu kamar gadis itu, gadis itu pun kembali menangis, ia bukan menangis karena lukanya ayolah ia menangis karena teringat akan sepedanya yang entah dimana sekarang.

  Tak lama kemudian ia menghentikan tangisannya tat kala mendengar suara pintu terbuka dan segera menutupi wajahnya dengan selimut. Ia tebak itu bukan bundanya karena bayangan yang ia lihat dari dalam selimut tidaklah setinggi bundanya. Perlahan-lahan ia melihat bayangan itu mendekat padanya dan duduk di area kasur sampingnya.

  "Halo, Yuri ini Nathan"  ucap anak lelaki bernama Nathan itu sembari menyodorkan tangannya di depan selimut yang menutupi wajah anak itu.

  Mayuri pun segera membuka selimutnya secara perlahan lahan dan menunjukan wajahnya yang bengkak kepada anak laki-laki di depannya. Melihat anak gadis di depannya sedang menangis anak laki laki itupun langsung berbaring disamping gadis itu dan memeluk anak gadis itu dengan erat. Membuat anak gadis itu juga memeluk Nathan dengan erat.

  Nathan pun mengelus elus kepala Mayuri guna menenangkan anak gadis itu yang membuat Mayuri sukses nyaman di dalam pelukan anak laki laki bernama Nathan itu.

  "Gapapa oke? Sepedanya udah aku bawa lagi di depan rumah kamu, jangan nangis lagi kalau nangis nanti matanya aku mam" ucap Nathan sembari terkekeh.

  Mayuri pun tersenyum sebagai balasan, mereka tentunya selalu berpelukan bila salah satu dari mereka merasakan hal yang sakit ataupun tidak menyenangkan, pelukan mereka sangat hangat seperti pernah terjadi namun dimana.

  Tanpa mereka sadari, keduanya terlelap disiang hari dengan posisi yang masih berpelukan erat satu sama lain yang sangat lucu seperti panda yang berpelukan. Jangan lupakan tangan kanan Nathan yang setia mengelus rambut Mayuri.


















- K A R T E S I U S -

Kartesius [ChaeMura] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang